*•.¸♡chapter empat puluh tujuh♡¸.•*

16.7K 2.1K 36
                                    

apa kabar?

🌸

BRUK

"AH!"

galen menggelengkan kepalanya sambil berjalan masuk ke kamar dengan santai. meninggalkan theo yang sudah di cegat xavier.

"apa lagi kali ini!"

xavier memicingkan matanya. menatap theo yang berada dibawahnya dengan penuh selidik.

"apa?" theo berucap dengan nada malas

"habis dari mana kau? kenapa tidak izin denganku? dan kenapa kau pulang dengan mereka? mereka itu musuh kita!"

"apasih?"

"masuklah kalian." kata galen

xavier berdiri, menarik tangan theo dengan cepat memasuki kamar. menutup pintu dan menatap theo sambil mengembungkan pipinya.

sedangkan theo yang sudah duduk di kasur miliknya mengernyitkan alis 'dia ngambek?'

xavier mengalihkan pandangannya ke arah galen "galen, kenapa kau membiarkan calon istriku bersama dengan musuh kita!" hardik xavier

"hey!" teriak theo

"musuh siapa yang anda maksud pangeran?"

"tentu saja kerajaan lerenard!" xavier berkacak pinggang

"musuh? bukannya kedua kerajaan berteman dengan baik-"

"itu dulu, tapi semenjak mereka menculik theo itu sama saja dengan mengibarkan bendera perang!"

"TIDAK ADA YANG MENCULIKKU!"

"diam."

theo menahan nafasnya, bulu kuduknya merinding dan kepalanya menunduk. tidak berani menatap tatapan tajam yang tertuju ke arahnya.

"pangeran anda sebaiknya istirahat." galen akhirnya kembali membuka suara

'a - apa.. aku tidak melakukan kesalahan apapun..' theo meremas kedua tangannya yang berkeringat

theo benar benar sangat takut sekarang. tidak berani menatap ke depan.

tuk

"uh?"

xavier menyamakankan posisinya, berbalik ke samping untuk memeluk pinggang theo, cengiran nakal khas miliknya melengkung muncul di bibirnya.

theo merutuki dirinya dalam hati. apa benar orang yang sekarang tidur di pangkuannya ini adalah orang yang sama, yang membuat theo gemetar.

mengatur nafas theo menepuk pelan pipi xavier "pangeran saya juga ingin tidur."

"tidak mau." xavier semakin mengeratkan pelukannya

andai saja theo tidak mengingat kejadian tadi. mungkin theo sudah menendang kepala xavier.

galen menghela nafas, dia membalikkan badannya ke arah yang berlawan.

🌸

kriett

"ah, putri alyona maafkan saya." crystal sedikit membungkukkan badannya

alyona mengibaskan kedua tangannya "tidak apa apa.. salah saya juga." dan menggaruk pipinya yang tak gatal

crystal mengulas senyum kecil.

"anda ingin keluar?" tanya crystal basa basi

alyona menganguk "ya, aku ingin mengujungi xavier."

"baiklah, saya masuk dulu putri alyona."

"i - iya."

berbekal nekat, alyona kembali berjalan menuju asrama putra. walaupun statusnya seorang putri tapi sifatnya yang pemalu membuat alyona kesusahan untuk berbaur dengan yang lain.

mengigit bibir bawahnya alyona terus melangkah di koridor asrama putra.

bruk

"m - maafkan aku!"

"tidak, aku yang harusnya minta maaf!"

alyona mendongak melihat pemuda yang ditabraknya menatapnya terkejut.

"t - tuan putri alyona maafkan saya."

"ini bukan salahmu!" alyone memegang pundaknya guna memaksanya berdiri

kini mereka berada di tengah koridor dan bisa saja menjadi pusat perhatian, apalagi pemuda itu bersujud dibawah kaki alyona.

pemuda itu pun berdiri dan menatap alyona takut takut, alyona juga melakukan hal yang sama. sangat canggung keduanya seperti tidak ada niatan untuk membuka pembicaraan.

"a-"

"put-"

"k - kamu duluan." ucap alyona

"putri saja."

setelah satu menit berfikir alyona kembali membuka suara "s - siapa namamu?"

"triffon vissarion tuan putri."

"o - oh begitu.. anu, apakah kau.." alyona menautkan kedua tangannya

"y - ya.." triffon melakukan hal yang sama

"xavier.."

"m - maaf putri tapi bisa ulangi lagi? saya tidak mendengarnya."

"itu.. apa kau tau dimana kamar xavier.."

triffon menganguk mengerti "kamar pangeran xavier? ya, saya tau kebetulan dia sekamar dengan teman duduk saya."

bibir alyona membentuk senyum dan matanya mengkilat berbinar. rona tipis muncul di pipi triffon, segera triffon mengalihkan pandangannya.

"a - ayo.." ajak triffon

triffon melangkahkan kakinya menuntun alyona yang berada dibelakang ke kamar xavier.

setelah mengantar alyona. triffon langsung pamit undur diri untuk kembali ke kamar miliknya.

tapi sebelum triffon pergi alyona sudah lebih dulu menahan lengannya.

triffon memandang alyona bingung. alyone menunduk menutupi wajahnya yang memerah, ini pertama kalinya dia seberani ini dengan orang lain.

"t - terima kasih!"

blush

asap keluar menguap dari atas kepala triffon.

"ya! sudah kewajiban saya!" jawab triffon

alyona tersenyum kecil melihat kepergian triffon. memandang pintu di depannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu alyona langsung memutar knop dan ajaibnya pintu terbuka.

"permi-"

"si..."

pemadangan apa ini.

TBC^^
if you like this story leave a star and comment!

xavier always menang banyak yya, jadi kasian ma galen yang cuman bisa nonton :3

jujur aja aku baca ulang beberapa chapter jadi malu dan ngakak sama tulisan sendiri T-T

aku harap kalian tidak bosan dengan cerita ini♡

transmigration into a women's harem novel [bl]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang