Ayra kini sudah duduk bersama anggota keluarganya yang lain. Sambil curi2 pandang, dia melihat satu-persatu anggota keluarga yang lagi duduk bersama dimeja makan. Ayra takut jika dia melakukan sesuatu yang mencurigakan, dan berbeda dengan sikap sang pemilik tubuh asli. Sedangkan lokasi tempat dia tinggal dia belum tahu dengan pasti, yang penting saat ini dia sedang berada di negara A. Ayra sempat merasa familiar dengan negara ini, tapi dia belum menemukan jawaban pastinya. Rencana yang sudah disusunnya adalah harus mencari tahu bagaimana sikap, dan kepribadiannya sama bi sumi setelah makan malam ini usai, sebelum orang lain akan curiga.
"Bagaimana kondisi kamu ra, apakah masih ada yang sakit?" Rezaldi bertanya kepada putrinya.
"Su-sudah ngak dad, Ayra sudah agak baikan. Cuman masih butuh banyak istirahat". Ayra merasa gugup setelah mendapat pertanyaan dari sang dady. Pasalnya dadynya ini tipikal laki2 dingin, tapi akan bersikap hangat kepada istri dan anak2nya.
"Syukurlah, kamu sudah baikkan. Dady khawatir kamu demam tinggi selama 2 hari. Jadi gimana nanti rencana magang kamu dinegara B?" Rezaldi bertanya pada putrinya sambil mengambil piring yang disodorkan sang istri yang sudah terisi makanan kesukaannya.
"makasih sayang." Ucap sang suami."Dad, makan dulu. Urusan magang nanti aja dibahas. Ayra baru sembuh, masa langsung di kirim kenegara tetangga." (Nadia)
"Iya, sayang." Rezaldi langsung kicep setelah dapat teguran dari sang istri. Untuk Alka, dia sebenarnya ingin menyela, tapi takut akan mama nadia. Jadi dia hanya diam2 menghanyutkan, sambil cekikikan melihat sang dady dapat teguran.
Ayra bingung dengan apa yang dibahas dengan papah barunya yang disebut2 sebagai dady. Pokoknya habis acara makan malam ini dia harus segera mencari tahu semuanya lewat bi sumi.
Setelah makan malam selesai, Ayra segera izin untuk kembali kekamar untuk istrahat kembali. Tapi itu semua hanya salah satu rencananya, karena tidurnya yang lumayan lama sejak sore tadi, malah membuat dia sehat dengan cepat. Sambil menunggu orang2 rumah istrahat dikamar masing2. Ayra hanya mondar mandir didalam kamar sambil memperhatikan jam yang tergantung didinding kamarnya.
Saat ini ayra dilanda rasa penasaran yang cukup besar akan pemilik tubuh asli ini.Jam sudah menunjukkan pukul setengah 11 malam. Orang2 dalam rumah besar berlantai 2 itu sudah masuk kekamarnya masing2. Tinggal bi sumi yang menyelesaikan pekerjaan terakhirnya malam itu diruang menyetrika.
Setelah dirasa waktunya tepat. Ayra keluar dari kamarnya untuk mecari dimana letak kamar bi sumi. Dia langsung turun ke bawah karena mengingat biasanya asisten rumah tangga dimanapun pasti akan ditempatkan di lantai 1, agar memudahkan mereka dalam bekerja, jadi jika capek seharian bekerja mereka tidak perlu capek-capek menaiki undakan tangga menuju kamar masing2.
Setelah merasa berdiri didepan kamar bi sumi, Ayra memberanikan diri mengetuk pintu kamar bi sumi. Akan tetapi tidak ada yang membuka pintu setelah berkali2 diketuk. Ayra sempat berfikir bahwa bi sumi sudah tidur, namun hal itu terbantahkan oleh kedatangan bi sumi yang langsung mencolek bahu kiri Ayra. Ayra segera berbalik dan hampir berteriak tapi tidak terjadi karena bibirnya sudah dibekap oleh bi sumi. Bagaimana tidak kaget, bi sumi datang dengan rambut tergerai sambil memakai masker wajah berwarna putih.
"Shuut.. non, ini bi sumi. Non ngapain didepan kamar bibi, non ayra butuh sesuatu?"
"Hmmp..hmpp..hmpp" Ayra ingin menjawab tapi bibirnya masih di bekap bi sumi. Dengan segera bi sumi melepaskan bekapan tangannya.
"Ayra mau ketemu bibi, ada hal penting yang ayra ingin tanyakan bi"(Ayra)
Melihat wajah sang majikan yang sedang serius, bi sumi paham dan segera memegang tangan Ayra lalu membawanya masuk kedalam kamarnya.
"Silahkan nona ayra bertanya, bibi akan menjawab sebisa bibi."
Dengan ragu Ayra ingin menceritakan sedikit kebohongan agar dia mendapatkan informasi lebih banyak, karena dia hidup ditengah2 keluarga yang tidak dikenalnya.
"Bi, Ayra ingin bertanya sama bibi. Menurut bibi ayra orangnya seperti apa?"
"Kok nona nanya gitu?" (Bi sumi)
"Ayolah, jawab aja bi. Ayra takut belum menjadi orang yang baik bi, malah Ayra takut menjadi beban keluarga, mana ayra sakit2an". Ayra melakukan akting yang maksimal agar mendapatkan informasi, dia harus pintar2 mengucapkan kalimat sehingga orang yang dituju menberikan informasi lebih banyak. "Terimakasih novel2 thrillerku" Batin Ayra.
Yaap,, sebelumnya Ayra juga suka memmbaca novel dengan genre mafia, detective jadi dia punya ilmu bagaimana menelisik informasi dari orang lain, tapi baru pertama kali ini pengalaman membacanya terealiasasi dan diterapkan langsung Amy aka Ayra.
"Non,, jangan pernah anggap seperti itu. Non itu permata dikeluarga Rezaldi. Tuan besar Rezaldi tidak akan membeda2kan anak2nya. Malahan nonlah yang paling dijaga dikeluarga ini. Saat kecil nona sempat sakit keras, malah hampir merenggang nyawa. Itulah tuan sama nyonya aangat protektif sama nona, apalagi tuan muda Alka, dialah satu2nya orang yang sangat mengkhawatirkan dan takut kwhilangan nona."
Amy aka Ayra, duduk termenung sambil mendengar cerita bi sumi. "Kebohonganku ternyata fakta, ternyata tubuh Ayra rentan sakit" Batin Amy.
"Nona itu sebenarnya periang, ceria, sangat dekat dengan tuan Alka. Tapi bibi ngak tau sejak kapan kedekatan kalian ada jarak. Tapi setelah melihat interaksi kalian tadi siang, bibi sangat senang kalian kembali seperti semula. Malah lebih hangat dari sebelumnya." (Bi sumi)
"Syukurlah sifat Ayra tidak jauh dengan sifat asliku. Tapi kenapa gue mau magang di negara tetangga?" Batin Ayra
"Terus, kenapa Ayra mau dikirim kenegara tetangga bi..?" (Ayra)
"Eh.. non kan lagi mau turun di lapangan itu loh, apalah itu, bibi ngak tau bahasa2 gaul anak2 kuliahan sekarang, yang jelas bibi taunya non ayra wajib kerjanya di negara tetangga. Ini perintah dari tuan besar, malah tuan Alka juga setuju. Agar non Ayra bisa mandiri. Tapi nyonya sering sedih kalau ingat non ayra akan pergi dari rumah ini beberapa bulan kedepan." (Bi sumi)
"Oh ya bi,, terus Ayra kenapa sampai demam 2 hari ini?" (Ayra)
"Oo,, non ayra kayaknya kecapean, terus kena hujan. Karena daya tahan tubuh non ayra lagi lemah, ya non kena demam deh." Bi sumi menjawab sambil terus menguap, mata sayu bu sumi sampai ingin tertutup. Karena tidak tega dengan kondisi bi sumi. Ayra segera menghentikan acara detective2nya bersama bi sumi, dan dia segera balik kekamarnya setelah mengucapkan terimakasih kepada bisumi, karena mau memberinya nasehat.
Setelah tiba dikamarnya, ayra segera merebahkan diri sambil berpikir. Besok dia harus menggeledah kamar yang ditempatinya saat ini. Sambil mencari informasi tentang pemilik tubuh asli ayra. Termasuk mencari hp milik ayra. Tidak mungkin seorang ayra tidak memiliki salah satu alat canggih seperti itu.
"Huft... Besok aja deh nyarinya" sambil memejamkan mata ayra mulai tertidur.
![](https://img.wattpad.com/cover/317823461-288-k79380.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai sang TOKOH
RomanceBocil-bocil jangan mampir, ini khusus 18 tahun ke atas.😁 ¶¶¶ Ini hanya karangan imajinasi penulis. Bila ada kesamaan nama tokoh dan cerita, mohon dimaafkan. __ Apa jadinya,, Amy yang tersadar dari bangun tidurnya ternyata dia sudah berpindah dimen...