Hope u guys enjoy this story, don't copy my story please. Karena ini murni dari pemikiran Author ya.Bila ada nama tokoh, latar, tempat, dan hal lain sebagainya itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
Author juga meminta maaf untuk banyaknya kesalahan baik pada penulisan, tanda baca, dsb.
Jangan lupa baca Author notes di bawah ya, biar kalian dapet pejelasan dari Author. Happy reading!
****
"Ma aku titip Nirmala ya?"
Damaresh saat ini akan bertolak ke luar kota karena ada urusan mendadak di kantor cabang mereka. Pria itu pergi bersama dengan papa Prambudi. Jadi ia memutuskan untuk menitipkan istrinya itu di kediaman Baswara saja.
"Iya kamu hati-hati ya."
Damaresh beralih pada Nirmala yang berada tepat di samping sang mama.
"Kamu hati-hati ya"Lalu pria itu jongkok tepat di depan perut sang istri. "Halo anak papa, kamu juga nurut-nurut sama mamamu. Jangan bikin repot mama sama oma selagi papa dan opa pergi ya. Sayang kamu banyak-banyak" Damaresh mengecup perut datar itu sayang. Serta membisikan kata-kata lembut penuh sayang di sana.
Terlihat sangat menggemaskan sekali. Jarang-jarang melihat Damaresh berperilaku manis di depan banyak pasang mata seperti itu.
***
"Mala ada pingin sesuatu nggak?"Mama Jesica mengalihkan atensinya dari televisi besar itu memandang menantunya.
Nirmala yang sedang memegang satu toples keripik pisang itu menoleh. "Lagi nggak pingin apa-apa ma."
"Yakin?"
Nirmala mengangguk, "kalo pingin sesuatu bilang ya, jangan sungkan sama mama."
"Iya ma makasih."
Nirmala melihat mamanya beranjak dari sana. "Sebentar ya sayang mama ke belakang dulu."
"Iya ma." Nirmala kembali fokus pada televisi di depannya.
Mama Jesica kembali dari belakang, mengejutkan Nirmala. "Nih." Perempuan paruh baya itu meletakan segelas susu di depan Nirmala.
"Eh kaget ya?" Mama Jesica tersenyum, "maaf ya mama nggak sengaja." Sambung perempuan paruh baya itu.
"Mama repot-repot banget, padahal kan Nirmala bisa buat sendiri nanti." Nirmala merasa tidak enak dengan mama mertuanya itu. Pasalnya dirinya seperti di ratukan sekali kalau sudah menginap di kediaman Baswara seperti ini.
"Ya nggak papa, buat cucu mama juga kok."
Nirmala meletakan toples keripik pisang itu pada meja kaca tepat di depannya. Mengambil segelas susu hamil buatan mama mertuanya dan meneguknya hingga tersisa setengah gelas.
"Masih mual nggak?" Jesica mperhatikan wajah menantunya itu lamat-lamat. Pasalnya Damaresh berkata bahwa istrinya itu sedang mabok-maboknya.
"Nggak ma." Nirmala dengan susah payah menghabiskan susu di tangannya. Mencoba sekuat tenaga meredam rasa mual yang mulai bergejolak. Takut melukai perasaan mama mertuanya yang dengan sukarela membuatkan susu itu.
"Mau kemana Mal?" Tanya mama Jesica. Pasalnya ia melihat Nirmala berdiri dari tempatnya.
"Balikin ini ma."
"Nggak usah, letakin di situ aja."
Nirmala mengangguk. "Mau ke kamar?"
"Mm, iya ma. Mama udah ngantuk belum?" Tanya Nirmala pada mama mertuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Derana
General FictionNirmala Gaia Respati hanya seorang anak yang tidak pernah dianggap oleh keluarga besar kakeknya. Karena bagi sang kakek ia adalah sebuah kesalahan hanya karena ibunya memilih menikahi orang biasa kala itu. Tapi tiba-tiba kakeknya menyeretnya secara...