Regulus Dirgantara merupakan putra bungsu dari keluarga Dirgantara, pemilik pabrik tekstil besar sekaligus perusahaan properti Dirgantara corp. Terlahir sebagai putra bungsu dari keluarga konglomerat membuat Regulus tumbuh menjadi anak manja serta manis yang selalu menuruti perintah ibunya. Berbeda dengan Aldebaran, kakak sulungnya yang tegas dan dingin, Regulus terlihat lebih manusiawi meskipun sesekali masih bersikap acuh terhadap orang yang menurutnya tidak penting. Namun terlepas dari sikap acuhnya, Regulus sebenarnya adalah pria baik yang hanya mencintai dua wanita di bumi, ibunya dan juga Nicta, cinta pertama dan terakhir bagi Regulus.
Nicta, aktris cantik yang sudah menjadi kekasih Regulus sejak empat tahun terakhir itu saat ini tengah berbaring di atas ranjang hotel tempat dia dan Regulus menginap. Sementara Regulus yang baru keluar dari bathroom tersenyum melihat Nicta yang berbalut jubah piyama satin tengah terbaring tanpa melakukan apapun.
"Kamu ngapain, Sayang?" tanya Regulus.
"Regi, sini deh!" suruh Nicta.
"Kenapa?" Regulus bertanya sambil melangkah mendekati Nicta. Pria itu ikut berbaring di samping Nicta, kemudian menarik tubuh sang pacar agar berada di dalam rengkuhannya.
"Tadi katamu mama kamu nelfon 'kan?" tanya Nicta sambil berusaha mencari posisi nyaman memeluk tubuh kekar Regulus.
"Iya," sahut Regulus.
"Ngomongin apa?"
"Katanya lamaranku untuk anak bungsu Albara diterima. Jadi keluargaku lagi mempersiapkan acara pertunangan," ujar Regulus menjelaskan.
Nicta menghela napas, "Seharusnya aku yang menikah sama kamu."
"Sayang? Kita udah membahas soal ini, 'kan?"
"Ya tapi aku 'kan pengin menikah sama kamu," keluh Nicta.
"Aku udah janji akan menikahi kamu setelah nanti resmi diangkat jadi CEO. Untuk saat ini, aku harus menuruti keinginan mama sama mas Al untuk menikah sama putri bungsu Albara. Kamu yang sabar ya, Sayang! Kita pasti akan segera bersatu."
"Kenapa sih mama kamu enggak suka sama aku? Aku 'kan cantik, seksi, mapan dan terkenal," keluh Nicta lagi.
Regulus terkekeh, "Kamu imut banget kalau lagi menyombong begitu. Iya, kamu memang cantik, seksi, mapan dan terkenal. Tapi kriteria wanita yang boleh menikahi keluarga Dirgantara itu adalah wanita yang punya darah konglomerat, seperti istri mas Al dan juga putri bungsu Albara."
"Ah, seandainya ayahku konglomerat."
"Kamu memang harus punya darah konglomerat untuk menjadi menantu Dirgantara, tapi kamu enggak harus punya apa pun untuk menjadi wanita yang sangat kucintai. Kamu cukup menjadi dirimu sendiri seperti ini, dirimu yang manja dan selalu ceria," ujar Regulus sebelum menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang kekasih. Pria itu mengendusi leher sang gadis pujaan sambil tangannya bergerak perlahan melepaskan ikatan jubah piyama yang dipakai Nicta.
"Jadi, ini liburan terakhir kita sebelum kamu menikah, ya?" tanya Nicta.
"Iya," sahut Regulus pelan.
"Tapi sebenernya ini juga enggak bisa disebut liburan. Cuma kebetulan aja kamu ada kerjaan di Lombok, jadi ngajakin aku secara diam-diam begini."
Regulus tersenyum, "Aku juga ingin liburan sama kamu tanpa sembunyi-sembunyi dari siapa pun."
Baru saja bibirnya hendak mengecup bibir Nicta, dering ponsel milik Regulus mengejutkan keduanya. Setelah menghela napas jengkel, Regulus mengecup singkat pipi Nicta lalu bangkit dari ranjang. Pria dua puluh sembilan tahun itu meraih ponsel di atas nakas dan membawanya ke balkon.
![](https://img.wattpad.com/cover/298174950-288-k382646.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seandainya Perih
RomantizmHanya karena kamu itu bintang paling terang di langit, bukan berarti kamu adalah pemilik alam semesta, Regulus. Adelle- ***** Sebelumnya aku adalah lelaki baik yang hanya mencintai Nicta, tapi Adelle datang dan membuatku berubah menjadi monster yang...