"ternyata dugaanku tidak salah."
theo meneguk ludahnya kasar sedangkan galen menampilkan raut datarnya.
alfred menampilkan senyumnya "memang benar aku melihat murid akademiku disini."
keringat dingin muncul di pelipis theo.
"apa yang profesor lakukan disini?" galen membuka suaranya
"tentu saja berbelanja, kalian sendiri kenapa bisa ada disini?"
theo tanpa sadar meremas ujung baju galen. takut, tentu saja. walaupun terlihat ramah tapi theo bisa merasakan aura tak mengenakkan dari kepala akademinya. apalagi mereka termasuk keluar akademi tanpa izin.
"sama seperti profesor." kata galen kalem
alfred melirik theo yang meremas ujung baju galen.
"begitu ya.."
galen masih mempertahankan raut datarnya.
theo meneguk ludahnya "k - kami disini untuk membeli beberapa pakaian.." akhirnya suaranya bisa kembali
"maaf profesor sepertinya kami sudah selesai."
galen berdiri dan menggenggam pergelangan tangan theo, berniat pergi sebelum suara alfred menginterupsi mereka kembali.
"tapi aku tidak melihat belanjaan kalian."
galen mengatupkan bibirnya.
mereka terdiam mematung, tak ada yang berniat menjawab pertanyaan alfred.
"pfft.."
theo yang masih mematung langsung membalikkan badannya ke arah alfred.
"kalian lucu sekali." alfred menggelengkan kepalanya
mengelus kepala theo alfred mendekatkan wajahnya dan mengulum bibirnya "kenapa kalian tegang sekali hm?"
theo mengalihkan pandangannya dan tertawa canggung "h - haha.."
"kalian ingin belanja untuk pesta dansa kan?"
"kebetulan aku juga." alfred mengenggam tangan theo
lagi - lagi theo terseret.
galen mendengus kesal.
dunia seakan milik alfred dan theo. galen yang berada di belakang mereka cuma numpang nafas.
"sepertinya ini akan cocok untukmu."
"profesor saya tidak butuh.."
"heh?"
"a - akan saya coba!"
mengambil set pakaian di tangan alfred theo bergegas menuju ruang ganti. ada beberapa potong jas di tangannya dan itu semua dari alfred.
"kenapa galen?" ucap alfred kalem
galen yang ketahuan melirik diam - diam menggeleng kecil.
"oh ya, kalian keluar begini.. sudah izin? atau.." alfred tersenyum menghadapkan wajahnya ke galen
keringat dingin muncul di pelipis galen.
galen membuang pandangannya.
alfred mengernyit "hm?"
"saya rasa.." kedua bola mata galen menelusuri ruangan mencari cara agar bisa mengalihkan perhatian alfred
"lihat itu, sepertinya cocok untuk theo." galen menunjuk sebuah kostum beruang
alfred terkesiap, kilatan muncul di matanya "kau benar!" alfred berjalan mendekati tempat kostum dan mengambilnya
"aku baru pertama kali melihat hal seperti ini."
"itu pakaian yang biasa dipakai rakyat jelata ketika festival." jelas galen
"ohh, jadi ini.."
galen sedikit mendecih.
dugaannya benar, pemilik akademi ini menyukai teman sekamarnya.
'pedofil gila.'
"aku ini termasuk muda loh."
galen tersentak, tapi dia bisa mengontrol wajahnya untuk datar seperti semula.
alfred menyeringai "kenapa dengan wajahmu? seperti aku telah membaca pikiranmu." afred tersenyum kalem
galen semakin mengernyitkan dahinya.
alfred terkekeh "jangan menatapku seperti itu, kau seperti ingin memusnahkanku haha."
"ingat aku profesormu." alfred menatap tajam galen
galen mengalihkan pandangannya.
theo yang baru keluar mengedipkan kedua matanya bingung. kenapa atmosfernya tiba - tiba berubah lagi, seperti atmosfer saat berada di dekat damian dan antreas.
dan kenapa galen dan kepala akademinya terlihat tidak akrab.
seperti mereka baru saja berselisih.
"apa yang baru saja kulewatkan?"
TBC^^
if you like this story leave a star and comment!komen selain next.
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigration into a women's harem novel [bl]
Fantasianiat theo yang ingin tidur sebentar di uks malah membawanya ke transmigrasi ke dunia novel. boys love story! homophobic dni. warning! bxb, lowercase, typo bertebaran & slow flow sider? go away! baca elite komen elite vote sulit. vote itu penting. st...