NB : Heyyo~ Nayoung kembali lagi! Chapter ini adalah konflik terakhir beserta penyelesaiannya. Jadi, harap dibaca sampai tuntas, ya!
Mungkin chapter ini akan sedikit aneh dan terlalu drama, tetapi Nayoung harap kalian tetap suka, ya. Terutama peran Nayoung di chapter ini benar-benar ... Yaaa ... Begitu, deh. Ehe! :D.
So, Happy Reading, y'all!^^
(Mengingatkan, dalam 5 chapter lagi cerita ini akan tamat).
Nayya mengerucutkan bibir, sudah dua hari ini sang suami tidak menelepon dirinya. Entahlah, hati gadis itu sedikit tidak tenang jika sang pemuda tidak menelepon dan memberi kabar. Seolah ada firasat buruk yang menghampiri.
"Kakak, Kakak ke mana, sih? Apa Kakak lupa sama aku, ya?" Nayya menatap sendu ke arah ponsel-nomor Alif tidak aktif tatkala ia mencoba meneleponnya. "Aku percaya sama Kakak, tapi kalau Kakak tidak telepon, aku jadi khawatir. Kakak baik-baik saja, kan? Apa Kakak jatuh sakit? Atau urusannya terlalu padat sampai Kakak tidak meneleponku? Ini sudah dua hari ...."
Ketika sedang mendumel seperti itu, tiba-tiba saja Nayya merasa mual. Buru-buru, gadis itu pergi ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Sial, di saat seperti ini ia malah mengalami morning sickness.
"Nak, jangan rewel, ya? Ayah belum datang, tidak ada yang bisa menenangkanmu kecuali Buna sekarang." Nayya mengusap perutnya sendiri, mencoba menenangkan calon buah hati mereka. Berhasil, gejolak mual yang dirasakan gadis itu perlahan mereda.
"Nayya?"
Nayya tersentak ketika sang Nenek tiba-tiba bertandang ke kamar sembari mendekati gadis itu. "Kenapa, Nak? Kamu habis muntah? Tadi Nenek sempat mendengarnya,"
"Iya, Nenek, sepertinya Nayya mengalami morning sickness lagi, Alif kecil agak rewel," jawab Nayya dengan jujur, masih dengan kegiatan mengusap perutnya.
"Kasihan cucu Nenek ini," Alifa duduk di sisi ranjang, mengusap perut cucu menantunya dengan lembut. "Halo, Sayang, kamu mau apa, Nak? Kenapa agak rewel, hm?"
Nayya yang diberi afeksi tersebut, hanya bisa tersenyum simpul. Setidaknya, ia tidak terlalu kesepian di sini. Kakek dan Nenek dari Alif sangatlah baik dan perhatian.
"Nenek baru saja selesai membuat Serabi Solo, mau coba makan, Nak? Siapa tahu bayi kalian menyukainya dan tidak menolak," tawar Alifa kemudian. Gadis itu langsung mengangguk dengan semangat.
"Mau Nenek, Nayya sudah lama tidak makan Serabi Solo," cicit Nayya.
"Ya sudah, ikut Nenek ke dapur, ya? Kamu bisa makan serabi buatan Nenek sepuas kamu. Sekalian sarapan."
Akhirnya, kedua insan berjenis kelamin perempuan itu beranjak ke dapur, di mana terhidang Serabi Solo yang baru saja selesai dimasak. Sang gadis yang melihatnya, tentu saja merasa lapar seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny | Kim Seungmin Feat Seol Yoona [SUDAH TERBIT] ☑
RomanceMenjadi seorang dosen di salah satu universitas ternama, Syahki Alifyansyah Maheeza justru menemukan Nayyara Chelsea Dirgantara, takdir indah yang membawa perubahan pada hidupnya. Di tengah perjalanan kisah cinta yang baru terjalin, tiba-tiba saja a...