EXTRA PART

5.4K 186 6
                                    

HAPPY READING!!

***
Sungguh, pemandangan setiap hari yang Langit lihat ini masih membuatnya tidak menyangka; membuka kelopak mata yang langsung disuguhi oleh pemandangan istri cantiknya. Tangan kekarnya bergerak mengelus surai Rainy. Memandangi wajah cantik Rainy tidak pernah ada kata bosan dalam hidupnya karena selama ini ia hanya bisa terus bersyukur telah dianugerahi sosok istri yang luar biasa. Dikecupnya kening Rainy sebelum akhirnya ia bangkit dari tidurnya, namun pergerakannya membuat Rainy sedikit terganggu dan kelopak matanya terbuka pelan.

"Mas? Mau kemana ih?" Tanya Rainy terdengar sedikit merengek. Langit dibuat gemas mendengarnya.

"Mau ke bawah, kayaknya Sky udah pulang sekolah."

"Udah biarin aja mas, dia udah gede juga."

Karena terlalu gemas, Langit memberi ciuman diseluruh wajah Rainy, membuat perempuan dua anak itu kualahan. "Mas! Iiih!"

"Masih mau manja hm?" Tanya Langit dengan kedua hidung mereka yang bersentuhan. Tanpa ada rasa malu lagi, Rainy mengangguk pelan. Pekerjaan hari ini sengaja ia kerjakan lebih cepat demi menghabiskan waktunya dengan Rainy. Jadi jangan heran kalau sore ini dirinya sudah berada di rumah.

"Iya sayang lanjut nanti lagi. Aku masih mau ngomong sama Sky dulu." Ucapannya membuat Rainy mengernyit bingung.

"Tumben mas? Mau ngomong apa?"

"Kepo deh kamu, mending mandi gih."

Rainy cemberut mendengar jawaban suaminya yang kurang memuaskan itu. "Tau deh, males aku sama kamu," ucapnya sambil beranjak dari kasur dan masuk ke kamar mandi.

BRAK

Langit tersentak mendengar bantingan pintu itu. "Astagaa, istrinya siapa sih itu? Gemesnya gak ketulung," gumamnya sambil keluar kamar untuk menemui anak bujangnya. 

Langit menemui Sky di kamarnya yang terletak di sebelah ruang kerjanya. "Sky. Papa masuk ya?"

"BENTAR PA! LAGI MAKE BOXER DOANG!" Teriak Sky dari dalam kamar, membuat Langit hanya geleng-geleng kepala. Tak terasa kini putra sulungnya itu telah menduduki kelas dua belas.

"Udah belum?"

Pintu terbuka dan ia melihat tubuh putranya yang kini semakin besar. Meskipun ia tidak mengikuti perkembangan masa kecil Sky, setidaknya ia masih mendidik masa pubertas putra sulungnya ini.

"Apalagi pa? Mau bahas yang tadi itu?" Tebak Sky seraya mengusap wajahnya kasar. "Oke, abang bakalan ajak Rora keluar. Tapi gak usah ajak temen cewek abang ya pa." Rora adalah putri kedua Langit yang sudah berusia hampir lima tahun. Nama lengkapnya Rora sendiri yaitu; Aurora Permata Langit. Cantiknya seperti ibunya bahkan indah bak Aurora yang akan menjadi permata di hatinya.

"No! Papa gak setuju. Karena papa tau teman tongkrongan kamu agak gak waras semua."

Sky berusah mencari cara lain. "Gimana kalau dijagain pacar temen Abang. Gimana?"

"Sama aja kamu ganggu waktu pacaran mereka bang. Udah lah. Kamu nurut sama papa."

Sky ingin sekali berteriak dibalik bantal karena sikap papanya yang benar-benar tidak bisa ia bantah sedikitpun. Bisa-bisanya pria sumber uangnya itu berhasil meluluhkan hati mamanya selama ini.

"Terserah papa," pasrah Sky pada akhirnya. Langit menarik kedua sudut bibirnya karena akhirnya si bujang kalah darinya.

"Good boy."

***

Rainy yang baru turun dari tangga langsung berjalan cepat menghampiri si bungsu yang sudah cantik di pangkuan abangnya. "Lho? Aurora kok udah cantik? Mau kemana hm?" Tanyanya seraya duduk di sebelah si sulung.

Langit [END ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang