Bab 18

3.5K 136 1
                                    

"Saya sudah membaca CV anda, anda merupakan salah satu kandidat terbaik yang kami butuhkan. Mari, saya akan mengantar ke..."
Belum selesai Pak Suryo berbicara, pintu ruangan HRD dibuka secara kasar dari luar.

Pak Suryo dan Ayra langsung menoleh ke sumber suara.

-----
Pak Suryo bermaksud mengantarkan Ayra ke bagian Customer Relation Officer (CRO) salah satu bagian yang menyampaikan informasi dan menerima komplain ke perusahaan, karena merasa tidak perlu berbasa basi menanyakan data pribadi Ayra, karena Ayra sudah mencantumkan semua data dirinya saat melamar di perusahaan D.G. dan bagian CRO membutuhkan karyawan secepatnya karena bulan lalu terjadi pemecatan besar-besaran akibat kasus korupsi yang melibatkan salah satu petinggi diperusahaan. Dan beberapa orang dari bagian CRO adalah bawahannya.

Namun, belum selesai Pak Suryo berbicara, pintu ruangannya sudah dibuka paksa dari luar.

Pak Suryo sempat akan melayangkan protes dan marah, karena orang tersebut berani masuk ke ruangannya.

Saat akan berbicara, dia segera mengurungkan niatnya karena orang yang membuka pintunya tanpa sopan santun adalah Leon, orang ke-2 yang berkuasa diperusahaan D.G setelah Alex.

Pak Suryo berdiri dan menyambut Leon yang masuk keruangannya. Disusul juga oleh Ayra yang ikut berdiri dan melihat Leon yang masuk keruangan tersebut.

Ayra sempat terpana dengan wajah Leon, kulit sawo matang, tinggi kisaran 170 cm, bahu tegak, hidung mancung, mata agak sipit, dan kacamata yang membingkai wajahnya, tidak mengurangi ketampanan dari Leonard Brahmana.

"Ada yang bisa saya bantu Pak Leon, sehingga anda langsung datang ke ruangan saya?" (Pak Suryo)

"Apakah permintaan untuk mengisi lowongan sekretaris saya sudah terisi?" Leon menunjukkan muka datar sambil memandang Pak Suryo dan sesikit melirik Ayra yang disampingnya.

"Saat ini belum ada yang memenuhi kriteria bapak, karena semua karyawan yang akan diwawancarai sudah dicancel semua sama Pak Leon"

Pak Suryo menjawab frustasi, karena beberapa bulan ini dia menghandle penerimaan karyawan besar-besaran akibat pemecatan masal dan permintaan atasannya untuk mencari kandidat sekretaris yang kompeten. Dan hal itu tidak mudah untuk Pak Suryo mengingat kandidat yang dihadirkan tidak sesuai dengan keinginan Leon.

Ayra hanya berdiri bengong memperhatikan dua orang yang berbicara didepannya. Dia hanya menunggu perintah dari Pak Suryo untuk keruangan CRO.

Leon melirik Ayra yang berdiri dibelakang Pak Suryo, sambil menilai penampilannya. Dengan baju kotak-kotak yang pas di badan, rok dibawah lutut, sepatu dengan tinggi standar, kaca mata bulat yang menghiasi wajah, riasan wajah yang natural tidak menor. Penampilan seseorang yang benar-benar ingin bekerja. Begitulah pandangan Leon.

Dia langsung melangkah menuju Ayra.

"Kau,, karyawan baru?, Sudah diterima bekerja disini" (Leon)

"I iya pak" Ayra menjawab gugup karena ditatap intens oleh Leon.

"Kau..ikut denganku, kau diterima jadi sekretarisku" (Leon)

Pak Suryo specleas, melihat kelakuan dari atasannya tanpa basa basi langsung mengangkat karyawan baru menjadi sekretarisnya tanpa melihat biodata diri Ayra.

Ayra bingung, tanpa ba..bi..bu, teeng.. dia langsung jadi sekrtaris. Seingatnya dia melamar jadi CRO diperusahaan itu, mengapa langsung jadi sekretaris.

Leon bukanlah orang yang gegabah dalam mengambil keputusan, dia menunjuk Ayra karena yakin Ayra memang benar-benar ingin bekerja diperusahaan D.G, bukan datang untuk menggaet bos perusaahnnya seperti wanita-wanita sebelumnya yang melamar ingin menjadi sekretarisnya. Dan yakin, ayra bukanlah mata-mata. Karena semua karyawan dibawah pimpinan Alex, datanya juga dipantau oleh Leon. Termasuk data Ayra.

"Heii.. kau,, sampai kapan kau berdiri seperti patung. Ikut aku.." (Leon berbicara tegas, menegur Ayra yang terbengong diruangan Pak Suryo)

Ayra segera pamit pada Pak Suryo, dan langsung mengikuti langkah Leon yang lebar dan tegas.

Dia sendiri bingung, apa yang harus dilakukan sekretaris, tapi dia bersyukur sebelum bertransmigrasi, dia sudah banyak membaca novel-novel di aplikasi orange dengan genre romantis yang latar belakang ceritanya tentang perusahaan. Jadi dia hanya mangut mangut saja di jadikan sekretaris oleh Leon. Dia juga berpikir, jadi sekretaris gajinya pasti besar, sering keluar negeri, bonusnya banyak. Dia bisa cepat kaya...😂😂 Meskipun pemilik tubuh Ayra yang asli memang keturunan orang kaya dan terpandang. Tapi uang bagi Ayra adalah no.1. Kalau tidak punya uang, bagaimana nasibnya untuk beli ini itu,, pikiran Amy sebagai orang tidak mampu masih terbawa, meskipun dia sudah menjadi orang kaya.

Ayra sempat cemas, melihat cara bicara Leon. "Orang ini, seperti batu saja. Bicara tanpa ekspresi" (Ayra membatin, karena melihat ekspresi Leon sejak berbicara diruangan Pak Suryo selalu datar, tanpa senyum sedikitpun.)

Ayra sempat ingin berbicara dengan Leon, dan menjelaskan bahwa dia melamar sebagai CRO bukan sebagai sekretaris. Tapi Leon yang berjalan dengan langkah tegas dan lebar, dan berbicara seperti tidak ingin dibantah. Akhirnya dia mengurungkan niatnya untuk bicara saat ini.

¶¶¶

Mencintai sang TOKOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang