Bab 25

3.3K 159 8
                                    

Sebelum menuju perusahaan D.G Group.

Ayra dan Alex menyempatkan makan siang disalah satu restoran langganan Alex yang juga milik keluarga Gileos.

Mereka memasuki restoran "D.I" dan langsung disambut oleh manajer restoran tersebut.

Melihat bos mereka akan makan siang ditempat itu, manajer restoran langsung mengarahkan Alex dan Ayra menuju ke ruangan VIP, dimana posisi mereka saat ini tepat dilantai 2 disamping kaca yang langsung mengahadap ke arah taman dengan desain khusus untuk memperindah pemandangan restoran.

Setelah duduk, Alex dan Ayra segera memesan dan menunggu. Alex yang sibuk dengan handphonenya sedangkan Ayra sibuk memandangi taman restoran tersebut.

"Emm.. tuan, bolehkah saya bertanya?" Ayra sedikit ragu untuk bertanya kepada Alex, karena bosnya itu irit sekali berbicara.

"...." Alex hanya mengalihkan pandangannya ke arah Ayra sambil mengangkat sebelah alisnya. Seperti mengatakan "Apa?"

Ayra langsung paham melihat tatapan Alex.

"Apakah pak Naren sahabat tuan? Saya melihat interaksi tuan dan pak Naren tidak seperti antara rekan bisnis yang normal." Ayra harus memastikan siapa orang-orang yang dekat dengan Alex. Dia harus mencari informasi sebanyak-banyaknya, khususnya tentang pemeran protagonisnya.

Alex mengernyit mendengar pertanyaan Ayra. Kalimatnya yang mengatakan "rekan bisnis yang tidak normal" sangat mengganggu pendengarannya.

"Mmm, pertanyaan saya bukan makna yang negatif loh tuan". Ayra melambaikan kedua tangannya dan cepat-cepat meluruskan kalimatnya sebelum Alex salah paham.

"Iya, dia sahabat saya. Lebih tepatnya dia adalah sahabat saya sejak kuliah". Alex menjawab sambil melihat kembali kearah handphonenya.

"Ooo..." Ayra mendengar sambil menganggukkan kepalanya berulang kali.

"Kalau pak Leon?" (Ayra)

"Dia juga sahabat saya, tapi sejak lama. Saya juga sudah lupa." (Alex)

Ayra sudah tahu kalau Leon adalah sahabat rasa saudara bagi Alex lewat novel yang dibacanya.

Ayra masih bingung. Di novel, Naren tidak pernah diceritakan sebagai sahabat Alex. Apakah ada yang salah dari naskah penulis novel itu, atau ada yang dilupakan oleh Ayra. Ayra pusing mengingat kembali alur cerita novel itu.

Ayra ingin bertanya kembali, tapi dicegat oleh Alex

"Ck,, jangan banyak bertanya. Cepat habiskan makanannya. Kita harus segera kembali ke kantor" Alex memotong pembicaraan mereka saat makanan telah dihidangkan.

"Iya pak,,"

Ayra cepat-cepat menyahut, karena memang dia sudah merasa lapar. Pagi tadi sebelum keperusahaan Naren dia hanya sarapan sereal diapartemennya. Kebab, kentang goreng, boba yang dibelikan oleh bosnya sebagai penganjal sementara. Jadi wajar saat masuk jam makan siang, dia sudah kelaparan.

Ayra segera melahap makanan yang ada dihadapannya diikuti oleh Alex.

Alex sengaja mencegat Ayra yang ingin menanyakan sesuatu, melihat Ayra yang sudah akan membuka bibir dan ingin memberikan pertanyaan baru untuknya.

Jika dia terus meladeni pertanyaan tak berbobotnya itu, mereka bisa kembali kekantor jam 3 sore. Sedangkan pertemuan dengan kolega bisnis dari negara A sudah dijadwalkan jam 2 siang ini.

Alex berpikir, sekretarisnya ini sungguh cerewet, tingkat kekepoannya tinggi. Tapi dialihkan sedikit dengan makanan, semuanya buyar.

"Dasar maniak" Alex membatin, sambil sedikit mengalihkan pandangannya ke arah Ayra yang sedang makan dengan lahap.

Mencintai sang TOKOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang