Hope u guys enjoy this story, don't copy my story please. Karena ini murni dari pemikiran Author ya.
Bila ada nama tokoh, latar, tempat, dan hal lain sebagainya itu bukanlah suatu hal yang disengaja. Cerita ini tidak bermaksud menyinggung pihak manapun juga.
Author juga meminta maaf untuk banyaknya kesalahan baik pada penulisan, tanda baca, dsb.
Jangan lupa komen di setiap paragraf ya!
****
📍Ibu Kota, Gotz Cafe.
Setelah tanda tangan kontrak satu minggu yang lalu. Nirmala beberapa kali bolak-balik ke rumah produksi itu untuk mengurus hal-hal yang diperlukan.
Seperti hari ini. Hari sudah siang, dan Nirmala baru pulang untuk mengambil beberapa desain cover buku untuk dipilih.
Nadya kebetulan sedang libur hari ini, jadi dia memutuskan untuk menunggu Nirmala di kafe sekaligus memantau kafe mereka itu.
"Kalo dipikir-pikir keputusan Lo tu agak bego deh Mal. Eh enggak deng, bego banget malahan."
Nirmala yang dikatai begitu sedikit mengerucutkan bibirnya kesal. Dengan seenaknya Nadya mengatakan dirinya bego, ya kenyataannya gitu sih tapi kan dia nggak bego-bego amat kok.
"Kenapa Lo nolak coba, itutu kesempatan besar Mala. Udah tau naskah udah mau langsung di filmin pake lagak-lagak kagak mau."
"Ya kan... ah bodo amat deh! Gue punya alasan tersendiri pokoknya."
"Hm Gue sempet nggak nyangka sih kalo karya Lo bakalan dilirik penerbit gitu. Sayang banget Lo nolak kesempatan yang lebih besar."
Nirmala kesal karena Nadya terus membahas persoalan dirinya yang menolak naskah miliknya untuk difilmkan.
Pak Prambudi kemarin dengan berat hati ikut menyetujui permintaan Nirmala. Padahal naskah gadis itu akan menjadi lebih bagus bila bisa difilmkan.
"Dahlah! Males ah ngomong sama Lo. Gue dikatain bego mulu, ntar kalo malaikat lewat terus gak sengaja ngaminin bacotan Lo yang kayak neraka jahanam itu gimana? Lo beneran mau punya sahabat bego!"
"Bye!"
Setelah mengucapkan itu, Nirmala beralih ke tempat pembuatan minum di sebelahnya.
Sepertinya satu gelas besar lemon tea bisa mengembalikan moodnya yang agak kacau hari ini.
****
Malam ini Mala dan Ayahnya sedang duduk santai di ruang tamu. Mereka berdua menonton tv sembari memakan cemilan di sebuah toples sedang yang ada di atas meja tepat di deoan mereka.
Siaran tv menayangkan beberapa berita infotaimen. Cukup membosankan tapi masih bisa ditontonlah.
"Loh ini kan tempat kamu nerbitin buku Mal, coba liat dulu deh!" Sang ayah meminta anaknya itu untuk melihat siaran tv yang sedang menayangkan salah satu gosip tanah air.
Nirmala yang tadinya asik bermain ponsel mengalihkan pandangannya ke arah televisi yang sedang menyala itu.
"Lah iya." Ucapnya, agak terkejut sih. Karena baru ia tau bahwa ia berkerja sama dengan salah satu penerbit bergengsi di tanah air. Bahkan namanya sudah menggema di mana-mana.
Sepertinya Nirmala memang agak kudet kalau tentang berita seperti ini. Padahal dia merupakan salah satu yang cukup sering berselancar di sosial media.
"Oh anaknya mau nikah toh. Kamu nggak diundang Mal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Derana
General FictionNirmala Gaia Respati hanya seorang anak yang tidak pernah dianggap oleh keluarga besar kakeknya. Karena bagi sang kakek ia adalah sebuah kesalahan hanya karena ibunya memilih menikahi orang biasa kala itu. Tapi tiba-tiba kakeknya menyeretnya secara...