Bab 26

3.2K 151 2
                                    

Pertemuan dengan kolega bisnis dari negara A berjalan mulus.
Ayra merasa plong, karena pekerjaan di hari pertamanya sebagai sekretaris berjalan lancar.

"Syukurlah... Ada guna-gunanya, belajar otodidak lewat aplikasi orange" Ucap syukur Ayra didalam hati.

Semua tugas Ayra telah tuntas. Ayra segera merapokan meja kerjanya. Jam sudah menunjukkan pukul 17.00. Sudah waktunya Ayra pulang, dia ingin merasakan sentuhan kasurnya yang empuk. Dia sangat butuh tidur. Menjadi sekretaris Alex tidaklah mudah, ada saja pekerjaan yang harus dituntaskan Ayra dalam satu hari. Jika tidak, maka dia harus siap untuk lembur.

Ayra baru saja ingin menutup pintu ruangannya, bunyi pintu yang bersebrangan dengan ruangannya juga terdengar. Terlihat Alex yang juga akan bergegas pulang.

"Selamat sore pak, apakah bapak akan pulang sekarang?" Ayra bertanya basa-basi untuk menghilangkan rasa canggungnya saat bertemu Alex.

Alex hanya menaikkan sebelah alisnya lalu meninggalkan Ayra dibelakangnya.

Setelah sapaan tidak bermutu Ayra untuk menghilangkan kecanggungan. Ayra bergegas pulang ke apartemen.
----
Ayra saat ini sudah berada dikamarnya. Dia ingin segera mengistirahatkan badannya.

Hari ini bi sumi izin pulang ke kampung halamannya yang berada di negara B. Kampung bi sumi terletak di pelosok desa. Ayra membiarkan bi sumi liburan mengingat bi sumi mengahbiskan hampir setengah umurnya untuk merantau di negara A. Ayra juga meminta supirnya untuk mengantarkan bi sumi ke tempat tujuannya.

Ayra sudah memejamkan mata, dan mulai terlelap. Baru saja memasuki alam mimpi. Hpnya berbunyi terus menerus. Menampilkan nama Nana dilayar handphonenya.

Ya, setelah Ayra mulai bekerja dikantor Alex, dia mulai mencari teman yang bisa diajak berghibah. Nana dan Lucy yang bekerja sebagai receptionis dikantor Alex adalah teman Ayra saat ini. Dia tulus berteman dengan ke dua wanita tersebut. Ayra tidak memandang status seseorang untuk dijadikan seorang teman.

"Triiing... Triing...."

Ayra mengernyit, mendengar suara hpnya yang berisik.

"Ck.. harusnya tadi kumatikan sja hpnyaa"

"Hm..... "

".........."

"Iya,,,,..."

".........."

"Tidak,, bgaimana?"

"........"

"Sekarang?"

"........."

"Oke..."

Ayra berubah 360 derajat, dari mengantuk berat. Langsung semangat 45 bergegas bangkit dan berganti pakaian.

Dia semangat, karena Nana dan Lucy akan mengajaknya ke diskotik tempat biasa mereka nongkrong.

Ayra hanya ingin coba-coba belajar nongkrong di diskotik. Selama dia hidup sebagai Amy, dia ditegaskan untuk tidak mendekati atau mengenal yang namanya diskotik.

Ayra hanya penasaran dengan lampu kerlap kerlip diskotik, apakah sama dengan Lampu yang sering di pasang Ayahnya setiap merayakan tahun baru.

"Astaga..." (Author 🤦)

Setelah siap Ayra langsung bergegas memesan taksi dan menuju alamat diskotik yang dikirim Nana dichat.

---
Dilain tempat, setelah Alex keluar dari area kantor. Dia langsung menuju ke apartemennya terlebih dahulu dan langsung menuju salah satu cabang usahanya selama ini.

Saat ini, teman-teman Alex sedang berkumpul untuk menyambut teman terdekat Alex setelah Leon yang baru kembali dari negara C.

Tempat usaha Alex, sering dijadikan tempat nongkrong oleh teman-temannya. Alex hanya diketahui sebagai pengusaha yang tergolong muda dan sukses. Hanya Leon yang mengetahui pekerjaan Alex sebagai mafia selama ini.

Saat memasuki tempat tersebut. Alex disuguhi oleh orang-orang berjoget ria, mengikuti alunan musik DJ.

Baik pria maupun wanita berjoget ditempat yang sama, tanpa membedakan gender. Orang mabuk-mabukkan, yang bermesraan, semua tersebar disegala penjuru tempat itu.

Alex melangkah menuju ke lantai 2 yang menjadi tempat ruang VIP diskotik tersebut.

Alex memang membuka beberapa cabang diskotik dinegara B. Selain untuk menambah pundi-pundi uangnya. Diskotik yang menjadi tempat usaha Alex adalah salah satu tempat yang digunakan, untuk mengecoh musuh-musuh yang ingin mengincarnya.

Alex memasuki salah satu ruangan VIP.

"Ceklik..." Bunyi pintu ruangan VIP itu terbuka lebar. Alex masuk dan mengambil atensi teman-temannya yang ada diruangan tersebut.

"Halo broo.. lama tak jumpa"

"Halo sobat..."

Alex hanya menyahut dengan anggukan dan senyuman tipis.

Salah satu dari kedua orang itu berdiri dan langsung merangkul Alex menandakan pertemuan yg sudah lama tidak pernah terlaksana.

"Bukan pelukan mesra antar kekasih yaa, Alex itu pria normal" (Author)

Kedua orang tersebut adalah teman Alex sejak kuliah mereka adalah Cakra Arjuna dan Athar Aksara. Diantara dua orang tersebut salah satunya adalah sahabat Alex yang paling dekat selain Leon. Dia adalah Athar.

Athar merupakan salah satu orang yang pernah berjasa di hidup Alex. Athar pernah menyelamatkan nyawa Alex disaat Alex hampir meregang nyawa akibat ulah musuh bebuyutannya.

"Selamat datang kembali sobat" Alex menyapa Athar, dan membalas pelukan persahabatannya.

-----
Mereka bertiga duduk berhadapan sambil menikmati minuman yang disajikan pelayan.

"Broo,, dimana si kunyuk Alex? Apakah dia sudah jadi petapa?. Tumben dia tidak menyambut kita-kita!"

Cakra adalah teman mereka yang playboy dan suka ceplas ceplos.

"Seperti biasa, dia sedang menjalankan misi"

Alex menyahut, sambil menyesap rokok yang ada disela-sela jarinya.

Semua teman Alex tahu, apa pekerjaan Alex dan Leon selama ini.

Jika kata "misi" sudah keluar dari bibir Alex. Maka tugas sebagai mafialah yang sedang dikerjakan Leon.

"Oooo..." Cakra ber oo ria, sedangkan Artha hanya mengangguk saja.

"Lex, bagaimana kabar kalian selama beberapa bulan ini?,
Apakah mata-mata itu sudah ditemukan" Artha

"Untuk saat ini, kami sedang menyelidikinya. Ada orang yang berkhianat di organisasi" Alex

"Mmm...Apakah kau masih membantu dia secara diam-diam?" Artha memandang Alex yang duduk merenung.

Cakra juga ikut memandang Alex dan Artha bergantian, sambil menunggu jawaban Alex, karna dia tidak tahu siapa Dia yang dimaksud oleh Artha.

Mencintai sang TOKOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang