Langit || 20

10.1K 311 11
                                    

Happy reading!

Aslinya gk smngt anjir. Target chap kmren gak nympe:)

***

BUGHH!!

Sebuah sepatu hitam berhasil mendarat di tengkuknya. Lalu disusul dengan tendangan di punggungnya, membuat tubuh kekarnya terjatuh ke lantai. Tak lama kemudian pukulan beruntun mengenai wajahnya.

"ANDA BERHAK MENDAPATKAN INI!"

Rainy yang melihat Langit mendapat serangan tiba-tiba dari putranya yang baru pulang sekolah itu langsung melotot lebar.

"Kai! Berhenti nak!!!" Rainy berusaha menarik tubuh Kai yang membabibutakan tubuh Langit. Emosi anak itu benar-benar diluar dugaannya.

"Diam Ma! Kai harus ngasih pelajaran ke orang ini!" Kai kembali berontak lalu melepaskan tangan Rainy dan menendang perut Langit.

Langit meringis. Ia ingin sekali menghajar balik bocah sialan ini!

"EL- BARACK PUTRA!" Teriakan Rainy dengan menyebut nama lengkap putranya itu berhasil menghentikan Kai. Kai langsung berdiri di sebelah mamanya dengan netra yang menghunus pada Langit.

Langit berusaha untuk bangkit, meskipun tubuhnya begitu sakit. Serangan anak ini memang bukan main.

"Anda lebih baik pergi dari sini!" Ucap Kai begitu lantang, nafasnya memburu. Langit yang melihat wajah anak laki-laki, ingin rasanya ia melempar ke samudra. Satu kata; menyebalkan!

"Lang, aku mohon. Lebih baik kamu pergi. Jangan datang ke sini lagi. Urusan kita benar-benar selesai," ucap Rainy dengan tangan yang merangkul Kai. Kalau tidak, bisa menghajar Langit lagi. Ia sedikit meringis melihat keadaan Langit.

Kai menatap pria di hadapannya ini dengan perasaan yang tak karuan. Apa perasaan kita akan tetap baik-baik saja, saat melihat wajah seseorang yang telah menyakiti orang yang kita sayangi? Sudah pasti tidak, itu yang Kai rasakan saat ini. Namun di sisi lain Kai merasa .... Ia cepat menggeleng, membuang jauh perasaan itu untuk orang ini.

"Tapi Rain, bagi aku kita enggak akan pernah selesai."

Mendengar kalimat itu, amarah Kai kembali membucah. Lagi-lagi ia maju untuk menghajar pria tua ini. "Dasar—"

"EL-BARACK!"

Seketika Kai mengurungkan aksinya saat mendengar teriakan dari daddynya. Alex datang bersama Alive. Ia menatap Alex dengan perasaan yang salah dan takut. Kalau sudah dipanggil seperti itu, berarti dirinya sudah kelewatan. "Dad. Maafin Kai. Kai cuma mau ngelindungin mama," ucapnya pelan. Alex mengangguk pelan, lalu ia mendekati Rainy dan merangkulnya.

"Hey? Kamu gak papa kan? Kenapa gak langsung telfon aku Rain?"

"Maaf. Enggak megang hp. Aku gak papa kok."

"Kai. Bawa Alive ke kamar," titah Alex diangguki oleh Kai.

Dada Langit terasa nyeri saat melihat interaksi mereka. Bagaimana anak laki-laki itu langsung patuh pada Alex. Dan bagaimana cara Alex memberi perhatian pada Rainy. Lalu dibenaknya muncul banyak pertanyaan.

Ada hubungan apa mereka? Tidak mungkin kan kalau ... Mereka itu suami istri? Dan kedua anak yang bernama Kai dan Alive itu adalah anak mereka?

Langit menggeleng pelan. Sialan! Mau tetap untuk berpikir positif pun tidak bisa. Karena itu kemungkinan besar, iya.

"Saya harap. Kamu secepatnya pergi dan berhenti ganggu kebahagiaan kami," ucap tegas Alex. Langit beralih menatap Rainy, seolah minta penjelasan lebih.

"Rain? Jangan bilang kalau mereka itu anak-anak —"

"Iya. Mereka anak saya dan Rainy, puas?! Sekarang pergi!" Alex langsung mengarahkan satpam untuk membawa Langit pergi.

Langit [END ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang