Bab 10

4.9K 173 2
                                    

"ekhm...."
"Mom,, dad.. ayra mau ngomong sesuatu"

Ayra sudah duduk dengan tegak, mencoba tenang agar tidak gugup saat ingin menyampaikan sesuatu yang telah direncakanannya, sejak dia masuk kedalam kamar mandi sampai selsai bersiap2 untuk turun sarapan, ayra sudah menyusun kata2 yang tepat agar semuanya sesuai dengan rencananya.

Atensi semua orang melihat kearah ayra saat ini. Sambil menunggu apa yang akan disampaikan ayra selanjutnya, semuanya sudah selesai dengan sarapan paginya. Sesuai dengan keinginan ayra, dia ingin berbicara setelah semua selesai sarapan pagi. Takutnya, jika dia salah berucap maka piring, atau sendok, atau air yang digelas yang akan menghampirinya.

"Ayra, akan berangkat ke negara B". Ucap ayra to the point.

"Uhuk.. uhuk..uhuk..." Mama nadia yang sedang minum dan mendengar ucapan sang anak, langsung terbatuk2 karena terkejut mendengar ucapan ayra.

Dady Rezaldi dan Alka langsung fokus menatap ke arah ayra. Lalu  kedua lelaki itu beralih untuk melihat sang istri dan sang mommy.

Ayra yang ditatap seperti itu, tidak menghiraukannya, malahan dia segera bangkit dan mendekati sang ibu untuk mengelus punggung belakangnya untuk meredakan batuk, akibat keselek air. 

Ayra merasa sedih jika melihat mama nadia yang seperti itu. Mengingatkan dia pada mama Retno. Ibu kandung amy di tubuhnya yang dulu.

"Pelan2 mom,," (Ayra/Rezaldi/Alka)

Setelah meminum air kembali dan meredakan batuknya, mama Nadia mengalihkan pandangannya terhadap anak gadisnya Ayra.

"Kok cepat banget sih sayang, PPL kamu kan nanti 2 minggu lagi, kamu juga baru sembuh nak.." nadia berbicara sambil menghadap dan memegang tangan ayra, dengan mata berkaca2. Karena anak gadisnya ini memang tidak pernah pergi dan tinggal sendiri di negara orang tanpa pengawasannya. Tapi karna hal ini sudah dibicarakan baik2 oleh suami istri itu, maka mama nadia harus rela membiarkan anaknya pergi merantau. Begitulah kasih sayang sang ibu untuk anaknya.

"Mom, sudahlah. Ayo kita dukung adek, jangan seolah2 kita melarang dia untuk menyelesaikan kuliahnya. Atau mommy langsung mau nikahkan ayra, hmm? Supaya dia nggak jauh2 pergi ke negara lain." Tuan besar Rezaldi sedang membujuk sang istri agar tidak sedih dan menghambat kepergian ayra untuk menyelesaikan kuliahnya.

Dan sebenarnya itu hanya akal2an sang suami agar istrinya langsung menyetujui permintaan anaknya. Mana mau dia langsung nikahkan anaknya begitu saja tanpa lihat bibit, bebet dan bobotnya.

Ayra yang mendengar ucapan sang daddy melotot,, "Enak aja gue langsung main nikah2an. Jangan sampe calon suami gue ngak sesuai tipe gue. Awas aja daad. Ayra membatin sambil menggeram jengkel karena ulah sang dady.

Belum sempat ayra bersuara,, mama nadia dan alka langsung cepat bersuara dengan lantang.

"Nggak..." (Alka)

"No..." (Mama Nadia)

Dua orang berbeda generasi dan jenis kelamin langsung berteriak sambil memelototi sang kepala keluarga. "Enak aja, langsung main nikah. Emang calon mantu/calon adik ipar mereka, kayak sembako apa. Kalau suka langsung tunjuk" begitulah batin keduanya.

Ayra yang mendengar penolakan itu, sangat senang. Tapi tiba2 dia menjadi sedih. "Waah.. bisa susah jodoh gue, kalau modelnya kayak gini. Ra.. posesif banget keluarga loe Ra.." amy aka ayra membatin dan memanggil nama dari pemilik tubuh yang ditempatinya sampai saat ini.

Setelah acara perdebatan keempat orang di meja makan dan dimenangkan oleh Ayra dengan syarat dia harus membawa bi sumi ke negara B. Mumpung kampung halaman  bi sumi ada di negara B. Cuman karena anak2 bi sumi sudah mulai berkeluarga, bi sumi mencari pekerjaan dan bertemu dengan keluarga Rezaldi sehingga bi sumi lebih memilih ikut keluarga Rezaldi dari pada duduk2 dikampung tanpa penghasilan.

Sesuai dengan apa yang sudah direncanakan ayra, untungnya dia berhasil memboyong bi sumi ke negara B. Sebenarnya mama nadia lah yang akan menemani ayra di negara B, tapi karena tuan besar Rezaldi langsung ngambek karena sang istri akan pergi jauh. Hal itu membuat ayra sangat bersyukur, jika tidak. Habis sudah rencananya untuk mencari tau rahasia perpindahan jiwanya. Sehingga ayra dengan cepat menyarankan bi sumi lah yang akan menemani dia selama di negara B. Sekalian bi sumi liburan dan pulang kampung. Dengan cepat ayra menyarankan itu, sebelum alka, sang kakak mengajukan diri untuk menemaninya.

Noo.. dia tidak mau itu. Bagaimana mau cari jodoh disana jika akan terkurung dalam vila.

Yap,, selama perdebatan itu, tuan Rezaldi menyarankan Ayra untuk tinggal di vila milik keluarga Rezaldi.

Waah... Sekaya apa ya keluarga Rezaldi ini. (Author)

Ayra yang mendengarkan saran sang dady langsung menyela dengan cepat. "Dad, gimana ayra mau sukses, jika mau coba magang aja tinggalnya di vila. Dady ngaco ya. Mending ayra tinggal di apartemen saja. Awas aja apartemennya yang bintang 5. Carikan aja apartemen biasa untuk para pekerja kantoran"

"Betul tuh dad, masa ayra disuruh tinggal di vila..! Alka berseru untuk menghentikan keinginan dari dadynya.

"Ya ya ya.. betul tuh" belum sempat kalimat sayang terlontar dari bibir ayra untuk sang kakak, Ekspektasinya seperti menghantam bumi, karena kalimat lanjutan dari kakaknya.

"Masa alka dulu langsung di suruh tinggal di kos2an, ngak disarankan tinggal di vila atau apartemen. Ahh.. dady mah pilih kasih"

"Heeh..dikiraiin karena takut kenapa2, ternyata karena tempat tinggal yang jauh beda, dasar kakak sebleng." Itulah yang dipikirkan ayra, sambil mendengus.

"Hehehe..  adek manis, jangan marah yaah. Kakak bercanda kok. Sambil mengelus kepala sang adik.

¶¶¶

Mencintai sang TOKOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang