HAPPY READING!!! AND HAPPY SATNIGHT!! JANGAN LUPA RAMEINNN!!!***
Alex tersenyum lebar saat pintu kantor terbuka. Ia menyambut kedatangan Rainy dengan hangat. "Maaf aku telat. Tadi ada kendala di kampus," ucap Rainy seraya meletakkan bekal makan siang di atas meja lalu duduk di hadapan Alex.
Alex bangkit, berjalan ke belakang Rainy lalu memijit pundaknya. "Seharusnya kamu enggak usah maksa buat bawain aku bekal makan siang. Aku takutnya gini. Capek hm?"
Rainy merasakan pijatan Alex di bahunya. Entah kenapa Alex bisa memperlakukannya seperti ratu dan selalu bisa mengerti dirinya. Alex ... Memang yang terbaik.
"Semenjak dipilih jadi dospem, aku udah jarang banget kan merhatiin kamu. Kamu terus yang perhatiin aku. Aku juga pengen dong merhatiin kamu," ucapnya.
Hati Alex menghangat seketika. "Makasih banyak sayang. Ayo pindah duduk di sofa aja." Mereka duduk di sofa panjang yang tersedia di ruangan Alex.
"Kamu udah makan belum?" Tanya Alex seraya membuka bekal dari Rainy.
"Udah kok."
Alex memicingkan matanya. "Masa sih? Jangan bohong."
"Udah Lex. Aku sendiri kan yang masak."
"Ya udah. Kalau gitu kamu suapin aku ya. Aku sambil pijat kamu."
"Eh enggak! Kamu apa-apaan sih. Padahal kamu lebih capek dari aku."
"Makanya kamu suapin aku, terus aku pijet kamu. Impas kan?"
Rainy memutar bola matanya. "Iya udah. Terserah kamu," pasrahnya. Alex tertawa lebar.
"Oh iya. Kemarin kamu sama Kai kemana sih Rain? Aku sama Alive nungguin kamu," tanya Alex membuat tubuh Rainy menegang. Ya memang benar kalau Alex ke rumahnya di saat ia masih berada di apartemen Langit sampai pukul sepuluh malam.
Rainy kembali kesal mengingat wajah pucat Langit yang berhasil membuat Kai menahannya untuk pulang.
"Rain? Hey? Kok ngelamun?"
Rainy gelagapan. "Oh itu. Aku sama Kai ada urusan. Aduh maaf ya. Aku jadi ngerasa bersalah sama Alive. Sebagai gantinya, gimana kalau dia nginep sama aku nanti?"
Alex mengangguk pelan. "Iya gak papa. Oh iya, aku udah hubungi ibu tentang pernikahan kita. Dan ibu bilang kalau sebaiknya kita pergi ke rumah orangtua kamu dulu. Gimana?"
Rainy meneguk ludahnya. Ini adalah keputusan yang tepat. "Boleh. Kapan kita bakalan pergi?"
"Besok lusa bisa gak? Aku besok masih ada urusan terus ngumpulin berkas kita."
Ia mengangguk pelan. "Iya gak papa. Maaf ya aku jadi ngerepotin kamu ngurusin ini semua sendirian."
"Udah santai aja. Repot dalam ngurusin pernikahan kita adalah impian ku Rain," ucap Alex menatapnya penuh dengan ketulusan. Alex mendekatkan wajahnya yang membuat Rainy otomatis memejamkan kedua matanya.
Lagi, bibir Alex mendarat sempurna di bibirnya. Awalnya hanya menempel, namun lama kelamaan ia merasakan bibir Alex bergerak, sedikit menyecap dan melumat. Ia berharap ini adalah keputusan yang tepat untuk hidup dan kebahagiaan Kai. Pergulatan lidah itu berlangsung selama beberapa menit sebelum akhirnya Alex menyudahi ciuman ini.
"I love you Rain, always," ucap Alex seraya mengusap bibir Rainy.
Tercekat. Tenggorokan Rainy terasa kering untuk mengatakan satu kata. Ia meneguk ludahnya lalu membalas kalimat Alex. "I'm too."
"Aku tau kalau perasaan kamu belum sepenuhnya ada buat aku. Tapi aku berharap, kamu udah yakin sama keputusan kamu ini. Aku enggak mau maksa kamu, Rain. Aku mau kamu yakin." Ucapannya membuat Rainy semakin meneguk ludahnya sendiri. Kedua netra Rainy menatap lekat wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit [END ✓]
Romance⛔ NOTICE BY PRAS MULYA! [16+] "I love you Lang!" "But I never love you, bitch!" Langit Hartigan. Cowok yang dibutakan oleh rasa iri dan dendam. Hingga ia mengabaikan sosok yang selalu setia di sampingnya, bahkan terus mencintainya dengan segala kebu...