Langit || 2

8.5K 396 3
                                    

⚠️ WARNING CERITA RATE 17+ ⚠️

Mengingat berlatar belakang di Los Angeles, dan terdapat beberapa budaya sana, maka sangat tidak diperkenankan untuk dibawah umur.

Juga, kepribadian salah satu tokoh yang kasar dan temperamen.

⛔ Jadi, bijaklah dalam membaca cerita ⛔

***

Setiba di apartemen, Rainy ternyata sudah tertidur pulas. Dengan terpaksa ia membopong tubuh Rainy sampai tiba di unitnya.

Ia tidak habis pikir dengan Rainy, kenapa masih bertahan sampai saat ini. Padahal, perlakuannya sudah pasti membuat siapapun akan pergi darinya. Tapi, sosok yang satu ini, beda jauh dari yang lainnya.

"Shit! I hate you, Rain," katanya seraya merebahkan tubuh Rainy di ranjang miliknya. Tanpa berpikir panjang, tangannya bergerak melepaskan high heels, dan beberapa accessories yang melekat di tubuh Langit. Kecuali dress gadis itu.

Setelahnya, Langit membersihkan badannya. Menghabiskan waktu beberapa menit di kamar mandi, Langit keluar dengan kaos pendek hitam dan celana bahan selutut.

Entah kenapa hatinya sedikit..... tenang melihat wajah damai Rainy saat tertidur.

"What the fuck I thinking of her?" Langit menggeleng cepat. Lalu ia menuju meja belajar.

Di sana ia ada beberapa tugas makalah yang Rainy maksud tadi. Ia berdecak, "gadis bodoh yang menyusahkan," cibirnya seraya membuka makalah milik gadis itu, lalu ia mulai mengerjakan satu persatu tugas Rainy.

Ada apa dengan Langit?

***

Tiba-tiba Rainy terbangun dari tidurnya, kedua mata cantiknya mengerjap pelan. Ia terbangun dalam keadaan ruang yang remang. Namun, satu titik cahaya di kamar ini yang menerangi, dan menarik atensinya.

Lampu meja belajar masih nyala, dan disana ia menemukan Langit tertidur dengan posisi duduk.

Rainy bangkit dari ranjang, dan menghampiri Langit. Seketika ia tercengang menyadari apa yang Langit lakukan.

Langit mengerjakan tugas kuliahnya. Catat itu!

Mengerjakan tugas pribadinya sampai selesai.

Mungkin bagi kalian ini hal yang sepele atau biasa-biasa saja, tapi ini sudah luar biasa membuat Rainy tremor dengan detak jantung yang berpacu lebih cepat, bahkan pipinya sudah sangat memanas.

"Ya ampun. Aku enggak lagi mimpi kan? Aduh, Langit."

Ia menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya menepuk pelan bahu Langit. "Langit, wake up and please."

"Lang, bangun." Masih tidak ada pergerakan di tubuh Langit.

Lagi. "Hey."

Perlahan kelopak mata Langit mengerjap. Seketika pria itu berdecak. "Ganggu!"

Rainy menegangkan badannya. "Bukan ganggu tidur kamu, Lang. Aku enggak tega liat kamu tidur di sini. Pindah ya."

Tanpa merespon ucapan Rainy, Langit bangkit dan beralih merebahkan tubuhnya di ranjang yang Rainy tempati tadi.

Langit [END ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang