Hope u guys enjoy this story, don't copy my story please. Karena ini murni dari pemikiran Author ya.Bila ada nama tokoh, latar, tempat, dan hal lain sebagainya itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
Author juga meminta maaf untuk banyaknya kesalahan baik pada penulisan, tanda baca, dsb.
Jangan lupa bintang di pojok kiri dan komen dan komennya ygy :)
****
"Halo" Nirmala mengangkat telpon masih dengan keadaan setengah sadar.
"Set dah! Lo masih tidur jam segini? Tumben amat." Oceh Nadya di seberang sana.
Dahi gadis itu lantas mengernyit, ia melihat jam yang ada di atas nakas yang sudah menunjukan pukul 10.11.
"Jangan bilang Lo nggak subuhan ya?" Tuduh gadis di sebrang sana.
"Nggak kok, tadi Gue tidur lagi."
"Kenapa bisa gitu? Biasanya juga kagak, mentang-mentang lagi cosplay jadi cucu kesayangan Bapak Galendra."
Setelah dirasa nyawanya sudah terkumpul gadis itu mengubah posisinya menjadi setengah berbaring.
"Ya nggak gitu juga, pokoknya gue nggak bisa tidur semalem. Bayangin gue tidur cuma 3 jam doang, apa nggak mumet ni kepalak Gue?"
"Yeee, itu mah derita Lo."
"Udah dulu ya, Gue mau mandi ni. Nanti kalo kafe agak sepi Lo vidio call Gue bareng anak-anak yang lain ya. Ada yang mau Gue pastiin."
"Ishh pantesan baunya sampe sini tau. Bye, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Salam penutup tadi menandakan berakhirnya panggilan via telpon di antara Nirmala dan Nadya.
Nirmala melihat kembali jam di atas nakas dalam kamarnya itu. Sudah terlambat sekali untuk menikmati matahari pagi, ya karena ini udah siang. Kalau dipaksakan berjemur yang ada kulitnya jadi tidak sehat.
Gara-gara pesan mas Aresh semalam gadis itu jadi tidak bisa tidur. Setelah mencoba untuk konfirmasi, laki-laki iti hanya meneruskan pesan itu tanpa mengetik kembali.
Aneh, bahkan setelah ia bangun tidur kali ini rasa menggelitik dalam perutnya masih terasa. Seperti ada euphoria tersendiri.
Apakah dia sedang jatuh cinta? Dia akan memastikan nanti.
****
"Selamat siang Nona Nirmala." Salah satu maid menyapa Nirmala, gadis itu sedang berada di dapur sekarang.
Cacing-cacing di perutnya sudah mulai berdemo minta untuk diisi."Ada yang bisa saya bantu?"
"Nirmala mau sarapan sekalian makan siang bi." Gadis itu tersenyum canggung, sedikit malu karena anak gadis baru bangun jam segini.
"Baik Nona." Lalu maid itu menyiapkan peralatan makan di sana, sejujurnya Nirmala merasa tidak enak. Karena jujur saja ia terbiasa untuk melakukan semuanya sendiri.
Tetapi dikarenakan ia adalah orang baru di rumah ini di mana berarti ia tidak mengetahui di mana tempatnya, jadi gadis itu memutuskan membiarkannya saja.
"Terimakasih mbak." Ucap Nirmala sambil tersenyum.
"Oh iya, mbak liat ayah saya nggak?" Tanyanya pada maid itu.
"Oh pak Doni?"
"Iya."
"Pak Doni belum lama kembali ke kamar, tadi habis senam-senam kecil di taman belakang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Derana
General FictionNirmala Gaia Respati hanya seorang anak yang tidak pernah dianggap oleh keluarga besar kakeknya. Karena bagi sang kakek ia adalah sebuah kesalahan hanya karena ibunya memilih menikahi orang biasa kala itu. Tapi tiba-tiba kakeknya menyeretnya secara...