Langit || 11

6.2K 262 88
                                    

WARNING CERITA RATE 17+ ⚠️

Mengingat berlatar belakang di Los Angeles, dan terdapat beberapa budaya sana, maka sangat tidak diperkenankan untuk dibawah umur.

Juga, kepribadian salah satu tokoh yang kasar dan temperamen.

⛔ Jadi, bijaklah dalam membaca cerita ⛔

HAPPY READING! SPAM KOMENNYA yuk!

***
Setelah menghabiskan satu porsi nasi goreng, Langit bergegas memasuki mobil. Didalam mobil, ia melihat sosok Rainy yang tertidur pulas dengan dengkuran halusnya. Langit menghela nafas pelan. Padahal ia masih bertanya kenapa bisa cewek itu ada di Indonesia. "Rain, Rain. Sampai kapanpun lo bukan yang gue mau," ucapnya pelan seraya menjalankan mobilnya kembali menuju hotel.

Setibanya, Langit berdecak kesal pada Rainy yang masih tertidur. Apa mungkin kecapekan? "Nyusahin terus lo!" Geramnya, berbeda dengan tindakannya yang malah membopong tubuh Rainy.

"Gue masih punya hati, jadi enggak mungkin gue biarin dia di mobil kan?" Ucapnya pada dirinya sendiri, seolah-olah ia menyangkal rasa pedulinya pada sosok dalam gendongannya ini.

Tubuh Rainy ia rebahkan di kasur, tanpa ia duga tangannya bergerak melepas blazer Rainy, tak lupa ia juga melepas flatshoes nya. Gadis ini masih pulas dalam tidurnya. Ia menghela nafas pelan sebelum akhirnya ia ikut merebahkan tubuhnya di sebelah Rainy. Memasukkan tubuhnya ke dalam satu selimut, lalu tanpa ragu, tangannya bergerak memeluk pinggang ramping Rainy. Menghirup aroma leher Rainy yang perlahan masuk dalam ingatannya. Tanpa Langit sadari, sosok dalam dekapannya itu tersentak mendapat perlakuan itu. Dipeluk tiba-tiba seperti itu membuat jantung Rainy berdetak tak karuan. Bahkan ia berharap ini bukan mimpi yang selamanya menjadi nyata.

"I miss you too much ...." Langit bergumam bersamaan dengan ciuman ringan di leher Rainy, hal itu berhasil membuat Rainy semakin tak karuan. Apa katanya? Langit merindukannya? Ya Tuhan, tolong buat ini nyata.

Rainy sangat bahagia mendengarnya.

"Lily," lanjut Langit seketika menghentikan rasa bahagia Rainy. "I always miss you My Lily. I wish I can hug you like this all this time."

Lily. Nama itu ... Nama yang selalu semua orang lihat. Kenapa harus Lily? Apa sudah tidak ada celah kosong dalam hati Langit? Apa semuanya sudah terpenuhi oleh sosok itu?

Air mata Rainy mengalir begitu saja namun ia tetap menutup matanya pura-pura tidur, takut Langit menyadarinya.

Saat ia menggeliat pelan, tiba-tiba Langit semakin mengeratkan pelukan pada pinggangnya. Detik berikutnya, dengkuran halus keluar dari mulut Langit. Rainy menoleh ke belakang sedikit, menatap sayu lelaki yang tengah memeluknya. Kalau Langit melihatnya sebagai Rainy, mungkin pelukan ini cukup hangat dan menenangkan dirinya.

Kalau dengan menyakiti ku itu membuatmu bahagia, maka lakukan karna sampai kapanpun aku mencintaimu dengan tulus, batinnya seraya memejamkan kedua matanya.

***
Langit terjaga dari tidurnya, ia menyadari posisi tidurnya semalam; memeluk erat tubuh Rainy di dalam selimut yang sama. Ia benar-benar sudah gila. Bagaimana bisa hal itu terjadi?

Langit segera menjauhkan tubuhnya dari tubuh Raimu. Ia berdecak kesal. "Pasti ini ulah dia! Bisa-bisanya dia peluk-peluk gue," gerutunya seraya pergi ke kamar mandi dan membersihkan badannya.

Setelah menghabiskan waktu beberapa menit di dalam kamar mandi, Langit keluar dengan bathrobe yang menutupi tubuhnya. Bersamaan saat itu juga Rainy terbangun lalu bangkit dari tidurnya. "Lang?" panggil Rainy yang kini duduk di tepi ranjang.

Langit [END ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang