Bab 14.

336 33 0
                                    

"Terima kasih." Ucap Viera sembari memberikan kantong plastik berwarna putih pada wanita paruh baya.

Setelah wanita itu keluar, Viera mengusap peluh di dahinya dengan cepat. Dengan cekatan ia kembali menata uang yang di terimanya tadi ke dalam kotak uang kasir. Selesai menata, ia melirik keluar melihat apakah ada seseorang yang akan memasuki supermarket atau tidak. Sepi, ini adalah kesempatan baginya untuk melakukan tugasnya yang lain. Ia berjalan memasuki ruang penyimpanan guna mengambil beberapa produk yang akan di tata di rak.

Keluar dari ruangan, ia mengangkat satu kardus berisi kaleng minuman soda. Sedikit kesulitan ia meletakkan kardus itu lalu mulai menata satu-persatu kaleng minuman di dalam lemari pendingin. Kembali ia menata minuman lainnya yang sedikit berantakan karena beberapa pelanggan yang terlalu pilih-pilih dengan mengambil minuman dingin di bagian paling belakang. Entah apa maksud dan tujuan mereka melakukan itu. Setahunya, bagian belakang ataupun depan itu sama saja. Tak ada bedanya jika itu masih produk yang sama.

Lama ia menata dan menyesuaikan dengan label harga yang terpampang, tanpa di sadarinya seorang pria memasuki supermarket. Pria itu menoleh kesana-kemari mencari keberadaan seseorang. Berjalan pelan ia melewati beberapa rak hingga terlihat seorang gadis tengah berjongkok menata minuman dingin di depan lemari pendingin yang terbuka lebar. Dengan cepat ia menghampiri gadis yang di carinya itu.

Merasakan kehadiran seseorang, Viera menoleh dan menemukan seorang pria tengah berdiri tegak di samping dan menatapnya. Sontak ia menghentikan aktivitasnya dan berdiri menghadap pria itu sambil tersenyum ramah. Melihat senyum itu membuat pria di depannya ikut mengulas senyum. Seperti sebelumnya, ia menepuk ringan bahu Viera dua kali lalu bersedekap tangan sambil menatap gadis di depannya dari bawah hingga atas.

"Kau selalu terlihat sibuk yah?." Ucap pria itu mencemooh.

"Sudah kembali, Albert?." Tanya Viera mengabaikan cemoohan pria di depannya.

"Huh, seperti biasa." Jawab Albert sambil menghela nafas panjang.

"Cepat angkat!." Perintah Viera lalu berjalan keluar supermarket.

"Hey hey!. Ini bukan pekerjaanmu, gadis bodoh." Teriak Albert ketika melihat Viera mengangkat kardus yang di ambil dari mobil pick up putih yang di kendarainya tadi.

Albert menatap gusar gadis itu. Gadis itu terlalu giat dalam mengerjakan segala hal. Baru saja tadi pagi mereka berkenalan. Dan hanya butuh waktu beberapa menit saja mereka berinteraksi sebelum ia pergi mengambil barang tadi. Awalnya ia mengira gadis baru itu pemalu, lemah lembut dan tentu sedikit naif. Namun tidak, sekarang ia tahu bahwa Viera tak seperti kebanyakan gadis yang di kenalnya. Tak pemalu, sebaliknya ia seorang pemberani dan berinisiatif. Ia juga mandiri dan penuh dengan semangat. Bahkan untuk mengangkat kardus-kardus berat sendirian pun ia tak kesulitan.

Memang ia sedikit menyukai karakter Viera. Namun itu hanya sedikit, selebihnya ia tak menyukainya. Itu karena setiap pekerjaan, biasanya sudah ada pembagian pekerjaan. Tetapi Viera tak hanya melakukan pekerjaannya sendiri, namun juga melakukan pekerjaannya. Seharusnya gadis itu hanya melakukan pekerjaan di bagian supermarket saja seperti menjadi kasir, melayani pelanggan dan menata barang. Sedangkan untuk mengambil barang dan memindahkannya itu adalah tugasnya.

Karena sifat Viera yang mudah berkomunikasi, membuat keduanya menjadi akrab dalam satu hari saja. Bahkan mereka juga sudah saling mengolok satu sama lain. Dan dalam sehari ini, tanpa sadar Albert mulai merasakan percikan perasaan asing di dalam dirinya. Mungkin itu adalah perasaan suka yang mulai mencuat dalam hatinya setiap berdekatan dengan Viera. Hal itu timbul karena para gadis yang di kenalnya sebelumnya berbeda dengan Viera. Pekerja sebelumnya juga seorang gadis yang ribet. Selain lalai dalam pekerjaan, gadis pekerja dulu itu juga selalu merapikan tatanan rambut dan wajahnya di setiap detik.

𝑺𝔱𝒂𝒚 𝒘𝔦𝔱𝔥 𝒎𝔢.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang