Bab 25.

214 25 2
                                    

Sinar matahari menyorot masuk begitu tirai jendela di sibak lebar-lebar. Membuat kamar yang tadinya remang-remang kini terang. Tak cukup menyibak tirai yang menjuntai, Davis membuka jendela. Membiarkan udara pagi yang khas memenuhi kamar. Sejenak, Davis terdiam di tempat. Memandangi langit yang begitu cerah. Matahari sepenuhnya terekspos dengan awan tipis yang memudar. 

Karena cahaya yang begitu menyorot wajah, Viera yang masih meringkuk di balik selimut bergerak membalik badan. Sedikit mengerang dengan lirih begitu menemukan posisi yang nyaman. Masih merasa sedikit terganggu, ia menarik selimut tebal dengan kasar hingga ujung kepala guna menghalangi pencahayaan yang membuatnya tak nyaman. Tak menyadari keberadaan seseorang yang masih setia berdiri menunggunya.

Melihat tingkah Viera yang tak seperti biasanya, Davis mengerutkan keningnya. Tak seperti biasanya yang selalu bangun lebih awal dan langsung terbangun, kali ini gadis itu tak menghiraukannya. Tetap menutup kedua matanya walaupun merasa terganggu. Merasa khawatir, Davis melangkahkan kakinya mendekati Viera. Kemudian duduk di bibir kasur, tepat di samping gadis itu. Menghela napas panjang, ia meraih ujung selimut dan sedikit menariknya.

Merasakan hembusan angin yang masuk melewati jendela menusuk pori-pori kulit wajah, Viera kembali menarik selimut untuk menutupi wajahnya. Sama seperti sebelumnya, Davis kembali mengusik gadis itu. Tak hanya menarik selimut, juga langsung menarik lengan Viera. Hingga tubuh gadis itu berbalik menghadap dirinya dan tertarik mendekat. Tanpa rasa kasihan ia membuang selimut itu ke lantai. 

Seketika, Viera tersentak kaget. Dengan napas tercekat ia mencoba untuk melepaskan rengkuhan kuat Davis. Erangan kesal terdengar keras begitu pelukan pria itu semakin menguat. Seakan ingin meremukkan tubuh kecil miliknya. Kedua lengan kekar Davis semakin kuat melingkar di pinggang rampingnya. Merasa sesak napas, Viera memukul dada bidang Davis berkali-kali. 

Puas membuat Viera naik darah di pagi hari, Davis melepaskan pelukannya. Dengan posisi tubuh yang masih miring menghadap Viera, ia menompang kepalanya. Menatap lekat wajah berantakan gadis itu. Tak perlu bersusah payah membangunkan Viera dengan meninggikan suara layaknya seorang ibu yang membangunkan anaknya. Hanya bermodal pelukan hangat andalannya, ia bisa membuat Viera kalah di dalam dekapan hangatnya. 

"Kau bangun?. Pelukanku kurang menghangatkan tubuhmu?." Ucap Davis khas suara berat di pagi hari.

"Kau ingin membunuhku?. Tubuhku hampir remuk." Protes Viera lalu duduk membelakangi Davis.

Di tengah kegiatan gadisnya merapikan rambut yang berantakan, Davis kembali melingkarkan salah satu lengannya pada pinggang ramping Viera. Tak memberi kesempatan pada Viera untuk protes, ia langsung menariknya. Memeluk gadis itu seperti sebelumnya, namun dengan lembut. Memejamkan kedua matanya, menghirup aroma wangi yang membuatnya candu. Mengurai rasa rindu sejak semalam tak bertemu. 

Dalam hati, ingin sekali setiap malam ia menghabiskan waktu bersama gadisnya dengan tidur bersama. Saling berpelukan hingga matahari kembali mencuat dari ujung langit, namun tak bisa. Ia tahu Viera akan semakin risih dengannya walaupun gadis itu hanya sedikit protes dan tak mempermasalahkannya. Untuk sementara ini, ia akan membiarkan Viera terbiasa dengan dirinya. Membuat gadis itu benar-benar sepenuhnya mempercayainya. Hingga bergantung dan tidak bisa menjalani waktu terakhirnya tanpa dirinya.

Viera melirik sekilas Davis yang masih memeluknya dengan nyaman dari belakang. Bergerak membalik tubuhnya menghadap Davis. Dulu, ia merasa risih dengan perlakuan ini. Namun, karena perlakuan ini setiap saat di dapatnya, membuatnya merasa terbiasa. Itu sebabnya ia hanya sedikit protes namun tak mempermasalahkan perlakuan dan apapun yang Davis lakukan padanya. Di tambah dirinya yang mulai mengakui bahwa dirinya menyukai sosok yang selalu bersamanya ini. Selalu membuatnya merasa tak sendirian. Memberikan perasaan tenang dan nyaman.

𝑺𝔱𝒂𝒚 𝒘𝔦𝔱𝔥 𝒎𝔢.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang