*•.¸♡chapter sembilan belas♡¸.•*

31.2K 4K 71
                                    

"THEOO!"

xavier berlari di tengah lorong asrama dengan galen di belakangnya.

hancur sudah niat theo untuk tidur dengan tenang, dia pikir xavier tidak akan pulang dulu karena bertemu dengan damian.

nyatanya pangeran yang theo curigai beban istana itu malah berada di depannya sekarang.

"kau kemana saja! aku mencarimu di setiap barisan tapi tidak ketemu! waktu pencarian kelas juga!"

theo tak menjawab, terlalu 5l untuk menjawab pertanyaan tak penting dari xavier.

membuka pintu kamar terlebih dahulu theo langsung melemparkan dirinya ke kasur empuknya.

"theo mau tidur!?"

diikuti galen, xavier memasuki kamar mereka dan mengguncang bahu theo.

"pangeran saya sangat lelah."

xavier berdecak "tidak bisa begitu! kita harus bersenang - senang! ayo keluar~"

theo membuka sebelah matanya "memangnya kita boleh keluar?"

xavier menganguk "tentu saja, selama belum masuk akademi kita bebas keluar. ya kalau kita tidak diperbolehkan itu tidak masalah karena aku pangeran."

menutup kembali matanya, theo menghela nafas "saya tidak bisa, saya sangat lelah."

"ayolah~" xavier mulai menarik tangan theo

"pangeran anda bisa pergi bersama tuan galen."

merasa namanya dipanggil galen bersuara "tidak bisa, aku sibuk."

iya galen sibuk, sibuk mau tidur.

sama seperti theo anak marquez itu juga terlihat lelah dan kurang tidur karena xavier.

kalau bisa pertukaran teman asrama, theo dan galen akan dengan sukarela menukar xavier.

"kalian sangat tidak asik! aku menyesal sekamar dengan kalian!"

'SEHARUSNYA KAMI YANG BILANG ITU!'

xavier mengembungkan pipinya, berjalan dengan mengentakkan kakinya meninggalkan kamar asramanya.

"yasudah, aku pergi sama kak damian aja."

"ya pergilah dan tidak usah kembali." theo berkata dengan suara kecil

sebelum memasuki alam bawah sadar, pintu kamar asrama mereka terketuk.

"siapa sih! galen buka." theo mendengus kesal merasa terganggu

galen juga merasa terganggu, tapi lebih kaget ketika dirinya disuruh untuk membuka pintu. demi apapun tidak ada yang berani menyuruhnya bahkan orang tuanya sendiri.

tapi galen tetap saja menuruti perintah theo. membuka pintu galen bisa melihat athena dan alena di depan kamar mereka.

"huh?"

"h - halo.. kami mencari um, theo."

galen menganguk mengerti. theo yang merasa namanya disebut dengan sekuat tenaga bangun dan melihat siapa tamu tak diundang.

"kenapa kalian kesini?"

"tentu saja untuk mengajakmu keluar!" athena berkata dengan semangat diikuti angukan alena

mau nolak tapi kasian juga liat mereka udah datang kesini, yaudahlah theo cowok gentle gaboleh nolak permintaan cewek apalagi majikannya.

melihat kepergian mereka bertiga, galen mengernyit.

"benar - benar seperti perempuan."

🌸

"kamu sekamar dengan galen lenadro ya."

"seperti yang kau lihat."

"lalu siapa teman sekamarmu yang lain?"

"pangeran kedua."

alena membulatkan matanya "P - PANGERAN KEDUA XAVIER TYMOTEUSZ!?" teriaknya nyaring

menutup sebelah telingnya theo memganguk "ya, kenapa?"

"apa kau tidak tahu?" alena memasang wajah tak percaya

athena dan theo saling berpandangan, wajah kebingungan dan polos mereka menyiratkan pertanyaan.

memangnya ada apa dengan pangeran kedua?

makanya bergaul dek jangan cuman main berdua mulu.

ketinggalan berita kan.

TBC^^
if you like this story leave a star and comment!

lagi kan? yaudah nih saya kasih(☞゚∀゚)☞ saya ngetiknya pas ngantuk jadi maybe banyak typo kesalahan penulisan dll dan maybe tidak ngefeel👉👈

btw dari chr yang belum muncul, kalian nungguin siapa?

transmigration into a women's harem novel [bl]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang