10

76.7K 5.1K 106
                                    


Hope u guys enjoy this story, don't copy my story please. Karena ini murni dari pemikiran Author ya.

Bila ada nama tokoh, latar, tempat, dan hal lain sebagainya itu bukanlah suatu hal yang disengaja.

Author juga meminta maaf untuk banyaknya kesalahan baik pada penulisan, tanda baca, dsb.

Jangan lupa bintang di pojok kiri dan komen di setiap paragraf ygy :)

****

Sekarang mereka sampai di ke diaman keluarga Baswara. Rumah itu juga sebelas duabelas mirip dengan milik kakeknya Galendra.

Begitu besar dan mewah, mirip rumah hayalan dalam aplikasi dunia orange yang suka ia baca.

Setelah melihat rumah calon suaminya ini ia jadi semakin takut. Apakah dia akan diterima di keluarga pria ini dengan baik?

Rasanya ia ingin benar-benar kabur sekarang juga. Tapi apakah ia masih punya kesempatan untuk melakukan itu?

"Ayo." Damaresh memberikan bungkusan yang di bawa oleh Nirmala sebelumnya. Bukan berarti pria itu tidak gentelman, itu memang punya Niramala. Jadi pria itu akan membiarkan Nirmala untuk memberikan langsung pada mamanya.

Mereka berdua masuk melalui sebuah pintu utama yang besar berdaun dua. Mereka juga disambut oleh beberapa pelayan hanya untuk sekedar membukakan pintu.

Begitu masuk, Nirmala disambut begitu baik sejauh ini.

"Mama di mana mbok?" Aresh bertanya pada seorang wanita tua yang ada di depan mereka.

Mbok odah menjawab, "nyonya masih di kamar den, katanya mau siap-siap buat ketemu calon menantu."

Nirmala tercenung, semakin guguplah gadis itu. Begitu semangatnya calon mertuanya itu untuk bertemu dengannya. Bagaimana jika nanti calon mertuanya itu kecewa karena ekspetasinya tidak sesuai realita?

Nirmala memang cantik, tetapi ia tidak secantik Sasmi ketika memakai dandanan. Ia tidak semodis Sasmi, bahkan ia merasa tidak secerdas Sasmi. Apakah calon ibu mertuanya ini mengetahui bahwa calon menantunya diganti?

"Mbok odah kenalin ini Nirmala. Calon istri saya."

"Nirmala kenalin ini mbok odah, beliau sudah bekerja di sini sejak saya lahir." Lanjut Aresh yang saling memperkenalkan Nirmala pada mbok Odah.

Nirmala tersenyum, gadis dengan rambut sebahu itu mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan mbok Odah sebagai tanda perkenalan.

Tapi perempuan yang sudah mulai beranjak tua itu sedikit ragu untuk menyambut uluran tangan dari calon menantu keluarga Baswara itu.

Akhirnya mbok Odah menyambut uluran tangan dari Nirmala dan mereka saling melemparkan senyuman manis.

"Wah mbok Odah udah nyuri start nih, curang banget!"

Sebuah suara lembut mengintrupsi mereka bertiga, Nirmala dan mbok Odah melepaskan jabatan tangan itu.

"Maafkan saya nyonya." Ujar mbok Odah diselingi senyum.

"Kalau gitu saya permisi dulu buat bikin minum. Mari" Mbok Odah beranjak dari sana.

"Halo! Ini pasti Nirmala ya?" Tanya Jesica. Perempuan paruh baya nan cantik ini adalah mamanya Damaresh.

Nirmala mencoba tersenyum seperti biasa, pertanyaan itu membuat dirinya gugup.

"Iya tante saya Nirmala."

DeranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang