Bab 28

2.3K 103 0
                                    

Maafkan author ya min, kesibukan dari bulan kemarin membuat author tidak sempat untuk mengupdate cerita Mencintai sang Tokoh.

Sekarang author lagi mengunpulkan semangat. Untuk menamatkan cerita ini.

Selamat membaca
-------------

Setelah aksi Ayra yang memukul laki-laki mesum itu, dia langsung menarik Lucy untuk segera pulang dari Club itu.

"Luc,, cepat. Kita harus kabur" Ayra menarik tangan Lucy dan segera mencari pintu keluar. Sambil mencoba menghubungi Nana, kalau Lucy sudah bersamanya.

"Hmmm...bentar Ay, suami aku dimana Ay?" Lucy

"Ck.. suami.. suami..
pacar saja kamu ngak punya Luc" Ayra mengomel sambil menarik narik tangan Lucy. Dia takut, nanti laki-laki mesum yang dipukulinya tadi mengejar mereka dan memukul balik Ayra.

Laki-laki yang dipukul Ayra segera sadar dari rasa terkejutnya, setelah dipukul oleh seorang wanita. Dan segera mengedarkan pandangannya untk mencari perempuan tersebut. Namun karena banyaknya pengunjung club. Dia kehilangan jejak mereka.

"Ck... Sialan. Kalau gue ketemu wanita itu. Akan ku habisi dia. Berani-beraninya wanita itu sama gue"

Laki-laki tersebut menahan emosinya sambil meninggalkan tempatnya berdiri sejak tadi. Hilang sudah mangsanya malam ini, malah wajah babak belur yang didapatkannya.

---

Setelah berhasil keluar dari Club,   Ayra dan Lucy segera menuju parkiran. Dia sudah memberi tahu Nana bahwa mereka harus segera meninggalkan tempat itu, mengingat Lucy sudah mulai tidak terkendali pengaruh dari alkohol yang diminumnya, sejak awal mereka disana.

Ayra juga sudah menceritakan apa yang terjadi selama mereka mencari Lucy didalam club itu.

Nana hanya pukul kepala, mendengar cerita Ayra. Dia sempat khawatir, karena salah satu sahabatnya hampir menjadi mangsa lelaki hidung belang.

Setelah kejadian malam itu, Nana akan berpikir dua kali jika mengajak dua sahabatnya masuk club malam.

----
Waktu terus berputar, malam sudah berganti menjadi pagi. Ayra saat ini sudah berada di apartemen Alex, dia sudah mengetahui pasword apartemen Alex mengingat laki-laki batu es itu memberitahunya dihari pertama dia berkunjung ke apartemennya.

- Flashback -

"Ini pasword apartemen ini, jangan dilupa, dan kurasa kau harus berlatih mengemudi. Saya bukan supirmu yang harus menyetir jika keluar bersama denganmu." Alex

"Iya paak... Akan saya ingat. Saya juga sudah mendaftar kursus mengemudi, jadi saya bisa ngeng ngeng antar bapak kemana saja, tapi nggak sampai ke akhirat" Ayra menjawab lesu, baru beberapa hari kerja, Alex banyak maunya. Dia mulai stres, kerjaan sekretaris lumayan menguras emosi dan mentalnya.

"Ck..." Alex langsung melangkah menuju basement apartemennya.

-----

Ayra bersenandung ria, sambil menyiapkan sarapan Alex pagi ini. Dia mencoba memasakkan menu nasi goreng, telur ceplok dan menyiapkan kopi late untuk sarapan Alex pagi ini.

"Ceklek.." bunyi pintu kamar terbuka mengalihkan atensi Ayra untuk melihat Alex yang menuju ke arahnya sambil memakai jam tangannya.

Ayra sampai terbengong melihat penampilan Alex pagi ini. Dia seperti melihat opa opa korea yang selama ini menjadi idolanya sebelum dia bertransmigrasi.

"Hmmm.... Bagaimana tidak jatuh cinta, jika visualnya begini yang tuhan" batin Ayra menjerit.

Alex melihat Ayra yang berdiri seperti patung pancoran sambil melihat ke arahnya.

Dia tidak menghiraukan sekretarisnya yang kadang kurang waras itu, dan menuju meja makan. Dia melihat hidangan yang sudah dipersiapkan sekretarisnya. Sambil mengernyit heran, karena nasi goreng buatan Ayra dalam penglihatan Alex sama sekali tidak bisa dimakan.

Ayra segera duduk disebelah kursi Alex untuk menikmati nasi goreng buatannya. Karena pagi tadi sebelum ke apartemen Alex, dia juga tidak sempat sarapan. Mengingat dia terlambat bangun, dan Alex tidak menyukai orang yang tidak tepat waktu.

"Ayo pak,, silahkan dicoba. Ini nasi goreng spesial loh. Penuh perjuangan pak, sampai titik darah penghabisan" Ayra mendramatisir apa yang dilakukannya pagi ini.

Sebenarnya kalimat Ayra tidak sepenuhnya salah, karena tadi saat memasak tangannya sempat teriris sedikit saat mengiris bawang.

Alex, ragu-ragu mulai memakan nasi goreng Ayra yang lumayan berwarna coklat dan sedikit kemerahan dari kecap dan saus sambal.

Alex terpaksa memakannya karena dia tidak sempat makan malam, malah pergi ke club dan menghabiskan waktunya disana.

"Lumayan" Alex membatin, sambil mulai menghabiskan sarapan paginya. Dan segera bergegas ke kantor.

Ayra tidak perduli komentar Alex tentang sarapannya pagi ini. Dia terlalu menikmati nasi goreng buatannya pagi ini.

Setelah acara sarapan bersama, mereka bersiap menuju ke kantor Alex. Saat akan keluar dari apartemen..

"Tunggu sebentar pak" Ayra segera mendekat ke arah Alex dan memperbaiki dasi Alex yang sedikit miring.

Alex hanya diam memperhatikan apa yang dilakukan oleh Ayra tanpa membantah sedikitpun.

Ayra hanya refleks menghentikan Alex. Karena kebiasaannya memperbaiki dasi saat bersama papanya dan kakaknya Arkan.

"Oke.. selesai. Mari kita ke kantor pak". Ayra tersenyum dan segera melangkah menuju pintu keluar apartemen Alex.

Alex sempat terdiam beberapa detik, lalu segera menyusul Ayra yang sudah duluan keluar dari Apartemen.

"Dasar Ayra.. sekretaris itu pasti selalu mendahulukan atasannya" Author 🤦

¶¶¶

Mencintai sang TOKOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang