Hembusan angin kencang menyapu ranting pohon hingga berterbangan. Bersama hembusan angin kencang itu, sesekali ranting berukuran kecil menghantam kaca jendela yang tertutup rapat. Hawa dingin semakin terasa begitu hujan lebat semakin mengguyur. Membuat aroma khas tanah basah dan suara rintikan air deras mulai menyeruak indera.
Hari ini, tak sama seperti hari sebelumnya, Viera menghabiskan waktunya di dalam kamar. Merebahkan diri di tempat tidur yang lembut dengan selimut yang membalut setengah tubuhnya. Sembari menikmati cuaca yang sudah memburuk sedari pagi buta, ia membaca buku novel yang Davis berikan sebelum pergi.
Setelah membuat sarapan untuknya, Davis menyuruhnya untuk tetap di dalam kamar. Sementara, pria itu akan pergi ke suatu tempat membelah hujan badai yang masih memburuk. Rasa khawatir yang sempat terbesit dalam hati Viera tak membuat Davis mengurungkan niatnya untuk pergi. Sempat Viera mencegahnya, namun seperti biasa ia selalu kalah.
Pada akhirnya, sekarang ia hanya bisa menikmati semua yang selama ini ia impikan dengan tenang. Membaca buku novel di tengah cuaca buruk favoritnya. Sedari dulu, selain ingin bekerja keras dan menghasilkan banyak uang. Ia juga ingin memiliki waktu luang untuk membaca buku di temani cuaca yang di sukainya. Hujan lebat. Hal ini mengingatkannya pada saat ia bertemu dengan Davis dan berteduh bersama.
Masih dengan tatapan mata yang terpaku pada lembaran buku novel, tiba-tiba sebuah ingatan kembali membuatnya tenggelam dalam lamunan. Ingatan kemarin yang tentunya masih membekas di benaknya. Kejadian aneh yang sepertinya hanya ia sendiri yang merasakannya. Seberapa keras ia mencoba untuk melupakan dan menempisnya, hal aneh yang terjadi pada dirinya kemarin benar-benar tak bisa di abaikan.
Mulai merasa bimbang dan ragu. Apa hal aneh yang menimpanya kemarin sebaiknya ia bicarakan dengan Davis?. Mengenal kebiasaan pria itu, kemungkinan besar Davis hanya akan menghibur dan memberinya sesuatu untuk mengalihkan perhatiannya. Pria itu selalu bertingkah aneh jika ia menyinggung tentang mimpi dan melontarkan beberapa pertanyaan.
Seolah tak mendengar apapun, Davis membicarakan topik lain dan terus memberinya perhatian. Sebelum pergi tadi, ia sempat menanyakan kejadian kemarin dan Davis mengabaikannya seperti tak mendengar apapun. Mungkin, pria itu marah padanya jika ia banyak bicara dan bertanya. Itu sebabnya ia di abaikan dan pergi sendirian. Biasanya, kemanapun entah itu pergi keluar, ke dapur, ke ruang tamu bahkan menonton berita di televisi saja selalu mengajaknya. Seperti lem yang selalu lengket padanya di manapun.
Krakkhh...
Sekali lagi ranting kecil menabrak jendela kamar. Karena penasaran akhirnya ia bangkit dari tempat tidur tanpa mengurai balutan selimut tebal dan lembutnya. Kemudian melangkahkan kakinya menuju jendela. Tangan kanannya terangkat sedikit menyibak tirai yang menjuntai. Mengedarkan pandangannya melihat hujan deras yang masih mengamuk. Guyuran airnya sama sekali belum mereda sedikitpun. Dilihat dari seberapa gelap dan tebalnya gumpalan awan yang rata memenuhi langit, tentu hujan badai ini akan bertahan seharian.
Menghela napas gusar. Kekhawatiran pada sosok yang selalu ada di setiap detik waktunya semakin terasa. Raut tak tenang tergurat jelas di wajahnya. Untuk pertama kalinya ia merasakan perasaan ini pada orang lain. Terlebih pada sosok yang sudah lama menguntit dan membawanya pergi dari tempat yang selalu membelenggunya. Walaupun ia yakin tak akan terjadi sesuatu yang buruk pada Davis, tetapi pikiran buruk di dalam otak kecilnya membuat rasa khawatir tak bisa di tempis.
Kembali ia melangkahkan kakinya menuju tempat tidur. Minatnya pada buku novel yang masih terbuka di atas bantal tak ada lagi. Buku novel tak mampu membuat pikirannya teralih. Selain cuaca buruk dan cerita dalam novel yang tidak begitu menarik, juga suasana hatinya yang ikut memburuk. Davis benar-benar sangat berpengaruh pada dirinya. Kini ia semakin merasa yakin bahwa dirinya mulai tertarik pada pria itu. Kekosongan ketika Davis yang sempat menghilang dulu, sekarang kembali terasa saat dirinya di tinggal keluar untuk suatu urusan walau hanya sebentar.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝑺𝔱𝒂𝒚 𝒘𝔦𝔱𝔥 𝒎𝔢.
غموض / إثارةMemiliki seseorang yang selalu bersama mu tanpa mengetahui bentuk dan rupanya memang sedikit aneh. Hanya keberadaannya saja yang di rasakan namun tidak dengan wujudnya. Aku hanya seorang gadis remaja dengan sosok rahasia yang selalu mengikuti dan m...