Bab 11

4.1K 126 0
                                    

Karena lelah melihat perdebatan suami dan anak2nya, mama nadia langsung bertanya.

"Kapan kamu berangkatnya sayang?" Sambil mengelus tangan sang putri.

"Rencananya minggu depan mom." Balas ayra sambil menggenggam tangan ibunya.

"Huft.. baiklah. Mommy izinkan. Tapi kalau sudah disana sering2 hubungi mommy ya, jangan bandel, cepat selesaikan magangnya, mommy nanti minta tolong sama bi sumi temenin kamu" (mama Nadia).

"Iya mom, ayra janji bakal selalu telpon mommy."

"Aku saja mom yang temani adek disana?" Alka menyela dan mendapat jeweran dari tuan Rezaldi.

"Kamu itu harus disini, bantu dady tangani perusahaan. Jangan kabur dari tanggung jawab." (Rezaldi)

"Ii-iya dad..,, moomm.. tolongin Al." Al berjinjit untuk mengurangi rasa nyeri di kupingnya akibat jeweran sang dady, dan menampilkan pupy eyes sama sang momy. Jika orang lain yang melihatnya akan terpesona dengan tingkah Al. Tapi tidak dengan sang mommy, apa lagi ayra. Mereka buerdua hanya memutar mata dengan malas.

Setelah perdebatan dimeja makan sejak tadi. Dia mengetahui kakaknya ini tipe brother kompleks, dan jahilnya bukan main. Jika tidak bisa membalas saat ini, tunggu saja kedepan.

"Sudah.. sudah.., kalian ini mengganggu saja. Duduk". Titah sang momy tak bisa dibantah.

Kedua pria itu langsung duduk ditempatnya masing2, takut kena amukan maung.

"Bi suum..bi...?" (Mama nadia)

Bibi sumi datang dengan tergesa2 menjawab panggilan sang nyonya.

"Iya nyonya.."

Mama nadia berdiri menghampiri bi sumi, dan memegang kedua bahu bi sumi.

Bu sumi sudah dianggap keluarga sama keluarga besar Rezaldi. Cuman bi sumi merasa tidak enak dengan hal tersebut, takut besar kepala jadi dia sangat menghormati anggota keluarganya yang baru dengan menyebut mereka nyonya, tuan besar, tuan muda dan nona muda.

"Bi,, ayra bentar lagi akan ke negara B. Bibi temani ayra selama disana ya, tolong jaga dan awasi putri saya. Saya takut terjadi apa2 disana tanpa pengawasan kami. Sekalian bibi pergi berlibur di kampung halaman bibi" Mama nadia memberi perintah kepada bi sumi untuk menemani anaknya yang akan merantau, dengan mata berkaca2.

"Iya nyonya.. jangan khawatir, saya akan menemani nona ayra" bu sumi meyakinkan nyonya majikannya sambil mengelus tangan yang ada di pundaknya.

Bi sumi paham dengan apa yang dirasakan sang majikan. Karena dia juga seorang ibu, jadi tau apa yang di khawatirkan sang nyonya.

---

Setelah acara minta restu yang lumayan apik. Akhirnya hari ini ayra berangkat ke negara B bersama bi sumi.

Mereka hanya pergi berdua. Sebenarnya tuan Rezaldi ingin menambah satu bodygard, tapi sudah dimarahi habis2an sama anaknya.

Bisa2 mati muda dia, kalau sedikit2 dipantau, tanpa ada privasi. Itulah batin ayra, saat dadynya ingin menambah rombongan keberangkatan mereka.

Keberangkatan ayra dan bi sumi ditemani oleh mommy, dady dan alka sampai di bandara. Sebenarnya mommy nadia sangat berat jika anaknya pergi ke negara B. Rumah akan sunyi, apa lagi bi sumi juga ikut.

Raut wajah sang mommy sudah sendu sejak mereka tiba di bandara. Sang suami selalu menguatkan sang istri dengan memeluk dari samping.

"Sudah ya mom,, jangan sedih. Nanti ayra juga ngak tenang perginya." (Rezaldi)

"Iya mom,, nanti kita sering2 jenguk adek ke negara B kalau momy kangen." Alka juga ikut menenangkan sang mommy.

"Iya mom, jangan sedih hmm, ayra nggak akan tinggal selamanya kok di negara B" ayra juga ikut menenangkan sang ibu. Mata ayra juga sudah berkaca2 sejak berbincang2 dengan mommynya selama tiba di bandara. Tapi dia berusaha agar tidak menangis, supaya ibunya juga tenang.

"Apa ini perasaan ayra yang asli ya,, gue mau nangis nih.. tahan.. tahan.." batin ayra.

Bi sumi hanya melihat adegan perpisahan antara keluarga Rezaldi, sebenarnya bibi juga sedih melihat nyonya majikannya seperti tidak rela membiarkan anaknya sendirian di negara orang.

"Iya,, iya,, mommy nggak sedih."

"Sini sayang..." Sambil menarik tangan ayra untuk memeluk anaknya dengan sayang.

Tuan rezaldi dan alka juga ikut memeluk kedua permata mereka.

Bi sumi terharu, melihat pemandangan didepan matanya.

---

Setelah acara perpisahan dibandara, bi sumi dan ayra sudah duduk tenang didalam pesawat, menunggu pesawat take off menuju negara B.

Untungnya didunianya dulu ayra sudah pernah naik pesawat sekali jadi tidak malu2in bi sumi.

Akhirnya pesawat yang mereka tumpangi sudah take off.

"Selamat tinggal negara A, selamat datang negara B."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mencintai sang TOKOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang