Happy reading!!
Jangan lupa ramein:) makin sepi aja🙂
***
"Selama aku di penjara, kamu belum pernah menikah dengan siapapun, dan Alive itu anak kandung Alex. Jadi, siapa Ayah Kai?"
Tenggorokan Rainy tercekat seketika. Ia mengalihkan tatapannya dari tatapan Langit yang menusuk tajam seolah tengah menuntut jawaban darinya. Tidak. Selamanya ia tidak perlu menjawab pertanyaan Langit. Karena saat ini, itu tidak ada sangkut pautnya oleh Langit.
Langit bergerak menuntun dagu Rainy supaya menatapnya. "Jawab! Siapa anak itu?!" gertaknya berhasil menjatuhkan air mata Rainy.
"Buat apa lagi kamu ganggu hidup aku Lang? Bukannya ini yang kamu mau? Aku udah lupain kamu, bahkan kita udah selesai. Jadi stop ganggu hidup aku!"
Langit menghapus air mata yang mengalir di pipi Rainy. "Hey. I'm sorry. Aku tau ini udah terlambat, bahkan aku enggak pantas buat kamu, Rain. Tapi apa salahnya jika aku ingin memperbaiki semuanya?" tuturnya begitu lembut. Rainy hampir tidak percaya kalau Langit yang dulu benar-benar hilang.
Langit ... Sudah berubah.
"Tapi enggak gini caranya Lang. Aku terganggu sama kamu."
"Aku yakin kalau kamu pasti tau kebodohan aku. Aku enggak seperti pria lainnya Rain. Aku bodoh akan hal ini. Buktinya, dulu aku sia-sia in kamu yang sebaik ini. Dan sekarang, aku enggak bisa, Rain. I want you so badly."
Rainy muak, perasaannya kembali antah berantah tak karuan. Ia menarik tasnya lalu bangkit meninggalkan Langit dengan air mata yang mengalir deras.
Jahat kamu Lang! Setelah kamu nyuruh aku pergi dan nyerah, semudah itu kamu mau aku? Semudah itu kamu bilang maaf dan menyesal? Apa kamu enggak ingat luka-luka yang kamu berikan ke aku? Bahkan selama ini, kamu enggak pernah menerima dan menghargai kehadiran dan perjuangan ku, Lang.
Di dalam kafe, Langit masih duduk dengan pandangan yang masih tertuju pada pintu keluar. Tangannya mengenal kuat. Rasa ingin untuk memiliki Rainy semakin besar, bahkan ia akan melakukan apapun untuk wanita itu. "Aku yakin kamu akan balik ke dalam genggaman ku lagi, Rainy."
***
Rainy masih meneteskan air matanya. Pikirannya berkecamuk. Memikirkan gimana kehidupannya putranya nanti, memikirkan bagaimana perasaannya yang telah dimainkan oleh sosok yang tidak pernah tahu diri itu.
"Semoga semuanya baik-baik aja." Ia hanya berharap kalau lelaki itu tidak mengetahui semuanya, ia berharap kalau lelaki itu tidak nekat kembali. Rainy masih hafal betul bagaimana sikap nekat Langit. Bahkan sudah sampai mendekam dipenjara belasan tahun.
Rainy semakin takut. Karena hal ini cukup mudah bagi Langit, menurutnya.
"Rain!" Tubuh Rainy tersentak. Ia menoleh ke samping. Sudah ada Alex yang keluar dari mobil lalu menghampirinya. Wajah lelaki itu tampak khawatir.
"Hey! Kamu kenapa? Kok jalan di sini sendiri sih Rain?!" Omel Alex membuatnya bingung. Apa ia harus memberi tahu ancaman Langit?
"A-aku tadi habis janjian sama temen," jelasnya sedikit gugup.
Mata Alex menyipit. "Bener? Kamu enggak nyembuin apa-apa kan dari aku?"
Rainy menggigit bibir bawahnya, lalu netranya salah fokus pada sosok lelaki yang tak jauh di belakang Alex, sehingga Alex tak menyadari itu. Seketika tubuhnya menegang melihat sosok Langit yang seolah tersenyum miring seraya menutup kepala dengan hoodie, tak lupa memasang maskernya. Tatapan itu seperti penuh dengan ancaman yang tak pernah bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit [END ✓]
Romansa⛔ NOTICE BY PRAS MULYA! [16+] "I love you Lang!" "But I never love you, bitch!" Langit Hartigan. Cowok yang dibutakan oleh rasa iri dan dendam. Hingga ia mengabaikan sosok yang selalu setia di sampingnya, bahkan terus mencintainya dengan segala kebu...