•.¸♡57♡¸.•

8.3K 983 64
                                    

krik krik

cukurukuk

hening

setelah athena mengutarakan isi hatinya dan theo yang terlihat tidak ingin menjawab pertanyaannya.

"ah! aku hanya penasaran, lagipula itu tidak terlalu penting." ucap athena sambil mengibaskan kedua tangannya

"baiklah aku akan kembali ke kamarku."

🌸

besoknya setelah merasa pulih theo kembali ke akademi bersama dengan athena dan deon.

di dalam kereta theo duduk pas didepan deon dan athena berada disampingnya.

"saya meminta maaf."

"hum? meminta maaf untuk apa theo?" athena memiringkan kepalanya

"saya merasa merepotkan kalian.."

"tidak tuh! iya kan kak? kakak malah senang direpotkan theo, iya kan!"

"hm." deon mengangukkan kepalanya

melihat itu kedua bola mata athena berbinar "tuh, denger kan?"

terkadang theo merasa mereka bukanlah saudara angkat.

sesampainya akademi deon turun terlebih dahulu diikuti athena dan theo. dan lagi lagi sebelum turun deon mengulurkan tangannya.

'AKU BUTUH SENIMAN AKU MAU MENGABADIKAN MOMENT INI!' athena menjerit dalam batinnya

gadis itu sampai mengigit bibirnya menahan gemas ketika deon maju dan memegang pinggang theo.

bahkan ketika theo sudah menapakkan kakinya di tanah, deon belum melepaskan pegangannya di pinggang dan tangannya. seakan sudah siap untuk berdansa.

tatapan theo ke deon sekarang sudah sangat menggambarkan 'keren lo begitu'.

"ekhem."

"huh?"

"eh?"

"professor alfred!"

seketika theo dan deon sudah melepaskan diri masing masing.

lengkungan muncul di bibir kepala akademi, bahkan matanya ikut melengkung.

"selamat datang kembali theo."

"y - ya... terima kasih professor." theo memundurkan wajahnya saat merasa wajah alfred terlalu dekat dengannya

athena memeluk tubuhnya menggunakan kedua tangannya.

"uhh aku kedinginan.." ucap athena dengan keringat yang mengalir pelipisnya

"ya." sebuah plot twist deon menjawab monolog athena

gadis itu melirik ke arahnya kakak satu satunya. tidak ada yang berubah dari raut wajahnya, datar tanpa ekspresi. tapi entah mengapa auranya sangat berbeda dari biasanya. bagaikan predator yang sudah siap memangsa.

'menyeramkan sekali.'

"ayo theo." ucap alfred sambil mengenggam lengan theo

deon mengernyitkan alisnya "atas dasar apa anda ingin membawa theo pergi?"

"apa yang kau bicarakan sulung chalanthe, bel sudah berbunyi tentunya pelajaran pertama akan dimulai kan."

lagi lagi athena merasa kedinginan kala melihat senyum alfred.

"saya yang akan mengantar theo ke kelasnya. anda kembali saja, tidak perlu menyusahkan theo."

theo melirik ke arah deon dan alfred secara bergantian. dari tadi dia hanya diam tapi mengapa deon malah memfitnahnya.

"aku tidak-"

"kebetulan aku menggantikan profesor davin jadi aku akan mengantar theo dan pergilah ke kelas kalian chalanthe bersaudara." alfred sedikit menekankan perkataannya

sebelum deon kembali bersuara, athena langsung memegang lengan kakaknya.

"ayo kak antar aku ke kelas hehe."

"tsk." deon membuang wajahnya ke samping

usai perginya athena dan deon menyisakan theo bersama alfred.

"ayo."

"y - ya, baik prof."

tidak mau ambil pusing theo hanya mengikuti alfred yang mengenggam erat tangannya. ditengah jalan irisnya tak sengaja bertabrakan dengan iris coklat yang tertutup lensa.

"loh profesor?"

"theo, dan kepala akademi wah kebetulan apa ini? apa anda memiliki keperluan terhadap kelas saya?"

"profesor bukannya digan-"

lagi lagi ucapan theo terpotong.

"mengapa anda ada disini profesor davin? bukannya anda memiliki keperluan?" lengkungan tercipta di bibir alfred bersama dengan matanya yg ikut tertutup

"saya akan pergi mengajar di kelas?"

"anda ada keperluan lain kan? saya yang akan menggantikan anda."

"eh, oh? ya ya! anda benar hahaha."

'situasi apa ini.'

🌸

cklek

"maaf sedikit terlambat." alfred membuka pintu kelas

"theo silahkan duduk di tempatmu kembali." alfred tersenyum

theo merasa senyum alfred memiliki makna yang berbeda. senyum yag yang alfred berikan padanya sekarang berbeda saat bersama deon ataupun profesor davin.

"terima kasih profesor."

langkahnya terhenti saat sebuah tangan menahannya lehannya.

"selamat datang kembali theo."

"ya? terima kasih froy." theo tersenyum kepada sang pelaku, froy itsvan

saat sudah mendudukkan di kursi miliknya, triffon langsung memberikan banyak pertanyaan untuk theo.

"theo apa kau sudah baikan?"

"tidak ada yg sakit kan?"

"apa demam mu sudah turun?"

"kau tau aku khawatir sekali dua hari ini, aku juga sangat kesepian." iris triffon sudah siap mengeluarkan air terjun

"ekhem."

"kelas akan segera dimulai."

air terjun yang tadinya siap jatuh di kedua iris triffon kembali masuk

"maaf profesor!"

TBC^^
if you like this story leave a star and comment!

next? 51-57 1k vote

puas kelean? puas😔

seperti biasa aku ngetiknya di tempat kerja jadi kurang fokus🙏

transmigration into a women's harem novel [bl]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang