Langit || 21

7.1K 340 12
                                    

HAPPY READING!!!

JANGAN LUPA RAMEIN!!

***

"Aku mau Daddy nikah lagi sama mama. Aku gak mau pria itu nyakitin mama lagi. Aku mohon dad."

Alex dan Rainy tercengang seketika. Keduanya saling menatap satu sama lain. Rainy menghela nafas pelan,  sepertinya Kai semakin mengerti terhadap situasi ini. "Sayang, Kai ngomong apa sih. Kamu itu fokus belajar, malah bahas gini. Ngaco deh!" ucap Rainy membuat Kai berdecak pelan.

"Ma. Plis deh ma. Kai tau kewajiban Kai apa. Tapi apa salah kalau Kai mau mama bahagia? Kai mohon ma. Kai benci sama pria itu."

Pria itu. Ya, dengan sangat terpaksa Rainy menceritakan semua masalalunya pada putranya. Karena ya seperti ini contohnya. Kai semakin paham dengan situasi saat ini. Kai terlalu dewasa untuk anak seusianya.

Rainy mengelus rambut putranya. "Iya nak. Mama paham sama tujuan Kai. Tapi—" ucapan Rainy terpotong karena Kai bangkit dari duduknya.

"Ma. Kai cuma mau yang terbaik buat mama. Kai mau ke keluar dulu. Biar gak emosi. Assalamualaikum," ucap Kai seraya keluar rumah.

"Kai! Nak, dengerin mama dulu!"

"Rain. Udah biarin. Kai butuh waktu sendiri buat nenangin emosinya. Kamu tau sendiri kan dia gimana? Gak beda jauh sama—"

"Lex. Stop it. Jangan sebut-sebut itu lagi. Aku mohon," pinta Rainy membuat Alex merasa bersalah.

"Maaf aku lupa. Maaf ya?"

Rainy mengangguk pelan.

"Jadi gimana sama permintaan Kai?"

Rainy sungguh pusing. Kenapa dua laki-laki ini sebelas dua belas?! Enggak Alex, enggak juga Kai. "Plis deh Lex. Kamu kenapa kayak Kai sih. Nyebelin!"

"Hey, Rain. Aku mohon sama kamu. Pikirkan secepatnya. Ingat, kita enggak sendiri. Ada Alive yang masih butuh kamu, ada Kai yang masih butuh aku, Rain. Apa jangan-jangan, kamu kembali bimbang? Apa karena kembalinya Langit?" Kata Alex berhasil membuat Rainy bungkam, kehilangan kata-katanya.

Rainy memejamkan keduanya matanya. Ia memberanikan diri menatap Alex. Netranya menyusuri wajah Alex yang selalu terdapat ketulusan untuknya. Ya, hanya untuknya. Ia merasa sangat jahat pada lelaki ini. Lelaki yang bahkan bisa mendapatkan lebih baik darinya.

"Lex. Beri aku waktu ya? Aku ... Aku masih ragu. Tapi bukan karena Langit."

"Karena apa lagi Rain kalau bukan karena dia?! Aku tau betul hati kamu selama ini Rain. Kita memang dekat bahkan aku tau kamu nyaman sama aku. Tapi itu enggak jamin di hati kamu itu ada aku."

Mendengar kalimat Alex, ia langsung memeluk erat tubuh Alex. "Lex. Enggak gitu. Aku udah buang jauh-jauh tentang Langit. Aku yakin itu. Hanya saja, aku masih butuh keyakinan untuk hal ini."

Alex memejamkan keduanya matanya. Susah untuk menggiring perasaan Rainy yang sesungguhnya. "Okey. Terserah kamu. Maaf kalau selama ini aku mendesak kamu. Aku terlalu mikir perasaan anak-anak. Inget, Langit udah kembali. Cepat atau lambat. Semuanya akan terkuak. Kamu tahu sendiri sifat Langit itu gimana. Jadi, aku harap, cepat atau lambat, kamu udah ngasik jawaban ke aku."

Rainy diam dalam pelukan Alex, lalu kepalanya mengangguk pelan. "Iya Alex. Maaf."

Jemari Alex mengelus punggung Rainy. "Hm iya. Maafin aku juga. Maaf buat masalalu aku. Maaf kalau dulu aku pernah ninggalin kamu. Kamu tahu kan—"

"Iya aku paham. Enggak selamanya hidup kamu tentang aku Lex."

"Tapi tetap kamu dunia ku. Aku bener-bener sayang kamu Rainy."

Langit [END ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang