Langit || 12

5.4K 242 2
                                    

WARNING CERITA RATE 17+ ⚠️

Tempramen, verbal abuse, kissing scene, seksual topik; Maka sangat tidak diperkenankan untuk dibawah umur.

⛔ Jadi, bijaklah dalam membaca cerita ⛔

HAPPY READING! SPAM KOMENNYA yuk! KNP BAB KMREN KOMENNY turun sihh

***

Rainy tersadar dari lamunannya, lalu ia kembali menoleh pada Langit yang masih setia memantau sosok yang sepertinya hendak pergi ke sekolah. "Lang? Udah kan? Ayo pulang. Aku mau jalan-jalan bentar, boleh gak?" Suara Rainy berhasil mengalihkan perhatian Langit.

"Gak," jawabnya singkat.

"Ya udah. Aku mau berangkat sendiri," balas Rainy sambil membuka pintu mobilnya, namun urung setelah mendegar kalimat Langit.

"Oke, fine," ucap Langit final. Lalu ia melajukan mobilnya ke tempat yang Rainy inginkan saat ini. Dalam diam, Rainy tersenyum dengan rona dipipinya. Lihatlah, Langit menemaninya jalan-jalan di pagi ini.

"Lang," panggilnya, yang dipanggil berdeham.

"Kamu mau nikah kapan?"

"I dunno."

Rainy berdecak pelan, jawaban apa itu? "Iiish serius. Kamu mau nikah kapan? Masa gak mau nikah si?"

"Enggak."

"Ya udah deh. Tapi nanti nikahnya sama aku ya, Lang?" Kalimat Rainy membuat Langit tertawa kecil.

"Diem Rain. Sampai kapanpun itu gak bakalan terjadi. Kita gak bakalan bersama-sama. Paham lo?"

Rainy menghela nafas pelan. "Ya udah deh kalau gitu. Aku cari yang lain aja." Tiba-tiba Langit mengerem mobilnya. Rainy memekik kaget. "Lang! Pelan dong! Kamu kenapa sih?!" Omel Rainy.

Langit langsung menatap tajam Rainy sambil mencengkram dagu Rainy. "Lo yang kenapa? Sok sok an ada cowo yang mau sama lo! Ngaca! You're no more than a bitch!"

Sakit? Iya udah pasti. Tapi entah kenapa ia sudah terbiasa merasakan rasa sakit ini. Satu hal yang membuatnya bertahan; rasa tidak terima atau rasa cemburu Langit padanya.

"Kamu cemburu ya, Lang? Kamu enggak terima kalau aku berhenti ngejar kamu, ya?"

Shit! What she means?! Bisa-bisanya Rainy berkata seperti itu. Memangnya dia siapa?! Bahkan sejak dulu dirinya sudah menolak Rainy.

"Iya kan?"

"Stop, atau kita puter balik?" Ancaman Langit membuatnya diam karena ia tidak ingin kesempatan jalan berdua dengan Langit batal.

"Oke. Aku diem. I'm sorry."

"Good girl."

***
Entah sadar atau tidak, tangan Langit memeluk pinggang Rainy sejak dari parkiran hingga berada di dalam mall. Sedangkan Rainy, tak kuasa menahan debaran hati serta rona di pipinya.

"Lang? Aku mau makan seblak, boleh?" Tanya Rainy menoleh pada Langit.

"Terserah."

"Kamu larang aku gitu kek. Kan itu pedes."

Langit [END ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang