Hai Readers, i am back! Yuhuuu selamat hari minggu ya semuanya.Hope u guys enjoy this story, don't copy my story please. Karena ini murni dari pemikiran Author ya.
Bila ada nama tokoh, latar, tempat, dan hal lain sebagainya itu bukanlah suatu hal yang disengaja. Cerita ini tidak bermaksud menyinggung pihak manapun juga.
Author juga meminta maaf untuk banyaknya kesalahan baik pada penulisan, tanda baca, dsb.
****
📍Ibu Kota, Gotz Cafe.
"Nad, kenapa ya akhir-akhir ini Gue merasa ada yang perhatiin Gue?" Nirmala menceritakan kecemasan gadis itu belakangan ini.
"Idihh PD gilak, emang ada yang mau perhatian sama cewek modelan Lo, udah judes, galak lagi."
Nirmala memutar bola mata jengah mendengar perkataan dari sahabatnya itu, "bukan perhatian yang kayak gitu Nad... penguntit, Lo tau kan penguntit?"
"Hah? Serius Lo?" Nadya mulai berkata serius. Perasaan sahabatnya ini bukan orang yang penting sekali, tapi kenapa bisa sampai diuntit orang coba?
"Lo ada buat masalah sama orang nggak?"
Nirmala mengerutkan dahi, gadis itu sudah berfikir keras dari kemarin-kemarin. "Nggak ada tau! Gue juga bingung Nad. Terus apa yang mesti Gue lakuin nih Nad? Sebenernya Gue takut banget."
Nirmala benar-benar risau. Pasalnya ia pernah beberapa kali melihat beberapa orang berpenampilan serba hitam dengan terang-terangan memperhatikan Nirmala. Apa benar gadis itu pernah membuat masalah dengan orang lain? Tapi ia merasa tidak pernah kok.
"Lo nggak coba bilang sama Ayah?" Nadya khawatir juga jika masalahnya seperti ini. Pikiran buruk seolah bercokol di kepala cantik mereka.
Kafe kebetulan lagi sepi hari ini karena menjelang magrib, jadi Nadya yang baru selesai bertugas di rumah sakit itu langsung buru-buru mengunjungi kafe.
Mereka sedang duduk di salah satu kursi pengunjung, mengambil tempat di dekat jendela besar yang langsung menyugukan pandangan ke arah jalanan ibu kota yang lumayan padat dan bising.
"Gue nggak bisa, ayah belakangan ini sakit-sakit terus. Gue takut jantungnya kambuh kalo Gue sampe bilang ke beliau."
Nadya meletakan segelas milkshake stawberry yang masih lumayan penuh. "Atau Lo mau gue bilangin papi biar buat bantu Lo?" Tawar Nadya pada Nirmala.
"Heh jangan! Nggak usah Nad. Pokoknya nggak usah ya, selagi mereka masih dalam batas wajar gue nggak papa kok. Awas ya kalo sampe om Aryo tau, Gue timpuk pala Lo!"
Nirmala menolak tawaran dari Nadya, bukannya apa. Ia hanya tidak mau merepotkan orang lain. Walaupun bantuan sepele sekaligus, gadis berambut sebahu itu tetap merasa tidak enak bila merepotkan orang lain.
***
"Ikut mobil Gue aja udah." Nadya sedari tadi membujuk sahabatnya itu yang bersikeras tidak mau pulang bersamanya.
Siapa yang tidak khawatir bila sudah mengetahui keadaan sahabatnya dalam bahaya.
"Nggak deh, Gue bisa pulang sendiri. Lagian percuma ini motor Gue mau dikemanain coba?" Pungkas Nirmala tetap keras kepala tidak mau ikut dengan Nadya.
"Lo tinggal sini dulu lah bego! Besok pagi Gue anter lagi."
"Lo bilang besok pagi kan Lo dinas pagi, gimana sih Lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Derana
Fiksi UmumNirmala Gaia Respati hanya seorang anak yang tidak pernah dianggap oleh keluarga besar kakeknya. Karena bagi sang kakek ia adalah sebuah kesalahan hanya karena ibunya memilih menikahi orang biasa kala itu. Tapi tiba-tiba kakeknya menyeretnya secara...