Bab 19

3.9K 181 4
                                    

Ayra dan Leon telah sampai dilantai tertinggi, yang menjadi kantor Alex dan ruang kerja Leon berada.

Leon mengajak Ayra masuk ke ruangannya untuk memperkenalkan apa jobdesk Ayra selama menjadi asistennya, dimana Ayra otomatis akan menjadi asisten no.2 bagi Alex.

Setelah masuk diruangan tersebut, Leon mempersilahkan Ayra duduk di sofa berwarna hitam elegan yang ada di ruangan tersebut.

"Mm..Maaf pak, perkenalkan saya Ayra Pramudya, sebenarnyaa.. saya melamar diperusahaan ini sebagai CRO, bukan sebagai sekretaris" Ayra mencicit menyampaikan unek-uneknya sejak tadi, dia takut kalau atasannya ini tau dia bukan melamar sebagai sekretaris, bisa-bisa dia langsung dipecat sebelum bekerja. Mau taru dimana mukanya jika kakanya tau dia langsung dipecat. Dia saja sudah membayangkan, akan diejek selama seminggu, karena sok sok tidak mau bekerja diperusahaan keluarganya dan menjadi pemimpin diperusahaan sang ayah.

Memikirkan itu, dia langsung menggelengkan kepalanya, menyingkirkan pikirannya yang tidak-tidak.

Setelah mendengarkan unek-unek Ayra, Leon yakin untuk menjadikan Ayra asistennya. Dia berpikir kalau wanita lain yang langsung dijadikan sebagai sekretaris ke dua dari Alex, wanita tersebut pasti langsung terang-terangan menggodanya, dan tidak akan mengaku bahwa dia bukan kandidat pelamar sekretarisnya yang baru.

"Saya sudah tahu, jadi anda tenang saja. Karena saya langsung yang menunjuk anda sebagai asisten saya. Saya juga sudah membaca data diri anda, dan melihat bahwa cocok untuk memegang tanggung jawab ini.

"Perkenalkan, saya Leonard Brahmana, sekretaris dari Alex Dirgantara Gileos. Kamu akan menjadi asisten skretaris saya. Dimana, otomatis kamu akan menjadi sekretaris ke dua tuan Alex.

Ayra menyimak perkataan Leon, dia merasa familiar dengan nama Leon dan Alex,, tapi dia tidak menghiraukan hal tersebut. Yang ada diotaknya saat ini, dia akan diterima bekerja, dan tidak tanggung-tanggung langsung menjadi sekretaris. Selain mempunyai uang yang banyak, dia akan mencari dimana keberadaan salah satu tokoh novel favoritnya. Dia ingin menjadi teman, menjadikan tokoh favoritnya laki-laki yang kuat, bukan menjadi laki-laki sad boy.

Setelah perkenalan singkat, Leon langsung memborbardir Ayra dengan beberapa pertanyaan mengenai data pribadi, kehidupan pribadi, bahkan tempat tinggal Ayrapun ditanyakan oleh Leon. Mengingat Ayra juga akan berada disekitar Alex dan keselamatan atasannya yang lebih utama, sehingga Leon memastikan terlebih dahulu latar belakang Ayra yang bersih dari musuh-musuh mereka.

Ayra tenang-tenang saja menjawab pertanyaan Leon, mengingat sang kakak, Alka sudah merahasiakan sebagian data pribadi Ayra terutama yang berhubungan dengan Rezaldi. Mengingat dia adalah adik satu-satunya dari Alka dan orang yang sangat dijaga dikeluarga Rezaldi.

30 menit berlalu, wawancara dadakan dan pembahasan kontrak dan gaji Ayra selama jadi sekretaris sudah clear. Ayra segera menandatangani kontrak kerja yang disodorkan.

Setelah penandatanganan selesai, Leon mengajak Ayra ke ruangan Alex, yang berada diseberang ruangan Leon.

"Tok tok" Leon mengetuk pintu sambil berdiri didepan pintu, diikuti Ayra yang berdiri dibelakang Leon.

"Masuk" suara tegas dari dalam ruangan terdengar menyuruh kedua orang dibalik pintu untuk masuk.

Leon dan Ayra masuk menuju meja kerja Alex dan Alex yang masih sibuk dengan berkas-berkasnya tanpa menghiraukan siapa yang masuk, karena dia sudah yakin siapa yang akan berani masuk selain sekretarisnya Leon.

"Ehm, maaf pak. Saya mau memperkenalkan asisten sekretaris saya yang baru, sekalian mengingatkan bahwa sebentar lagi kita akan bertemu para investor perusahaan."

Alex mengernyit, perasaanya belum lama mereka berdebat tentang asisten sekretaris yang akan menggantikan Leon selama dia tidak berada diperusahaan. Sempat terbesit pikiran bahwa Leon akan merekrut wanita dengan pakaian kurang bahan untuk menjadi aistennya.

Ayra yang terdiam disamping Leon, memperhatikan ruangan Alex yang didominasi warna coklat dan emas menandakan kesan klasik dan glamor sejak pertama memasuki ruangan itu.

Setelah larut memperhatikan ruangan Alex, pandangannya mengarah pada sosok laki-laki yang mengenakan kacamata baca, pakaian kemeja biru langit dasi hitam yang sedang memegang berkas-berkas diatas mejanya. Sejenak Ayra terpaku memperhatikan pahatan wajah pria didepannya. Kulit putih, hidung mancung, rahang tegas, bibir bagian bawah yang tebal dan berwarna pink, pahatan wajah yang sempurna.

Kening Ayra berkerut, merasa orang didepannya mirip dengan ciri-ciri yang digambarkan oleh penulis Novel favoritnya.
Sejenak Ayra termenung, dia teringat dengan salah satu tokoh Novel yang ingin ditemuinya, yaitu Alex.

Ternyata memang benar,, orang yang ingin ditemuinya adalah laki-laki yang ada didepannya saat ini dan laki-laki inilah yang dia temui dimall dihari sebelumnya.

Perasaan Ayra campur aduk, antara terkejut, senang, sedih dan kasihan. Ayra menyembunyikan perasaan itu rapat-rapat, dan berusaha profesional didepan atasannya saat ini.

Akan tetapi, ekspresi yang berusaha ditutupi Ayra terbaca jelas oleh Alex.
Wanita didepannya saat ini membuatnya bingung, selain penampilan Ayra dari ujung kaki sampai ujung kepala yang biasa-biasa saja, tidak mencerminkan wanita-wanita karir seperti pegawainya saat ini yang berpenampilan memukau untuk menarik atensinya.

Alex sudah biasa dengan hal seperti ini, dia menduga bahwa Ayra seperti wanita-wanita yang mengincar dirinya. Wanita-wanita itu bahkan dengan suka rela menyerahkan dirinya untuk Alex nikmati. Namun Alex tidak terpengaruh dengan hal tersebut, karena hatinya sudah dimiliki oleh seorang wanita bernama Diandra Loria, seorang wanita berparas cantik dan ayu. Siapapun tidak akan bosan memandang wajahnya. Tutur matanya yang lemah lembut dan perhatiannya, merupakan daya tarik yang dimiliki oleh wanita itu, sehingga Alex sulit untuk melupakannya.

Alex langsung membuyarkan lamunannya terhadap wanita pemilik hatinya sampai saat ini

Alex langsung memusatkan perhatiannya pada Ayra. Pandangan kedua pasang mata yang bertemu beberapa detik dan ekspresi Ayra yang sulit dijelaskan oleh otak Alex, membuat Alex tidak mengeluarkan sepatah katapun.

Leon yang menyadari bahwa sang atasan tidak berbicara, segera berdehem untuk menghilangkan kecanggungan.

¶¶¶¶

Apakah ayra akan langsung memeluk Alex, dan mengatakan jangan sedih. Ada aku disini...

Atau kamuu... Yaa kamuuu yang baca,, boleh ngomong sama Alex.
Alex.... Sama tante aja yuuk😂😂

Mohon maaf yaa,, seharusnya nama Alex itu adalah Axel Dirgantara Gileos, tapi karna Author sukanya nama Alex, jadii diganti deh.

Maafkan Author🙏🙏

Mencintai sang TOKOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang