*•.¸♡chapter tiga puluh tujuh♡¸.•*

21.9K 3K 153
                                    

update yang keberapa ya ini

🌸

"theo perhatikan langkahmu!"

"theo!"

"theo!"

theo menghela nafas, kenapa dia harus melakukan hal ini. setelah acara pelukannya bersama damian berakhir, theo tak sengaja bertemu dengan athena dan alena.

lalu entah apa yang terjadi theo sudah berlatih dansa bersama mereka.

"kenapa aku harus melakukan ini." guman theo frustasi

"jangan patah semangat theo!" athena memberi semangat

athena pun tak bisa berdansa, semenjak bertemu theo kerjaan athena hanya bermain dengan theo dan tidak melakukan kelas gadis bangsawan.

untung saja ada alena yang berbaik hati mengajari mereka.

"tapi nona, apa anda lupa diri? anda itu perempuan, mengapa ingin berlatih dansa bagian laki - laki."

"kita harus multifungsi!" athena tersenyum bangga

"theo juga, kamu pakai dansa bagian perempuan saja!" usul athena

pengen deh theo cubit ginjal fl satu ini.

alena dengan sabar mengajari theo dan athena walau kedua manusia itu sangat sulit diajari, tapi beruntunglah alena diberkati kesabaran yang besar.

"perhatikan langkah anda theo."

"nona athena, tangan anda salah."

sepuluh menit kemudian theo tepar "aku tidak mau lagi!" teriak theo

"lagian saya tidak berniat untuk dansa." theo merengek

athena menggeleng "jangan menggodaku dengan tampan imut itu!"

"ini menyiksa!"

theo tidak tahu ternyata latihan dansa sesusah ini, tidak. sebenarnya terbilang mudah bagi yang bisa.

.y

sementara athena berlatih dengan alena. theo tiba - tiba teringat kejadiannya beberapa saat yang lalu bersama damian.

dan theo bisa merasakan wajahnya memanas lagi.

"theo, wajahmu merah." athena membungkuk, tangannya terulur itu mengecek keadaan pengawalnya

"tidak panas."

"TAPI SANGAT BERKERINGAT!" teriak athena

"TENTU SAJA KARNA LATIHAN!" theo ikut teriak

🌸

theo menghela nafas lega, akhirnya dia bisa kabur dari latihan dansa mengerikan itu.

akademi lumayan sepi, karena faktor profesor yang sibuk kebanyakan siswa dan siswi kembali ke asrama, kantin, ataupun tiduran di kelas. membuat koridor cukup sepi, hanya ada beberapa orang gabut yang jalan, theo contohnya.

niat awal theo ingin kembali ke asrama, tapi mengingat kejadian semalam theo mengurungkan niatnya.

pilihan terakhir adalah kantin.

"yasudah kantin saja."

keadaan kantin tidak ramai dan tidak sepi, theo tersenyum lega pilihannya kali ini tepat.

theo mendudukkan dirinya di salah satu meja kecil yang kursinya hanya dua.

"hm?"

mendengar suara berat di belakangnya theo mendongak.

"deon?"

deon mendudukkan dirinya di kursi kosong depan theo.

hening selamat lima menit, baik theo maupun deon tidak ada yang berniat membuka suara.

'wah, canggung sekali..'

"apa.. yang kau lakukan disini?" akhirnya deon yang membuka suara pertama

"makan tentu saja."

hening lagi.

theo menangis dalam batin, kenapa dari semua penghuni akademi dia harus bertemu kulkas chalanthe berjalan.

"a - anda sendiri?"

"makan."

"haha.. iya juga."

kantin yang awalnya terasa hangat kini berubah menjadi kutub selatan.

dingin banget cuyy.

theo dan semua yang berada di kantin minus deon kedinginan bahkan makanan yang tersaji pun ikut kedinginan.

tidak kuat dengan kedinginan ini, theo berdiri "kalau begitu saya-"

"kau belum makan apapun." potong deon

"saya merasa kenyang tiba - tiba-" theo tidak melanjutkan perkataannya

tatapan menusuk theo seakan menyuruhnya untuk kembali duduk. dengan patuh theo duduk dan mengambil selembar roti di hadapannya.

"temani aku.."

walau kecil tapi theo bisa mendengarnya dengan baik.

"y - ya tuan muda.." theo menganguk patuh

theo tersenyum bahagia merasakan enaknya roti yang masuk kedalam mulutnya. dan bersamaan saat itu juga hawa dingin tadi menghilang.

deon hanya diam dan memandang theo yang terus mengambil makanan yang tersaji di depan mereka.

"anda tidak makan?" tanya theo saat menyadari hanya dirinyalah yang makan

bahkan setengah makanan di meja itu sudah habis karena theo.

deon menggeleng "habiskan." titahnya

theo sih mau - mau saja, kapan lagi makan enak seperti ini tanpa dibagi - bagi.

"kenapa kau tidak bersama athena?"

theo tersedak "uhuk uhuk!"

deon segera memberikan gelasnya.

setelah merasa lega, theo menatap deon.

'apa pemikiranku benar?' pikir theo

deon menaikkan sebelah alisnya "kalian bertengkar?"

theo langsung menggeleng "t - tidak seperi itu tuan muda! nona athena.. sedang latihan dansa dengan nona alena!" jelas theo

"alena? bayzli?"

"benar! kita cukup dekat dan nona alena sangat dekat dengan nona athena!" theo berkata dengan semangat

"nona athena juga sangat semangat untuk latihan dansa!" ucap theo dengan berapi - api

"kalau kau?"

"eh? saya?"

"ya, latihan dansa." kata deon

theo mengibaskan kedua tangannya "tidak - tidak, saya tidak berminat." ucap theo

pandangan deon menajam.

theo diam membeku, andai saja tatapan bisa membunuh. theo yakin dia sudah terbunuh dengan tatapan deon.

'kenapa lagi dia? kenapa moodnya berubah - ubah.'

"THEO!"

"kami sudah mencarimu dimana - mana! kenapa kamu disini ups!" athena menutup mulutnya ketika melihat seseorang yang duduk di depan theo

kilatan cahaya muncul di matanya "apa aku menganggu kalian?"

"tidak!"

"ya."

"eh?" alena mengerjabkan matanya

"aaaa- ekhem." athena berdehem

"m - maafkan aku kakak, tapi aku dan theo harus latihan dansa." athena membungkuk dan menarik theo

deon hanya menganguk singkat.

setelah kepergian mereka, deon melirik gelasnya yang dipakai theo. mengambilnya dan menempelkan bekas bibir theo ke bibirnya.

seringai tipis muncul bibirnya.

TBC^^
if you like this story leave a star and comment!

buat part 1821+ emang bakal saya buat tapi saya lagi mengumpulkan niat dan belajar 🌝 tapi gak bakal saya publish di wattpad. special part ataupun spin off juga muehehehe

transmigration into a women's harem novel [bl]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang