Bab 15

4.2K 171 4
                                    


Bos..!! Apa anda baik2 saja?"
Laki2 yang mengenakan style jas warna abu2 diikuti 3 orang yang pertama memanggil pria itu mendekati laki2 yang sedang menyandarkan diri sambil menutup mata. Dia belum bisa menjawab pertanyaan para anak buahnya.

Ayra yang melihat kedatangan orang2 itu refleks mundur beberapa langkah.

Orang2 yang sedang panik itu mengelilingi laki2 yang sedang duduk sambil memejamkan mata.

Karena dirasa, sudah ada yang mengenali laki2 yang ditolong ayra. Ayra langsung pergi tanpa pamit, Sambil membawa kantung kresek yang berisi es krim yang mulai sedikit mencair.

Setelah itu ayra, langsung masuk ke toko buku untuk membeli keperluannya.

---
Masih ditempat tadi.

"Bos,, mari kita ke rumah sakit. Bos sudah pucat sekali bos" ujar sang asisten

"Hmm.." Leon, tolong beri kompensasi pada wanita yang menolongku." Ucap alex sambil sedikit melirik leon.

Yap, laki2 yang ditolong ayra adalah Alex. Pemilik dari Mall A.G. sedangkan laki2 berkacamata adalah sang asisten yang bernama Leon. Alex akan mengatakan tolong hanya pada orang2 terdekatnnya saja termasuk Leon, karena Leon adalah salah satu sahabat dekatnya.

Leon melirik disekitar tempat alex duduk, tapi tidak ada wanita yang dimaksud oleh bosnya itu.

"Bos,, tidak ada wanita yang anda maksud di sini. Hanya kami berempat. Leon langsung menjawab alex, karna memang mereka tidak menyadari kehadiran ayra disana yang sudah meninggalkannya tempat mereka.

Karna bos mereka tidak menjawab, dengan inisiatif leon mereka langsung menggotong alex untuk di bawa ke rumah sakit milik keluarga Alex.

---
Kembali pada ayra,,

Setelah ayra membeli buku yang dicarinya. Dia langsung menghubungi pak supri bahwa dia ingin segera pulang ke apartemen. Tapi sebelum itu dia masih sempat2nya membeli kebab untuk dirinya, pak supri dan bi sumi. Bagaimana nasib eskrimnya?? Yaa jelaslah sudah mencair. Tapi tenang.. tinggal dimasukkan kembali ke freazher pasti membeku kembali. Itulah isi pikiran ayra.

Sudah cukup dengan jalan2nya, kini ayra sudah berada didalam apartemennya, sebelum turun dari mobil dia sempat memberikan kebab yang dibelinya tadi untuk pak supri. Pak supri menerima dengan senang hati pemberian dari nona mudanya itu.

"Tut..tut..tut..tut. ceklek.." bunyi pin apartemen yang ditindis ayra. Setelah menekan pasword pintu apartemennya, dia segera masuk ke dalam apartemen.

"Assalamualaikum. Bu.. ayra pulang" sambil bergegas menyimpan belanjaannya dan memasukkan es krimnya ke dalam frezer.

"Iya nak,, kok cepat banget pulangnya?"

"Ini bu,, ayra cuman beli buku sama cemilan doang, jalan2 sebentar terus pulang deh. Hehehehe" Ayra cuman menceritakan sebagian besar apa yang dia lakukan di mall. Untuk masalah dia menolong orang disana, ayra tidak mau memberitahu bi sumi, dia takut nanti bi sumi akan melapor ke mommy dan dadynya.

"Oo gitu. Trus nak ayra mau bibi masakkin apa untuk makan malamnya?"

"Terserah ibu saja. Ayra mau bersih2 dulu."

"Oke.." jawab bi sumi sambil mengangkat tangannya 👍

----
Saat ini di rumah sakit 'K Hospital', di ruang VVIP Axel lagi istrahat setelah mendapat perawat dari dokter, sedangkan ibunya sudah ingin menceramahi anak satu2nya itu. Bagaimana tidak, baru kali ini anaknya itu tidak memperhatikan kesehatannya. Malah sibuk kerja sampai lupa tidur.

Kinanti, mama Axel berpikir. Anaknya mulai gila kerja setelah tidak dapat merebut seseorang yang pernah dicintainya dulu. Dan wanita itu saat ini sudah berkeluarga, malah sekarang mereka sedang menunggu kelahiran anak pertama mereka.

"Mama ngak habis pikir ya,, kamu sampai lupa tidur dan sibuk kerja tanpa mikirin kesehatan kamu."

"Axel,, kamu itu anak mama satu2nya, cuman kamu yang mama punya. Kalau kamu sakit kayak gini, siapa yang pusing coba. Mama Axel... Mama..."
Mama kinanti tidak bosan2nya menceramahi anaknya itu. Saking gemes dan keselnya dia sampai ikut memarahi Leon, asisten sang anak.

"Kamu juga Leon. seharusnya sebagai sekretaris, ingatkan tuh bos kamu yang sialnya anak mama. Masaa sempetin tidur saja nggak bisa. Untung Axel nggak celaka, atau tidak..
ada saingan bisnisnya yang memanfaatkan kejadian ini"

Leon yang berprofesi sebagai sekretaris sekaligus tangan kanan Alex juga kena amukan sang nyonya. Meskipun pekerjaannya sebagai sekretaris Alex, Leon sudah dianggap sebagai anak dari mama kinanti.

"Iya mah..." Leon menjawab dengan lesu

"Untung yang nolongin Alex tadi orang baik" leon bergumam, tapi didengar oleh mama kinanti.

"Siapa yang nolongin Alex?, Kalian sudah mengucapkan terimakasih?" Ucap mama kinanti.

Leon menjawab dengan gelengan
Lihat orangnya saja, tidak...

Waah.. ayra kayak makhluk kasat mata aja loe.... Hahahaa (author)

"Mau berterimakasih gimana mah, orangnya aja leon ngak lihat, cuman bos yang tahu dan bisa ceritakan semuanya mah."

Leon menjawab lesu sambil melirik Alex yang menutup matanya seperti orang tertidur. Padahal sebenarnya dia sedang mengingat wanita yang sedang di bahas oleh Leon dan sang mama.

Dia mencoba mengingat wajah dibalik topi hitam itu, yang sempat sekilas di lihatnya. Tanganya yang menyentuh tengkuk dan bahunya yang membuatnya rileks sejenak, seperti menghilangkan bebannya saat ini.

Setelah lama memutar siluet memorinya, Alex mencoba tidur untuk mengistrahatkan badannya, tanpa menjawab pertanyaan2 dari mamahnya. Kalau Alex menjawab, pasti perdebatan itu tidak akan selesai dan pastinya akan dimenangkan oleh mamahnya.

¶¶¶

Mencintai sang TOKOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang