*•.¸♡chapter empat puluh dua♡¸.•*

19.3K 2.6K 20
                                    

brak

athena mengebrak meja.

"apa salahnya?" kata athena dengan nada tak terima

"keadilan untuk perempuan!"

"nyinyinyi kiidilin intik pirimpiin." cibir theo

"loh memang kenapa? theo juga latihan bagian perempuan tuh!"

"ITU KAN DIPAKSA NONA!"

🌸

"mau kemana?" galen menahan pergelangan tangan theo

di kamar hanya ada mereka berdua.

"keluar." jawab theo singkat

galen mengerutkan alisnya "keluar akademi?"

theo menganguk

"sudah dapat izin?"

theo menggeleng

"kata nona athena 'banyak kok yang keluar' ya begitu."

"mau kemana kalian?"

theo mengerucutkan bibirnya 'dia mengintrogasi apa gimana?'

"katanya mereka mau membeli pakaian untuk pesta dansa."

"nona athena dan alena." ralat theo

galen menganguk kecil.

hening sesaat, theo melirik tangan galen yang masih mencengkram pergelangan tangannya.

"galen-"

"aku ikut."

"hah?"

theo menganga "kenapa tiba - tiba.."

"perempuan itu kalau sudah belanja lama dan banyak bawaan."

"ya trus?"

galen tidak menjawab melainkan menyeret theo keluar kamar.

"kemana sih dia? kenapa lama sekali?" athena mendengus kesal

athena dan alena sudah menunggu di depan asrama theo tapi pemuda dengan surai unik itu sampai sekarang tidak menampakkan diri.

alena menyipitkan matanya, melihat dua siluet seseorang "hum?"

"ah, itu dia!"

tapi theo tidak datang sendiri, ada galen bersamanya dengan posisi theo yang diseret.

"cih." athena mendecih tidak suka

"eh?" alena sedikit shock. athena yang biasa dia kenal ceria dan humble kini menampilkan raut antagonis

hening diantara mereka berempat.

"h - halo.. marquez lenadro."

"galen saja."

"cih."

niat alena yang ingi mencairkan suasa sepertinya gagal. bukannya mencair malah semakin dingin.

"nona ngomong sesuatu?"

"gak ada theo!" raut wajah athena kembali ceria

'padahal tadi aku mendengarnya mengdecih?'

athena mendekati theo dan berbisik "kok ada mahluk yang tak diundang?"

"gatau dia tiba - tiba mau ikut." jawab theo ikut berbisik

alena sweatdrop, mereka berbisik tepat di hadapan topik utama mereka. bahkan bisikan mereka sangat terdengar jelas.

dengan kaku alena menoleh ke arah galen "a - anu.."

galen melirik alena sekilas "aku tidak mendengarnya kok." jawabnya

'kamu mendengarnya dengan sangat jelas tuan galen T-T.' alena menangis dalam hati

"jadi, kalian sudah mendapat izin keluar asrama?"

theo, athena dan alena membeku.

"b - banyak yang keluar kok!" sahut athena

"bukan berarti akademi memperbolehkan keluar masuk asrama, peraturan akademi tidak pernah memperbolehkan siswa dan siswi keluar tanpa izin."

"tapi kan banyak yang keluar! jadi gapapa dong!" athena masih ngotot

galen menatap athena dengan tatapan 'keras kepala sekali'.

galen menghela nafas "ya sudah, lebih baik jangan pergi terlalu jauh. cukup toko dekat akademi saja. kalian cuma membeli baju kan?"

theo, athena, dan alena menganguk.

galen berjalan duluan bersama theo diikuti athena dan alena di belakang mereka.

wajah athena masam "kenapa dia ikut? tidak asik."

"a- athena, dia bisa dengar." tegur alena

seperti yang disarankan galen, mereka memilih toko yang tidak terlalu jauh dari asrama.

mata athena berkilau melihat isi dalam toko, pakaian dimana - mana.

"aku datang sayangku~"

athena berlari merentangkan tangannya disusul alena.

"tunggu saya!"

theo menghela nafas lelah, melirik ke arah galen disampingnya "mau beli juga?"

galen menggeleng "tidak, aku akan menyuruh pengawalku untuk mengambil beberapa pakaianku di mansion."

theo menganguk paham "lupa kita beda kasta."

"kau sendiri?"

"huh? ya.." theo mengingat ada berapa pakaiannya

bisa dihitung jari dengan style yang serupa. terakhir dia membeli pakaian waktu bersama athena dan deon, itupun sepertinya tak cocok dipakai untuk pesta nanti.

theo mengangkat bahunya tak peduli.

"mau meminjam milikku?"

theo memegang sebelah pundak galen dengan tatapan serius "sadarlah."

galen mengernyit tapi sedetik kemudian dia sadar.

tidak mungkin ukurannya cocok untuk theo.

"kalau begitu-"

"gak usah, lagian aku memang tidak berniat untuk datang."

"THEO AKU MENDENGARNYA!"

theo mematung.

"i - ini hanya basa - basi antar pria nona!"

theo menarik tangan galen ke arah tempat pakaian pria.

"kau penurut dengannya ya.."

theo yang melihat - lihat pakaian menoleh, wajahnya tampak kebingungan.

"athena."

"tentu saja, aku ini pengawalnya."

"aku tidak menyangka dia.."

seperti mengerti maksud galen, theo memegang kedua pundak galen "jangan tertipu dengan covernya." ucap theo serius

"hah?"

"lupakan."

theo melepaskan kedua pengangannya dan duduk lantai dengan tampang lesuh diikuti galen yang jongkok. membuat beberapa pelanggan dan pegawai disana menatap mereka aneh, karena mereka duduk di tengah - tengah dan tentu saja menjadi pusat perhatian.

"ngomong - ngomong tips punya kesabaran ekstra gimana?"

galen mengernyit "kesabaran ekstra?"

theo menganguk "ya. diantara kita cuman kau yang terlihat biasa dengan sifat ajaib xavier. seperti.. sudah terbiasa mungkin?" ucap theo tak yakin

"aku punya adik yang sifatnya nakal seperti pangeran kedua, jadi aku sudah terbiasa."

"pantas saja." theo mangut - mangut mengerti

"oh?"

sebuah suara maskulin mengalihkan perhatian galen dan theo, keduanya mendongak dan membeku melihat sang pemilik suara.

TBC^^
if you like this story leave a star and comment!

transmigration into a women's harem novel [bl]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang