37 (END)

88.3K 3.4K 79
                                    


Bila ada nama tokoh, latar, tempat, dan
hal lain sebagainya itu bukanlah suatu hal yang disengaja.

Author juga meminta maaf untuk banyaknya kesalahan baik pada penulisan, tanda baca, dsb.

Hope you guys enjoy it. Happy reading!

****

📍Ibu Kota, 4 tahun kemudian.

Galendra tersenyum melihat seorang bocah laki-laki yang tengah asik mengajak bicara seekor ikan yang terdapat dalam sebuah aquarium kecil berbentuk bulat di depannya. bocah laki-laki itu terlihat sangat menikmati obrolannya dengan seekor ikan itu.

tubuh pria kecil itu sedikit merunduk, ia bahkan mendekatkan wajahnya pada akuarium hingga hidung mancungnya menempel di sana.

"kamu senang dengan ikan barumu nak?" Galendra, pria berambut putih dengan tongkat di tangannya itu mengusap surai hitam cicitnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kamu senang dengan ikan barumu nak?" Galendra, pria berambut putih dengan tongkat di tangannya itu mengusap surai hitam cicitnya. Ya, cicit yang ia dapatkan dari Damaresh dan juga Nirmala. Najandra Amaru Baswara namanya.

Amaru tersenyum, pipi kemerahannya itu sedikit naik membuat bulan sabit di kedua matanya. Ah, tampan sekali. "Amalu senang, tapi dia sendili" ucapnya lucu.

Galendra tersenyum mendengar perkataan dari cicitnya itu, "Besok akan opa belikan lagi agar dia tidak sendirian."

"Benalkah?" Tanya bocah itu antusias. "benar sayang." Jawab Galendra meyakinkan.

"Amalu sayang opa" Ucap bocah kecil itu kembali. "Oh benarkah? Kalau begitu beri opa satu kecupan." Amaru menuntun kakeknya utuk duduk di sebuah sofa yang tidak jauh dari sana. Setelah Galendra sudah duduk di sofa itu barulah boca berusia 4 tahun itu memberikan satu kecupan di salah satu sisi pipi Galendra. Membuat pria tua itu tertawa lepas karenanya.

"Nggak boleh." Seorang wanita menghampiri Galendra dan juga anaknya itu. Nirmala mengucapkan salam dan menyalami tangan Galendra. setelah itu ia mengalihkan pandangannya pada Amaru, "Mama sudah bilang kan Amaru, dia sudah cukup banyak teman. Gabungkan saja dia dengan teman-temannya di akuarium besar ya sayang?"

bocah itu menggeleng lucu, "Tidak mama, mulai sekalang dia ikan kesayangan Amalu."Nirmala menghembuskan nafasnya, lihat anak siapa ini? Keras kepala sekali.

"Sudahlah Nirmala, biarkan dia mendapat apa yang dia mau." Galendra menengahi perdebatan antara ibu dan anak itu. Oh ayolah, apakah ini bisa dibilang sebagai perdebatan?

"Tapi kek?" Galendra menggeleng. "Amaru." Nirmala memanggil anaknya itu dengan lembut, wanita itu bahkan mengubah posisinya menjadi setengah duduk untuk menyamai tinggi mereka, memegang kedua bahu bocah 4 tahun itu dengan lembut. "Sebentar lagi kamu akan sekolah, apakah Amaru yakin bisa merawat dan menjaganya dengan baik hm?"

"Iya mama, Amalu yakin." Ucapnya dengan menganggukan kepalanya lucu.

***

Malam ini malam minggu, Nirmala mengajak Amaru ke kafe sembari menunggu Damaresh menjemput mereka. Nadya akhir-akhir ini jarang mengontrol kafe dikarenakan masa kehamilannya yang baru memasuki trisemester pertama. Ya, satu tahun yang lalu sahabatnya itu resmi menjadi nyonya Ari Kalandra dan sekarang mereka baru akan dikaruniai anak pertama.

DeranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang