Bab 17

3.8K 150 3
                                    

"Apa jadwalku hari ini?" Alex bertanya pada Leon yang berdiri disampingnya.

---------

"Hari ini anda punya jadwal bertemu para investor perusahaan pada pukul 10.00, makan siang bersama wanita-wanita yang akan menjadi calon istri anda, setelah itu kita akan berkunjung ke salah satu cabang perusahaan kita yang baru. Itu saja jadwal anda hari ini bos" Leon menjawab pertanyaan dari Alex, meskipun mereka adalah sahabat, tapi Leon selalu bersikap profesional jika sudah berhubungan dengan ranah pekerjaan.

Alex memijat sisi tengah diantara alisnya. Bukan memikirkan jadwalnya yang padat, dia pusing memikirkan betapa gencarnya sang ibu menjodohkannya dengan anak-anak dari teman-teman sosialitanya, kata sang ibu dia harus segera menikah. Sang ibu ingin segera punya cucu sebelum meninggalkan dunia ini. Begitu dramatisnya sang ibu,, agar dia luluh dengan permintaannya.

Alex tidak bisa membohongi hatinya, pikirannya ingin segera melupakan cinta masa lalunya tetapi hatinya belum rela seseorang yang dia cintai memilih orang lain. Dia terlalu mencintai wanita itu terlalu dalam, dan inilah balasan yang didapatkannya hatinya hancur, kecewa, terluka.

"Ting" pintu lift terbuka. Mereka segera menuju ruangan Alex yang berada dilantai teratas gedung D.G.

Setelah memasuki ruangan Alex

"Kau sudah mencari asisten untuk membantumu? Fokus kita saat ini akan terbagi. Ada yang berniat curang diorganisasi."

Alex menuju meja kerjanya dan langsung bertanya pada Leon, mengingat organisasi yang selama ini dibangun dengan susah payah ingin di hancurkan oleh orang-orang yang ingin mengambil kekuasaannya.

Ruangan Alex kedap suara, jadi mereka kadang mendiskusikan masalah organisasi mafia Alex di ruangan itu.

Leon bukan hanya seorang sahabat dan asisten bagi Alex. Tetapi dia adalah tangan kanan Alex baik dikantor maupun di organisasi gelap itu.

"Saya belum menemukan asisten yang cocok, semua yang mendaftar adalah wanita-wanita yang haus belaian." Leon menjawab sambil mencibir. Mengingat beberapa hari sebelumnya, saking antusiasnya wanita-wanita yang ingin menjadi asistennya, datang dengan pakaian-pakaian yang kurang bahan. Bahkan laki-laki yang ingin mendaftar diusir oleh wanita-wanita itu.

Ketampanan seorang Leon yang menjadi salah satu casanova dikantor D.G. merupakan hal yang patut diperhitungkan.

"Kau harus segera mencari, kau tau kan. Pekerjaanku sangat banyak dan saat ini kau tidak bisa 24 jam mengurusi perusahaan" Alex berbicara ketus sambil melihat laporan yang membumbung diatas mejanya. Mengingat pekerjaanya yang tidak pernah habis, dan pertemuan yang sudah direncanakan sang ibu. Membuat kepalanya pusing.

"Ck..iya..iya.., kalau sudah kupilih, kau jangan protes." Leon menjawab tak kalah ketus. Kalau sudah begini dia tidak bisa membedakan antara atasan dan bawahan. Dia juga pusing memikirkan tugasnya yang semakin banyak dan mengatasi tuntutan pekerjaan diluar perusahaan yang ditugaskan Alex.

--Di ruangan lain yang berada di gedung perusahaan D.G--

"Tok tok" Ayra sudah berada didepan pintu DRH, dan langsung mengetuk pintu setelah melakukan ritual tarik napas dan membuang napas untuk menghilangkan keguguppannya.

"Masuk" suara seseorang menyuruh Ayra untuk masuk keruangan tersebut.

Ayra masuk dan tersenyum canggung melihat seorang laki-laki kisaran umur 50 tahun sedang duduk memegang berkas ditangannya sambil melihat kearah Ayra masuk.

Ayra tersenyum canggung.
"Selamat pagi pak, saya Ayra Pramudya R. Saya salah satu pelamar yang diterima sebagai customer service officer pak.

Pak suryo sebagai kepala DRH tersenyum sambil menyuruh Ayra duduk.

"Saya sudah membaca CV anda, anda merupakan salah satu kandidat terbaik yang kami butuhkan. Mari, saya akan mengantar ke..."
Belum selesai Pak Suryo berbicara, pintu ruangan DRH dibuka secara kasar dari luar.

Pak Suryo dan Ayra langsung menoleh ke sumber suara.

Mencintai sang TOKOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang