"Kali ini jangan melarikan diri." Bisik Karin kemudian menepuk pelan pundak Viera.
Viera termangu di tempat. Benar dugaannya, ia sedang di jodohkan. Tak protes atau memberontak, ia tak berniat sedikit pun untuk menolak. Jika itu memang keputusan kedua orang tuanya, akan ia lakukan dengan sepenuh hati. Tak ada untungnya jika ia menolak dan merengek. Selagi itu membuat mereka senang, ia akan melakukannya.
Kembali sebuah tangan melingkar di pergelangan tangannya. Davis tersenyum lembut lalu menarik gadis yang di gandengnya berjalan keluar rumah. Tanpa ragu Viera berjalan mengikutinya. Segelintir perasaan aneh mulai mencuat di hatinya. Bukan perasaan yang buruk, tetapi perasaan lega. Seolah-olah ia baru saja terbebas dari sesuatu yang selalu membelenggu.
Memang benar, sebenarnya tempat yang ia sebut rumah, tak pernah membuatnya aman. Di sana, ia selalu mendapat kekerasan fisik dan batin. Kebahagiaan sementara yang datang tiba-tiba begitu tak nyata baginya. Semua seperti bukan murni kebahagiaan yang sebenarnya. Kedamaian, keluarga yang harmonis, kasih sayang dan perhatian orang tuanya itu seolah-olah tak berarti apapun baginya. Semua itu berjalan begitu cepat.
Sejenak ia berhenti dan menoleh ke belakang, melihat Morgan dan Karin yang menatapnya dengan tatapan datar. Ekspresi wajah mereka terlihat begitu natural. Tak seperti sebelumnya yang selalu tersenyum dan tertawa di buat-buat. Entah apa arti dari ekspresi mereka. Bahagia? Lega? Atau sebaliknya. Berbeda dari biasanya, tak ada kalimat penyemangat atau khawatir dari Karin. Biasanya, wanita paruh baya itu selalu memberinya wejangan terlebih dahulu sebelum keluar untuk berangkat bekerja. Dan memastikan bahwa dirinya baik-baik saja.
Kembali ia berjalan, memasuki mobil tanpa bersuara. Tak ada yang ingin ia bicarakan dengan Davis. Juga tak mau tau akan di bawa kemana dirinya. Tak mungkin untuk berkencan, melihat pakaian yang di pakai Davis biasa saja. Kembali ia di landa kebingungan ketika mobil mulai melaju. Jika dirinya di bawa pergi entah kemana oleh Davis, lalu kenapa ia harus bersiap dan berdandan cantik?. Bahkan Davis saja memakai pakaian biasa.
Karena tak ada yang bisa di lakukan, ia menyandarkan kepalanya di jendela mobil. Menatap keluar jalanan dan pepohonan. Jalan ini sama dengan jalan yang di lewatinya saat di culik. Ia berkesimpulan bahwa tempat yang di datangi berada di luar kota. Sedikit jauh, atau memang jauh. Dan untuk kedua kalinya setelah sekian lama ia menaiki mobil lagi.
Keheningan mulai menyelimuti keduanya selama beberapa saat. Salah satu di antara mereka tak ada niatan untuk memulai percakapan. Di saat seperti ini, tiba-tiba saja Viera merasa canggung. Jika bersama Albert, mungkin pria itu akan memulai percakapan dengan mencemooh dan mengejeknya. Lalu ia akan membalasnya dengan kalimat sarkas. Berbeda dengan Davis, pria itu hanya diam dan sesekali meliriknya.
"Kau terlihat cantik dengan gaun itu." Puji Davis membuka suara, tak ingin gadis di sampingnya bosan.
"Aku tahu." Jawab Viera tanpa minat.
Viera akui dirinya memang cantik. Itu sebabnya ia sama sekali tak tersipu malu atau terkesan dengan pujian tersebut. Tahu bahwa pujian itu hanya basa-basi karena merasa tak enak membuat dirinya merasa canggung. Dengan ragu ia melirik pria yang sedang fokus mengemudi di sampingnya. Lama ia melirik hingga tak sadar berubah menatap dengan tatapan lekat. Menelusuri setiap inci wajah rupawan itu dengan kedua mata kepalanya.
"Kau menyukaiku?." Ejek Davis dengan percaya diri.
"Wajahmu, sepertinya aku pernah melihatmu sebelumnya." Jawab Viera sambil berusaha mengingat-ingat.
Davis tak menanggapi jawaban gadis itu. Ia tersenyum tipis sambil memutar kemudinya. Tak ingin ia melirik Viera lagi. Bukan karena tak lagi menarik, tetapi hanya ingin membiarkan gadis itu dengan leluasa menatapnya lekat, tanpa harus gelagapan jika terciduk karena lirikan matanya. Biarkan gadis itu mengingat wajah yang familiar. Sengaja ia ingin membuat otak kecil itu mengingat dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝑺𝔱𝒂𝒚 𝒘𝔦𝔱𝔥 𝒎𝔢.
Mystery / ThrillerMemiliki seseorang yang selalu bersama mu tanpa mengetahui bentuk dan rupanya memang sedikit aneh. Hanya keberadaannya saja yang di rasakan namun tidak dengan wujudnya. Aku hanya seorang gadis remaja dengan sosok rahasia yang selalu mengikuti dan m...