NB : Heyyo~ Nayoung kembali lagi! Hehehehehe ... Kita memasuki konflik ketujuh, ya! Huhuhu sebenarnya Nayoung tidak tega untuk chapter kali ini, tetapi harus dilakukan diiringi dengan penyelesaian terakhir. Kalian semua sudah siap? ㅠ.ㅠ .
So, Happy Reading, y'all!^^
(Mengingatkan, dalam 6 chapter lagi cerita ini akan tamat).
"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ... Halo, Bunda?" Pagi-pagi buta, selepas shalat subuh, Alif menghubungi sang bunda lantaran ia akan balik ke Jakarta hari ini.
"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh. Bagaimana Nak, kamu jadi pulang hari ini?" balas Syakiela di seberang sana, sekaligus bertanya.
"Iya, Bun. Ini barang-barang sudah Alif bereskan," jawab Alif sembari melirik ke arah kopernya.
"Ya sudah. Bagaimana dengan Nayya, sudah kamu beritahukan juga, Nak?" tanya Syakiela lagi.
"Sudah Bun, semalam menangis dan merengek, tidak mau ditinggal. Tapi Alif sudah coba bujuk pelan-pelan, dan Nayya akhirnya setuju. Sekarang masih tidur, capek menangis," Alif secara spontan mengusap surai sang istri yang masih terlelap dengan nyenyak. "Sebenarnya tidak tega, tapi mau bagaimanapun juga, cuma ini satu-satunya tempat teraman,"
"Iya, Nak. Jangan sampai istri kamu itu terkena imbas, karena selama ini ia tidak tahu apa-apa. Kamu juga harus selesaikan semua, agar tidak berdampak pada rumah tanggamu. Kita akan pergi menemui mereka besok," jelas Syakiela dengan lembut.
"Iya, Bun. Mereka mau mencelakai Nayya lewat Alif, tetapi tidak bisa. Alif jadi takut kalau mereka malah mengincar Nayya secara langsung dan melakukan apa saja, termasuk usaha untuk menggugurkan kandungannya," Alif sedikit panik ketika sang istri bergerak, kemudian mengerang kecil, "Bun, sudah dulu, ya. Nayya kayaknya bakalan bangun,"
"Ya sudah. Qiyamanillah ya, Nak. Jangan lupa makan, karena perjalananmu lumayan jauh. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ...," Syakiela mengucap salam akhirnya.
"Siap Bunda, terima kasih banyak. Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh ...,"
"Eungh ... Kakak, Kakak sudah bangun?" Nayya bertanya dengan suara serak, khas orang baru bangun tidur. "Kakak bicara sama siapa?"
"Iya, saya sudah bangun. Oh, tadi saya telepon Bunda," Alif tersenyum kecil, "Shalat subuh dulu sana. Saya baru pulang dari masjid kebetulan."
Nayya hanya mengangguk patuh, merenggangkan tubuh sejenak, kemudian bangkit dari posisi tidur. Gadis bertubuh mungil itu lantas pergi ke kamar mandi untuk berwudhu, kemudian mulai beribadah di kamar.
Setelah selesai, gadis itu kembali melangkah ke arah sang suami yang tengah bersiap akan mandi-pemuda itu akan pergi sekitar jam tujuh nanti. Alif meremang sejenak ketika sang istri tiba-tiba memeluknya dari belakang dan mengendusi leher laki-laki itu. "Sayang, kamu kenapa, hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny | Kim Seungmin Feat Seol Yoona [SUDAH TERBIT] ☑
RomanceMenjadi seorang dosen di salah satu universitas ternama, Syahki Alifyansyah Maheeza justru menemukan Nayyara Chelsea Dirgantara, takdir indah yang membawa perubahan pada hidupnya. Di tengah perjalanan kisah cinta yang baru terjalin, tiba-tiba saja a...