LEO POV:
"Dek...."
Tak ada jawaban, kai tidur.
Gak mandi.
Saya mengenal keluarganya. Tidak akrab memang karena hubungan kami hanya sebatas saya nasabah asuransi Mr. Ji, ayah Kai alias Ji.
Tidurnya pulas, nafasnya teratur.
Ketika ke Bandung untuk bela sungkawa, saya tidak bertemu Kai. Tapi Mr. Ji dan kedua kakak kai ada, bahkan kami sempat ngobrol juga. Kai di kamar karena keadaannya drop.
Sekarang juga masih kacau.
Fisiknya memang tidur tapi air mata masih netes. Jelas, keadaannya kai belum baik baik saja.
Pubertas mengubah paras Kai, bahkan saya tidak mengenalnya ketika di Bandung.
Dulu dari usia Kai 6 tahun, selalu datang ke jamuan makan malam semua nasabah dari ayahnya. Mama Yasmin, Jo dan Joan. Selalu menyempatkan ngobrol dengan nasabah termasuk saya.
Agency asuransi jiwa yang berpusat di Korea selatan lalu bercabang di Indonesia dan Singapura, menjadi alasan saya bisa mengenal keluarga Mr. Ji. Perusahaan tempat kerja saya adalah nasabah beliau. Setiap tahun ada jamuan makan malam
Berkali kali saya bertemu Kai kecil. Tapi setelah mama Yasmin pindah ke Bandung. Kai sudah tidak pernah lagi ikut acara jamuan makan nasabah.
Sekarang,
Saya merenungkan keadaan saya sendiri. Setelah kedatangan pertama saya ke Solo. Dia tidak tergoda sama sekali. Dan saya terkesan. Anak ini punya hidup yang baik. Tidak 'nakal'.
Saya bukan menghilang, hanya sedang memantapkan hati untuk tidak bermain main dengan perasaan sendiri dan Kai. Jatuh cinta adalah hal yang sempat saya hindari selama 9 tahun belakangan ini.
Hanya ingin tau seberapa jauh perasaan saya ke Kai. Saya tidak mau menyeretnya ke ruang lingkup yang bahkan saya belum memastikan tujuannya.
Keadaan sekarang jelas,
Luka anak ini banyak.
Dia juga belum menemukan siapa dirinya.
Saya kalut dalam pikiran sendiri.
Saya tidak punya nyali untuk membuat tujuan saya serius ke Kai.
Mr. Ji punya aturan, dan mutlak. Bukan karena kekuasaan nya tapi keluarga beliau bukan tandingan saya untuk bisa diluluhkan.
Hormat saya ke Mr. Ji jauh lebih besar daripada ego tentang perasaan jatuh cinta saya yang baru tumbuh.
Maaf Kai.
Saya mundur.
.
.
.
.
.LEO POV:
"Ji sama gw di hotel TL"
"Oke, titip ya gw cuman 2 hari perginya, Senin udah balik Solo" jelas Aga di obrolan telfon kami
"Gw cuti sampai Jumat, urus aja sampai kelar, gw jagain"
"Kerjaan aman?"
"Aman, kalau mr.Ji kesini, kasih tau gw"
"Ga kesini, masih di Malay, Ji masih nangis?"
"Iya" selama telfon berlangsung, pandangan saya ke Kai
.
.
.Aga yang menjelaskan detail tentang problem keluarga Kai. Saya temui Aga di Jakarta. 2 kali kami ketemu, sebelum meninggal nya Mama Kai dan 4 hari sebelum saya kesini.
Aga ada dinas di Dubai, istrinya masih dinas di Pekalongan. Senin sudah kembali ke Indonesia tapi saya putuskan untuk ambil cuti Senin sampai Jumat, kalau saya hitung berarti di Solo dari hari Kamis kemarin hingga minggu depan, 11 hari.
Saya tidak tau pasti tujuan berada disini begitu lama, yang jelas Kai masih berduka. Setidaknya saya ada meski mungkin tidak begitu berarti.
.
.
"Pak....." suara parau Kai hampir tidak terdengar, lirih...
"Mau minum...." pintanya.
"Oke wait..." saya beranjak untuk ambil air mineral
"Habiskan dek"
"Makasih" kai berbaring merem lagi setelah duduk untuk minum
Saya dekati dan saya peluk. Kai menerima perlakuan saya.
"Mama meninggal karena aku" ucap kai sesenggukan.
"No, Tuhan pemilik Mama" ini realita bukan kalimat penenang dari saya.
"Mama pulang ke rumah Tuhan" jelas saya lagi ke Kai
Kai masing nangis meski tinggal isak nafasnya. Saya pijit kecil polipisnya, dia pasti sudah pusing dan migran.
Kacau anak ini.
Kai merem tapi nangis.
.
.
.
Sabtu pagi ini Kai kuliah sampai sore,
"Pindah gedung dek nanti?"
"Ga pak, pindah kelas doang" jawab kai disela sela sarapannya
"Saya antar aja ke kampus, nanti pulang saya jemput. Ga usah bawa mobil jadinya"
"Boleh deh"
-Mas Aga is calling- ..... dilayar hape kai
Kai : iya, udah. Ini udah sarapan
.....
Kai : aku nginep di hotel sama temen. Bolehkan? Kata Mba Anggi boleh.
.....
Kai : iyaaaaaaaa, beneran sarapan mas, ishhh
......
Kai : oke. Bye
"Siapa temen mu dek?" Moment ini pas buat bercanda sama Kai.
"......" ga jawab tapi nunjuk saya pake majuin bibir dan naikin mata ke arah saya
HAHAHAHAHA, seperti ini saja saya terpesona.
Menggemaskan.
.
.
.
.Note:
Hai... Ini tivery,...
Si Bocah ngeyel bernama Kai itu sampai detik ini masih kekeh mau ngelanjutin Chapter. But, akunya galak. Sumpah!, dia Batu banget dibilangin jangan dipaksain, tapi tetep aja gitu...
Hari ini dia bahkan masih niat mau nyelesein 4chapter lagi.
Bodo amat, Bingung aku udah kehabisan kata-kata mau gimana.Akhirnya aku tegesin, mau dia send 10chapter sekaligus dalam sehari yang bakal aku Up cuma dua.
Sekarang aku yang mutusin ya, maksimal hanya dua chapter sehari.
NGERTI GAK Deeek????
Maaf, aku harus ambil langkah tegas kayak gini karna menurutku Kai better istirahat. Entah nanti dijelasin sama dia atau gak di chapter, but aku tau realnya dia memang harus jaga kesehatan.
Oke, Maaf ya aku galak hari ini...
Love you all.... 😘😘😘
Bonus: Kai gak tau aku Up foto ini 😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Tak Sempurna (End)
РазноеHanya tentang aku dan abang. Yang setiap hari belajar cara memahami satu sama lain. Berusaha menurunkan ego masing masing. Dan bersikap sedikit lebih baik dari hari kemarin untuk satu sama lain. Bukan cerita yang indah setiap harinya. Kisah yang jau...