Hai Readers, i am back! Yuhuuu!Hope u guys enjoy this story, don't copy my story please. Karena ini murni dari pemikiran Author ya.
Bila ada nama tokoh, latar, tempat, dan hal lain sebagainya itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
Author juga meminta maaf untuk banyaknya kesalahan baik pada penulisan, tanda baca, dsb.
****
📍Ibu Kota, Gotz Cafe
Nirmala mengabaikan perkataan Galendra. Pria tua tidak tau diri yang sayangnya adalah kakek nya itu.
Ia sedari tadi menforsir tubuhnya, belum beristirahat sama sekali. Nirmala memutuskan untuk menyimpan rapat-rapat masalahnya kali ini. Bahkan Nadya saja tidak mengetahui persoalan ini.
Ia tetap tersenyum sedari tadi, menutupi masalahnya dengan baik. Tak membiarkan orang lain tau, betapa hancur hatinya kali ini.
Untuk urusan kali ini ia benar-benar menyerahkan diri sepenuhnya atas takdir Tuhan.
"Mbak Mala, kata mbak Kamila mbak Mala belum makan dari tadi. Ayo makan dulu." Nina menyiapkan nasi lengkap dengan lauknya di depan Nirmala.
Gadis yang saat ini sedang berada di dapur itu baru selesai membuat beberapa bolu kukus. Bahkan apron berwarna hitam masih melekat di tubuhnya.
"Makasih ya Nin." Mala tersenyum lembut, perhatian kecil seperti ini membuat gadis berambut sebahu itu merasa senang.
Sedari tadi ia juga sibuk memikirkan ayahnya, karena setelah kejadian kemarin ia sama sekali belum berbicara ataupun bertegur sapa dengan ayahnya itu. Bahkan malam ini ia berencana akan menginap di rumah Kamila.
Tidak mungkin ia menginap di tempat Nadya walau pada kenyataannya gadis itu tidak akan keberatan mempersilahkan dirinya.
Bila dia melakukan itu, sama saja Nirmala siap membongkar masalahnya yang ia coba tutup rapat.
Nadya tidak akan datang karena gadis itu sedang bertugas jaga malam. Jadi Nirmala lebih leluasa untuk menginap di rumah Kamila tanpa ditanya-tanya.
Untuk ayahnya, ia akan meminta maaf setelah ini. Ia akan mengirim pesan nanti sekedar untuk meminta izin. Nirmala butuh waktu sendiri untuk sekarang.
Jam menunjukan sudah hampir pukul 22.30 malam dan mereka baru saja mengunci kafe itu.
Lalu Nirmala pulang bersama Kamila sekaligus menumpang bermalam di rumah gadis itu.
Untuk perintah kakeknya kemarin, Nirmala dengan terang-terangan mengabaiknnya.
Ia tidak lupa sama sekali, tidak akan pernah lupa setiap kata-kata yang dilontarkan Galendra baik padanya ataupun sang ayah.
Apalagi masalah penjualan dirinya kepada rekan bisnis dengan dalih perjodohan itu. Gadis itu masih sadar bahkan sampai malam ini. Bahwa dirinya dengan sengaja menjadi seorang pembangkang. Sama seperti yang Galendra katakan untuk menjuluki ibunya.
***
Pagi ini matahari belum bertahta, padahal waktu sudah menunjukan pukul 10.00, langit bahkan kelabu seperti siap menurunkan berjuta tetes air ke bumi yang biasa orang sebut hujan itu.
Nadya baru datang, rautnya tampak lesu. Sepertinya ia baru pulang dari rumah sakit.
Nirmala yang paham itu meminta Riko untuk membuatkan satu gelas milkshake strawberry untuk Nadya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Derana
General FictionNirmala Gaia Respati hanya seorang anak yang tidak pernah dianggap oleh keluarga besar kakeknya. Karena bagi sang kakek ia adalah sebuah kesalahan hanya karena ibunya memilih menikahi orang biasa kala itu. Tapi tiba-tiba kakeknya menyeretnya secara...