Bila ada nama tokoh, latar, tempat, dan hal lain sebagainya itu bukanlah suatu hal yang disengaja.Author juga meminta maaf untuk banyaknya kesalahan baik pada penulisan, tanda baca, dsb.
Hope you guys enjoy it. Happy reading!
****
Hari berlalu, membuat bulan juga berganti. Saat ini kandungan Nirmala sudah memasuki usia 7 bulan. Hari ini akan diadakan prosesi tujuh bulanan tersebut.
Seperti yang bisa dilihat, kediaman Baswara yang sudah mewah tampak lebih mewah dan cantik dikarenakan sudah didekorasi sedemikian rupa. Padahal Damaresh dan Nirmala berencana mengadakan syukuran berupa pengajian khusus keluarga dan teman-teman dekat saja. Tidak menyangka kalau acaranya bisa semeriah ini.
Calon oma itu sibuk menyambut para tamu yang datang di dekat pintu depan. Tidak terlalu banyak katanya, tetapi kalian tau sendiri kan sedikitnya versi mama Jesica itu seperti apa?
"Katanya tamunya dikit kemarin?"
Jesica menghela nafas berat, menghadap putra tunggalnya itu. "Kita udah bahas ini kemarin kan Damaresh? Lagian kan ini buat cucu mama kok."
"Ya tapi kan-"
"Jeng Ratna! Damaresh kamu tu tinggal terima beres. Kan kemarin kita udah sepakat. Sana jagain istri kamu." Jesica beranjak dari hadapan Damaresh, menemui para kenalannya ala-ala ibu sosialita.
***
Acara 7 bulanan hari ini disebut dengan mitoni. Tradisi ini dilakukan untuk mendoakan keselamatan para ibu hamil.
Ada enam tahapan. Diawali dengan berkumpul bersama kerabat dekat ataupun tetangga. Karena relasi keluarga Damaresh yang luar biasa, maka tamu hari ini juga lumayan banyak.
Nirmala sebagai calon ibu harus menyapa para orang tua dengan penuh rasa sopan dan rasa hormat. Wanita itu sungkem kepada mama Jesica papa Prambudi dan juga Galendra yang turut hadir pada hari ini.
Untuk om dan tantenya dia tidak tau menau, Sasmita bilang mereka tidak bisa datang karena ada urusan penting. Ya, berarti kan urusannya lebih penting dari seorang Nirmala. Nirmala juga tidak berharap banyak kok.
Kemudian Nirmala digandeng menuju area taman belakang kediaman Baswara untuk melakukan prosesi siraman.
Tubuhnya dibalut kain batik, kemudian rambut sebahunya dibiarkan tergerai lengkap dengan bandana dari rangkaian bunga yang sama seperti yang ada pada bagian rompi kain yan ia kenakan.
Sudah ada tempat tersendiri di taman itu karena sang mama menyewa EO khusus untuk acara pada hari ini.
Gerabah berisi berbagai macam bunga-bungaan dan juga air yang katanya berasal dari 7 mata air yang berbeda.
Ia duduk di atas kursi beralaskan tikar yang bertabur berbagai jenis daun-daunan. 7 orang bergantian memandikannya dengan air bercampur bunga yang ada di dalam gerabah di sampingnya.
Mama Jesica, papa Pram, suaminya, dan sisanya diambil alih oleh tante dan juga om dari pihak Damaresh.
Setelah itu Damaresh selaku calon ayah diminta untuk memembelah kelapa muda yang telah disiapkan sebelumnya. Katanya ini untuk mengetahui jenis kelamin dari sang jabang bayi.
"Ini motongnya bebas mau gimana?" Damaresh nampak bingung, ia bertanya pada salah satu EO yang menangani acara mereka.
"Iya mas."
Damaresh mengambil ancang-ancang. Ia memegang gagang parang itu dengan erat dan Prak!
"Wah, alhamdulillah calon adeknya cowok tuh." Kata salah satu tamu undangan. Dan banyak bisik-bisik lainnya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Derana
General FictionNirmala Gaia Respati hanya seorang anak yang tidak pernah dianggap oleh keluarga besar kakeknya. Karena bagi sang kakek ia adalah sebuah kesalahan hanya karena ibunya memilih menikahi orang biasa kala itu. Tapi tiba-tiba kakeknya menyeretnya secara...