Langit || 4

6.7K 317 2
                                    

▶️ PLAY THE MULMED ▶️

🎶 Terlambat sudah - Hanin Dhiya 🎶

***

⚠️ WARNING CERITA RATE 17+ ⚠️

Mengingat berlatar belakang di Los Angeles, dan terdapat beberapa budaya sana, maka sangat tidak diperkenankan untuk dibawah umur.

Juga, kepribadian salah satu tokoh yang kasar dan temperamen.

⛔ Jadi, bijaklah dalam membaca cerita ⛔

***

Dengan rambut yang dicepol asal, serta kaos putih oversize, Rainy membuat pancake dengan penuh semangat. Ya, perasaan kesalnya dan rasa sakit hatinya pada Langit mudah berubah begitu saja. Karena ia tidak akan pernah menyerah. Sebesar apapun Langit menyuruhnya untuk pergi, ia tidak akan pergi begitu saja.

"I'm sure, kalau Langit akan selalu suka sama masakan ku. Aku kan, calon istri yang baik buat Langit." ia menghela nafas pelan, mengingat ucapannya jauh dari sikap Langit terhadapnya. Selalu ditolak.

"It's okay, Rain. Sometimes, Langit gonna lovin'you so much. Keep spirit!"

Setelah menghiasi pancake yang begitu cantik, ia segera menata macaroni schotel di sebuah mangkuk, lalu ia bersiap-siap untuk mandi, sebelum memanggil Langit untuk makan.

***

Sedangkan di dalam kamar yang bernuansa monokrom itu, Langit duduk di bedsofa yang terletak di balkonnya. Menyesap vapor dengan tangan yang memegangi sebuah foto yang selalu ia simpan di dalam dompetnya.

Seorang gadis berambut panjang tergerai bebas yang memeluknya erat kala itu. Saat keduanya saling membutuhkan satu sama lain, selalu ada satu sama lain, dan menyatukan hati satu sama lain. 

Dalam hatinya ia terus menceritakan banyak hal pada foto tersebut. Menganggap sosok cantik itu berada di sebelahnya. Lagi apa cantik? Udah sehat belum? Kamu masih ingat aku kan? Aku gak bisa tanpa kamu di sini, Ly. Kenapa semua orang yang aku sayang pergi? Kenapa takdir sejahat ini, Ly?  Mama, Papa pergi sebelum aku merasakan kasih sayang mereka. Tapi aku bertemu kamu, dan aku hidup lagi Ly. Dan lagi, Tuhan mengambil apa yang aku punya.

Kalau saja dirinya bukan laki-laki, mungkin ia sudah menangis dan terlihat begitu rapuh. Ia sudah tidak peduli lagi dengan dunia yang terus melihatnya, karena percuma, tidak ada yang ia mau. Dan tidak ada satupun yang bisa mengerti dirinya.

Membuatnya semakin benci akan sekitarnya yang selalu mengusiknya, ikut campur urusannya, bahkan membuatnya kehilangan kebahagiaan yang pernah ia rasakan sebelumnya.

Namun, Rainy.

Hanya gadis itu yang mampu bertahan saat semua orang menjauhinya.

Langit terpaksa harus mendorong troli, karena gadis itu memaksa. Bodohnya dia tidak bisa menolak, mengingat ia berada di tempat umum. Sialan memang.

"Langit, aku mau coba menu baru. Bolehkah?" tanya Rainy seraya melihat bahan-bahan masakan yang hendak ia pilih.

"Terserah."

Langit [END ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang