Langit || 13

6.6K 293 19
                                        

WARNING CERITA RATE 17+ ⚠️

Tempramen, verbal abuse, kissing scene, seksual topik; Maka sangat tidak diperkenankan untuk dibawah umur.

⛔ Jadi, bijaklah dalam membaca cerita ⛔

HAPPY READING! SPAM KOMENNYA yuk! KNP BAB KMREN KOMENNY turun sihh

***
Sepulang dari makam, Rainy tak langsung membeli makan malam karena ia sangat lelah seharian ini. Ingin rasanya cepat-cepat memanjakan tubuhnya di bathup dengan air hangat. Ah, membayangkan hal itu, membuatnya melebarkan langkahnya untuk segera tiba di kamar hotel. Namun saat ia hendak membuka kunci kamar, dering ponselnya mengurungkan kegiatannya.

Ia tersenyum lebar. Satu pesan dari Langit. Raut wajahnya seketika berubah setelah membaca pesan dari Langit.

"Boba dan pizza dalam waktu 10 menit?! Langit gilak!" geramnya sambil memejamkan kedua matanya. Apakah Langit tidak punya sedikit hati? Apakah lelaki itu jelmaan dari iblis? Kenapa lelaki itu ... Argh!

"Langit! Kamu ngeselin banget! Tapi kenapa aku gak bisa berhentiin perasaan ini ke kamu sih?!" gerutunya seraya berlari kecil untuk segera mengabulkan permintaan Langit. Karena ia sedang cukup lelah untuk mendapatkan hukuman dari lelaki tanpa hati dan perasaan itu.

***

"Halo bang? Tumben," ucap Langit terdengar mengejek Awan. Padahal ia sudah tau apa yang sedang terjadi. Namun, ia masih bertanya-tanya kejadian di hari ini.

Awan berdecak pelan, "Abang mau tanya sama kamu, tapi kamu harus jujur."

Langit menyesap kopi yang baru saja ia tuai. "Hm. Apaan?"

"Apa kamu pernah tau siapa pria yang pernah melakukan pelecehan sama Pelangi?"

"Uhukk!! Ha gimana maksud lo, bang?"

Langit tersedak hebat ludahnya sendiri saat mendengar pertanyaan itu keluar dari mulut abangnya.

Apa jangan-jangan, saat ini Pelanginya telah berani membongkarnya? Tapi kenapa Awan masih bertanya kepadanya? Ia menggeleng pelan. Kemungkinan besar Pelangi masih tutup mulut. Tapi apa yang sebenarnya terjadi?

"Pelecehan?" Tanyanya lagi.

"Iya. Abang yakin kamu tau hal itu. Kalian kan begitu dekat."

Langit tersenyum miring, ternyata benar abangnya masih belum mengetahui hal itu. "Sorry. Gue gak tau Bang. Kemungkinan Pelangi juga nutupin dari gue. Biasanya dia cerita sama gue. Emang ada apa Bang?"

"Kemarin ada masalah besar sama adik kamu, Lang." Suara Asa terdengar lirih, membuat Langit mengedikkan bahunya remeh.

"Apa perlu gue pulang nih? Siapa tau dia mau cerita sama gue, iyakan Bang?"

"Kalau bisa. Secepatnya. Kasian putri Abang, Lang."

Langit langsung saja memutuskan sambungan teleponnya, ia meremas kuat ponselnya. "See you soon, my Rainbow."

Hah! Lega rasanya telah mengetahui apa yang terjadi di sana kini. Sudahlah, ia nanti akan berpikir keras untuk misi selanjutnya. Karena saat ini ia akan memberi hukuman pada ...

Drrttt drrtt.

Dering ponselnya kembali mengambil alih perhatiannya. Wah, satu panggilan masuk dari Rainy.

"Hmm." Ia berdeham pelan, di seberang telfon, Langit dapat mendengar deru nafas Rainy yang tidak teratur seperti baru selesai lari maraton.

"Buka! Aku udah di depan!" kata Rainy sedikit ngegas lalu disusul dengan nafasnya yang ngosngos-an.

Langit [END ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang