Langit || 19

8.9K 333 52
                                    


Happy reading! Semakin aktif, semakin fast up!

100+ coments!

***

"Bebas?" Tanya Rainy tidak percaya. "Kamu beneran?"

"Iya. Dia udah bebas. Selanjutnya ... Kamu mau gimana Rain? Apa mau gini terus? Ingat, ada Kai sama Alive saat ini."

Rainy membuang tatapannya ke samping. Perasaannya berkecamuk tak karuan. Kini, bukan hanya tentang dirinya saja. Namun, akan ada banyak yang terlibat. Kali ini, semaksimal mungkin ia tidak boleh egois.

"Lex, aku mohon. Jangan kasik tau Kai dulu ya? Aku gak mau dia kenapa-napa. Kamu tau kan gimana marahnya dia?"

Alex tau itu. Amarah Kai memang bukan main, bahkan tidak pantas untuk anak seusia Kai. Kai memang anak yang pintar, patuh, dan perhatian. Tapi kalau sekali marah ... Jauh dari tiga sifat itu.

Alex menarik tubuh Rainy ke dalam pelukannya. Memberikan ketenangan pada wanita tangguh seperti Rainy ini. Bahkan berkali-kali jatuh, wanita ini berhasil melewatinya. "Aku percaya kamu Rain. Cause i still love you."

Kalimat itu. Bahkan kalimat yang tiada hentinya Alex berikan untuknya, walaupun keadaan keduanya seperti ini.

"Kalau ada apa-apa, cepet hubungin aku, Rain. Paham?" pesan Alex saat pelukannya terlepas.

"Iya iya. Makasih ya!"

Alex berdeham. "Gimana hari ini? Kamu enggak ke kampus?"

"Enggak. Lagi ngechek skripsi mahasiswa."

Alex mangut-mangut. Detik berikutnya tangannya bergerak memijat punggung Rainy. "Capek, hm?"

"Lumayan. Dari semalem. Besok harus ada di tangan mahasiswa. Biar mereka cepet revisi."

"Rain. Aku udah capek lho ngingetin kamu kayak gini. Jangan begadang. Semalem Kai chat aku, kalau dia liat kamu begadang." Memang benar, dini hari ia mendapat SMS dari Kai bahwa wanita ini masih berdiam di ruang kerja.

Rainy berdecak kesal. "Kenapa Kai mau-mau aja sih jadi kacung kamu!" ujarnya kesal. Hal itu membuat Alex tertawa lepas.

"Aku kan daddy nya Kai, kalo kamu lupa."

Rainy memutar bola matanya, malas. "Kai sama kamu, sama aja! Ngeselin. Untung aja masih ada Alive yang nenangin hati."

[Btw Alive dibaca= Alaife] Namanya dari bahasa Inggris, artinya menghidupkan.

Keduanya terdiam, namun jemari Alex masih tetap memberikan pijatan-pijatan ringan di bahu serta lengan Rainy. Hal itu membuat Rainy selalu bersyukur diberikan sosok yang pengertian seperti Alex. Ia tidak bisa membayangkan apa jadinya tanpa Alex selama dua belas tahun ini.

"Rain."

"Hm?"

"Makin ke sini, kalau dilihat-liat, Alive mirip kamu ya," ucapnya dengan netra yang memperhatikan kedua anak mereka yang tengah berada di ruang keluarga yang terlihat jelas dari aera kolam rumah ini.

"Iyalah. Kan yang ngerawat aku."

Alex terkekeh pelan. Ya itu benar. Hampir semua pertumbuhan Alive, Rainy yang tau. Bahkan saat keadaannya tidak baik-baik saja, ada Rainy yang selalu ada di belakangnya. Mengingat masa-masa itu ... Membuatnya semakin bersyukur bisa berada di titik sekarang. Melihat Rainy, Kai, dan Alive bahagia, itu sudah lebih dari cukup.

"Rain."

"Hmm. Apa lagi Lex."

"Aku mau nikah lagi sama kamu." Sontak kalimat itu membuat Rainy beralih menatap Alex.

Langit [END ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang