*•.¸♡chapter empat puluh♡¸.•*

21.3K 2.8K 50
                                    

"kumpulkan tugas kalian."

triffon melirik theo cemas, dirinya ragu ingin mengumpulkan tugasnya tapi tidak tega melihat keringat yang sudah keluar banyak dari pelipis pemuda pink disampingnya.

theo berusaha menampilkan senyum terbaiknya "tidak apa kumpulkan saja tugasmu."

walau ragu triffon meninggalkan kursinya dan mengumpulkan tugasnya.

setelah semua siswa dan siswi mengumpulkannya. profesor mulai menghitung buku yang bertumpukan.

"kurang tiga?"

theo yang awalnya meneguk ludahnya kini menghela nafas lega, setidaknya ada yang menemaninya.

"SIAPA YANG TIDAK MENGUMPULKAN TUGAS?"

theo menutup matanya dan mengangkat tangannya.

"granduke? tidak mengerjakan tugas?"

theo membuka matanya dan menoleh ke arah samping, melihat antreas mengangkat tangannya dengan santai. sekilas antreas melirik theo dan memberikan theo seringaian.

"derajat tinggi tapi tidak memberikan contoh yang baik." profesor menggelengkan kepalanya

dan menoleh ke arah theo "kau lagi?"

theo langsung speechless.

profesor deus mengangkat bahunya dan berbalik "ya, wajar saja."

"keluar dari kelas saya sampai kelas berakhir."

antreas berdiri dengan santai. memasukkan kedua tangannya di kantong celana dan menoleh ke arah theo, memberi theo untuk mengikutinya keluar.

theo yang ngang ngong cuman bisa mangut - mangut dan berlari kecil mengikuti antreas.

profesor deus mendecih "kenapa orang sepertinya masuk kelas terbaik."

🌸

"eitss, mau kemana?" antreas menahan lengan theo

theo mendengus "yo ndatau kok tanya saya."

"hah?" antreas memiringkan kepalanya

"gak papa."

"ke kantin aja yuk."

"gak."

"yah, padahal ada menu special di kantin. terbatas lagi, tiap minggunya cuman habis gak sampai sejam." keluh antreas

"yaudah yuk, mumpung aku gabut nih. kamu pasti lapar."

yang awalnya antreas menahan lengan theo, kini theo lah yang menggengam tangan antreas dan memimpin jalan.

antreas tersenyum miring dan menautkan jarinya dengan jari milik theo.

karena masih jam pelajaran pertama kantin cukup sepi, lebih tepatnya tidak ada siswa dan siswi. hanya beberapa chef dan pelayan.

"jadi, mana menu specialnya?" setelah mendudukkan dirinya theo dengan semangat melihat makanan di mejanya mencari - cari menu special yang dikatakan antreas

"ini." antreas menunjuk dirinya sendiri

theo yang lagi megang piring "ini kalau kena kepala, sakit bang."

"hahaha!" antreas tertawa puas

theo mendengus kesal dan mengecurutkan bibirnya. memasukkan satu cake utuh kedalam mulutnya. sampai ada cream yang tersisa di bibirnya.

antreas memajukan badannya. theo yang merasa ada hawa gelap menyelimuti mendongak, memandang bingung antreas di depannya.

"apwah?" tanya theo dengan mulut penuh

butuh perjuangan menghabiskan cake utuh dalam mulutnya.

senyum tipis terukir di bibir antreas.

theo yang merasakan bahaya langsung menyiapkan dirinya dan benar saja antreas menjulurkan lidahnya.

hap

theo membungkan mulut antreas dengan tangannya, tapi tak disangka pemuda berstatus granduke itu malah menjilat di sela - sela jari theo.

antreas menahan tangan theo yang ingin melepaskannya. pandangan mereka bertemu, antreas menyeringai kecil melihat raut shock theo. terlihat sangat lucu.

"hah?"

"apa yang kalian lakukan?"

theo langsung menarik tangannya kembali.

antreas mendecih kesal acaranya diganggu.

di samping theo sudah berdiri sang putra mahkota yang menatap antreas dengan pandangan tak suka.

"menganggu sekali." keluh antreas sambil menampilkan raut kesal

damian mengalihkan pandangannya pada theo, pandangannya melembut.

damian mengambil tisu dan mengambil tangan theo.

theo masih diam mencerna apa yang terjadi, hanya bisa menurut dan membiarkan damian membersihkan tangannya dengan telaten dan sangat lembut.

antreas memutar bola matanya.

"penganggu."

TBC^^
if you like this story leave a star and comment!

transmigration into a women's harem novel [bl]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang