37. Aku Happy

4.7K 517 9
                                    








Gw bukan sok pahlawan, tapi ada banyak faktor yang sudah gw pertimbangkan.

Suami alm mama, Abi adalah anak tunggal. Jadi jelas tidak punya saudara dan orang tua lagi.

Alm mama punya 6 saudara kandung.

Setelah mereka Menikah. Mereka tinggal di satu kawasan atau yayasan yang dimana tanah nya adalah hibah dari ‘orang lain’ yang mempercayakan di huni, digunakan dan di olah oleh keluarga besar alm mama. Yap berarti ke kakek nenek dari alm mama ku kan?

Bener.

Saat ini tinggal kakek yang masih ada. Tapi itu juga sudah lumpuh dan lupa nama anak cucu cicit.

Keluarga besar ku dari alm mama berarti ada keluarga alm mama, kakek dan 6 keluarga lainnya tinggal di tanah hibah tersebut beserta semua usaha usaha nya kaya yayasan, pertanian dll. Tapi bangunannya milik keluarga besar alm mama.

Paham kah??

Sebelum alm mama meninggal, tanah hibah ini secara mendadak mau di jual oleh pemilik aslinya, dan hasilnya mau di bagi rata oleh keluarga besar si pemilik aslinya.

Kalau urusan kenapa kog ini dan itu, gw ga akan jelasin. Itu privasi mereka juga.

Pada intinya adalah sekarang mau ga mau keluarga besar alm mama harus bayar semua tanah kawasan tersebut atau merelakan di ambil dan pindah padahal bangunan sah milik keluarga besar alm mama.

Pilihan terbaik adalah membayar semua tanah hibah.

Jadi keadaan sekarang ya nyari dana untuk bayarin itu.

Jelas kan? Berarti mau ga mau gw harus ikut nanggung permasalahan mereka. Jadi gw milih untuk ngebawa 4 anak alm mama dan Abi untuk gw ‘Hidupin’.

INI LANGKAH DAN PILIHAN AWAL GW.

Annisa kuliah sambil kerja juga bahkan sebelum alm mama ga ada, dia udah belajar nyari uang. 3 lainnya ya fokus pendidikan.

Annisa, Azizah dan al lail kesehariannya berniqob (cadar) jadi gw harus mikir gimana caranya mereka merasa hidup aman. Mereka punya syariat agama yang harus di jaga.

Berarti harus ada rumah bukan kos-kosan, mereka juga ga mungkin kerja yang bisa ngerusak aturan mereka sendiri. Dan gw juga ga berharap mereka kerja.

Intinya yang bebas ya cuman gw kan.

Mas Aga dan Mba Anggi kasih gw ijin kalau rumah yang biasa gw tempati itu dipake 4 saudara gw. Awalnya gw cuman bilang minjem uang 4 juta buat ngontrak rumah setahun dulu gitu, tapi kena omel dan suruh gw stay di rumah mereka.

Trus gw juga udah negosiasi ke kak Didit soal distro yang mau gw lanjutin. Dibolehkan juga.

Dan banyak hal lain yang gw lakukan biar bisa hidup. Kalau gw cerita detail sesek dada tuh. Jadi sekilas aja ya 😅

Intinya kan hanya gw punya 4 saudara yang jadi tanggung jawab gw gitu. Mental, hati, pikiran dan fisik mereka harus gw perhatikan. Udah bukan tentang gw doang apalagi urusan soal Leo. Udah ga peduli gw!!!!

Lagian gw juga ga nemu alasan kenapa harus LEO?

Bullshit!!

Bagusnya adalah mereka berempat ga pernah rewel sama sekali. Nurut aja gitu ke gw. Gw tuh sering ya sampai puasa Daud ikut mereka karena padahal gw non muslim.

Rasanya hidup sama mereka itu apa ya? Ya kaya ada orang orang yang nyambut gw pulang gitu. Ada temen ngobrol 24 jam.

Pelan pelan mereka juga ikut nyari uang kaya bikin kue, jajanan pasar terus di titipin atau pas CFD pasti mereka buka lapak.

Happy semuanya sibuk ikut cari uang. Meski ga akan cukup buat biaya kuliah dan sekolah kami berlima.

Jangan ditanya emang mas Aga, keluarga gw dan keluarga alm mama ga nanyain hidup kita?

Ini hanya tentang kita berlima. Kalau gw ceritain detail lagi. Panjang banget, jujur gw capek nginget nya 🤣 .

Ga mau nangis soalnya.

.

.

Setelah pak Leo balik Jakarta, beberapa kali hubungi gw, dan gw cuman angkat call nya 2 kali. Selebihnya gw matikan komunikasi ke pak Leo.

Lagipula gw udah resign dari PT THX. Karena gw dimutasi ke office cabang nya. Tetap freelancer, gw khusus handle Brand Ambasador. Dan gw juga di kasi training Fashion desaign, mulai dari pembuatan benang, kain, pewarnaaan, baju, photoshoot sampai ikut ke penggarapan Film. Pertimbangan big bos karena gw fasih berbahasa asing. Jadi gw diperalat buat negosiasi 🤣🤣🤣.

Gapapa aku Happy karena duitnya lumayan banget!!!!!!

Kisah Tak Sempurna (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang