NOTE : FOLLOW DULU BARU BACA YA GES YA!! LUFF.
*****
Pagi yang cerah di antara hari-hari sibuk. Matahari bersinar terang, awan tak tampak sehingga hanya ada hamparan langit biru yang menguasai indera penghilatan begitu setiap orang menengadahkan wajahnya ke atas. Cerah, benar-benar hari yang cerah. Sangat berbanding terbalik dengan suasana hati seorang pria yang tengah melangkah keluar dari ruang persidangan. Dia adalah Regulus Dirgantara, pria yang baru saja menghadiri sidang putusan terakhir perceraiannya. Setelah hari ini, Adelle Albara resmi menjadi mantan istrinya. Kelabu, hati Regulus benar-benar tak karuan saat ini.
Regulus menghentikan langkahnya ketika melihat Ainesh Albara berdiri di teras kantor pengadilan. Pria yang pernah menjadi mertuanya itu memakai setelan jas rapi, dia tengah berdiri tegak dengan kedua tangan tersimpan di saku celana bagian depan sembari menatap halaman kantor pengadilan. Meskipun usianya sudah tak lagi muda, Ainesh Albara masih tetap terlihat gagah. Bahkan sosok itu mampu membuat Regulus sedikit bergetar, menahan gejolak ketakutan serta rasa bersalah.
Sempat berpikir harus mengabaikan atau menyapa, Regulus akhirnya memberanikan diri menyapa ayah dari sang mantan istri tersebut.
"Dad," sapa Regulus ragu-ragu.
Ainesh berbalik, menatap Regulus. Seulas senyum ramah terukir di bibir pria paruh baya itu.
"Regulus," sahut Ainesh Albara.
"Saya enggak tahu kalau Dad hadir," ujar Regulus canggung.
"Saya juga enggak tahu kalau saya akan hadir. Tadinya saya enggak berpikir untuk kemari, tapi istri saya menyuruh saya datang, setidaknya untuk mewakili keluarga kami."
Regulus mengangguk kaku.
Ainesh terkekeh pelan. "Jangan canggung begitu," kata pria itu, "bagaimana pun kita pernah menjadi keluarga."
Lagi-lagi Regulus hanya bisa mengangguk.
"Dad, maaf," lirih Regulus.
"Maaf untuk apa?"
"Karena sudah melukai hati Adelle," ujar Regulus.
"Kamu tahu dari mana kalau Adelle terluka? Dia putri saya yang paling manis dan kuat, tidak mudah terluka," kata Ainesh.
Kalimat Ainesh terdengar sarkas bagi Regulus.
"Dad marah sama saya?" tanya Regulus.
Ainesh tersenyum. "Awalnya iya. Saya marah sekali sama kamu, karena kamu melukai putri saya. Tapi akhirnya saya sadar, kamu juga manusia biasa yang bisa berbuat kesalahan. Saya juga pernah berbuat salah, saya juga pernah melukai seseorang yang sangat penting bagi saya. Nak, pesan saya hanya satu, pertanggung jawabkan semua keputusanmu dan jangan sampai kamu hidup dalam kubangan penyesalan seperti saya."
Ainesh mengulurkan tangan kanannya, menyentuh bahu Regulus. "Saya sudah memaafkanmu, Adelle juga pasti begitu. Sekarang jalanilah kehidupanmu dengan baik, jangan ragu untuk menyapa atau berkunjung ke rumah kami! Ingat, kamu juga pernah menjadi bagian dari keluarga Albara!"
Ainesh menarik tangannya kembali setelah menepuk bahu Regulus beberapa kali.
Sebelum Ainesh berbalik, Regulus memanggilnya lagi.
"Dad," panggil Regulus."Ya?" sahut Ainesh.
"Sekarang Adelle di mana?"
Lagi-lagi Ainesh hanya tersenyum. "Adelle ada di tempat yang baik dan dikelilingi orang-orang baik. Jangan khawatir, dia bisa menjaga dirinya sendiri."
![](https://img.wattpad.com/cover/298174950-288-k382646.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seandainya Perih
RomanceHanya karena kamu itu bintang paling terang di langit, bukan berarti kamu adalah pemilik alam semesta, Regulus. Adelle- ***** Sebelumnya aku adalah lelaki baik yang hanya mencintai Nicta, tapi Adelle datang dan membuatku berubah menjadi monster yang...