Bab 16

4K 146 0
                                    

Pagi ini, ayra sudah bersiap dengan pakaian kantornya untuk menjalankan magang di perusahaan C.G Corp.

Dia memakai rok, 5 cm dbawah lutut, memakai kemeja kotak2 yang dikancingnya sampai bagian atas baju itu. Dan memakai kacamata agak tebal yang menutupi sebagian wajahnya.

Ayra sengaja melakukan itu, karena dia takut dengan kecantikan yang dimiliki ayra yang asli, yang bisa membahayakan keselamatannya selama bekerja. Dia sudah mendapat wejangan dari ibunya sebelum berpisah, karena takut anak perempuannya menjadi korban pelecehan seksual di negara orang, dan satu hal yang membuat ayra melakukan itu karena dia tidak akan bisa konsen bekerja jika banyak yang akan meliriknya (jangan terlalu pd kalau kamu cantik banget ayra,, padahalnyakan memang begitu kenyataannya. Heheheh)

---

Ayra keluar dari kamar sambil menyapa bi sumi.

"Pagi, bu sum.." dengan cengirannya ayra menyapa.

Bu sum yang di sapa, sontak menoleh dan kaget dengan cara berpakaian nonanya itu. Karna tidak fokus, bi sumi hampir menjatuhkan gelas yang dipegangnya. Untung ayra bergerak cepat.

"Bu.. ibu ngak apa-apa?"ayra bertanya denhan cemas.

"Ngak,, bu sum hanya kaget saja. Kenapa nak ayra berpakaian seperti ini?"

"Aku sengaja melakukan ini bu,, dan ayra merasa nyaman aja kalau berpakaian seperti ini" Ayra refleks melihat kembali penampilannya sambil nyengir memperlihatkan lesung pipi sebelah kanannya dan segera memperbaiki penampilannya kembali.

"Ya udah, nak ayra segera sarapan. Nanti bu sum hubungi pa supri untuk mengantar nona"

"Nggak usah bu sum, ayra mau ke kantor sendiri. Ayra mau mandiri bu sum. Apa jadinya, kalau pegawai magang datangnya pakai mobil alphard" Ayra menyerocos menghalau bu sumi untuk menghubungi pa supri sambil memakan roti dan meminum jus apelnya.

"Ya udah, ayra berangkat dulu ya bu suum..,Muach.." Ayra segera bergegas sambil mengambil slimbagnya dan cepat mencium pipi bu sum, dan segera keluar dari apartemennya. Dia harus sampai di kantor tepat jam 7.30. Sebagai pegawai magang yang baru, dia bertekad menunjukkan kedisplinan sebagai pegawai teladan.

Ayra ke kantornya yang baru dengan menaiki taxi online. Dia takut terlambat di awal hari pertamanya bekerja.

----
Kini ayra telah sampai di depan perusahaan D.G yang akan menjadi tempatnya bekerja.

Perasaan ayra campur aduk saat melihat perusahaan tersebut. Antara takut dan gugup. Tapi ayra tidak mempermasalahkan hal tersebut. Di dalam otaknya sudah tertanam. Pantang berhenti sebelum maju. Tempat ini hanya dunia fiksi.

"Huufftt... "Ayra membuang napasnya pelan, dan langsung memasuki area loby kantor.

Ayra langsung menuju ke area recepsionist untuk menanyakan dimana tempat melapornya pegawai magang yang baru.

"Ekhm... Permisii, maaf bu. Saya pegawai magang yang baru di D.G group, dimana ya tempat melapor bagian manajemen pemasaran?" Ayra bertanya kikuk ke recepsionis kantor sambil memperbaiki kacamatanya yang melorot, sambil menilai penampilan recepsionis yang bodynya seperti model dengan polesan makeup yang natural menghiasai wajah babyfacenya.

"Gemoinyaa..Aku tidak salah masuk kantor kan?" Ayra bertanya dalam hati

Recepsionis itu memandang ayra dari atas ke bawah, sambil ikut menilai penampilan pegawai baru yang menurut pengamatannya penampilannya lumayan nyentrik.
Baju kotak², rok di bawah lutut, kacamata bulat besar, rambut berponi di ikat ekor kuda. Berbeda dengan pegawai² magang sebelumnya yang pakaiannya sedikit terbuka, dan memamerkan bagian² yang tidak sepatutnya dilakukan di kantor.

Hal tersebut bukanlah suatu hal baru, mengingat pegawai-pegawai tersebut berniat untuk menggaet bos perusahaan ini ataupun asistennya yang memang benar-benar goodloking.

"Iya,, mba atas nama Ayra Pramudya R. pegawai magang yang baru di bagian pemasaran, ya? (Nana sang recepsionis)

"Iya" (Ayra)

"Anda tinggal naik ke lantai 5, lewat lift di depan yang sebelah kiri, ruang manajer pemasaran ada di lantai 5. Di pintu ruangan sudah tertulis" (Nana membalas sambil tersenyum sopan)

"Iya,, terimakasih mba....??" Aura ingin membalas sambil tersenyum kikuk karna sulit membaca nametag Nana di baju seragamnya.

"Nana.." Nana menyebutkan namanya sambil tersenyum kepada ayra.

"Haa.. iya,, terimakasih mba nana" ayra tersenyum lalu melenggang pergi menuju lift yang sudah ditunjukkan Nana.

"Aku pikir, recepsionisnya kayak tante² makeup menor, seperti novel² yang sering ku baca. Ternyata baik, dan sopan juga" Ayra membatin, sambil menunggu lift terbuka dan dia masuk menuju lantai 5 perusahaan D.G group.

Saat ayra sudah masuk didalam lift, pemimpin perusahaan D.G groub serta asisten kepercayaannya tiba di depan perusahaanya. Bagai aktor-aktor mafia, siluet dan seperti slow motion mereka bagaikan aktris yang menjadi santapan pagi, bagi mata para karyawan di pagi hari.

Semua karyawan yang bertemu langsung menyapa dan menunduk sopan kepada bos yang memimpin perusahaan tempat mereka bekerja.

Bos dan asisten yang menjadi tangan kanannya selama ini, memasuki lift sebelah kanan, yang merupakan lift yang selalu digunakan oleh petinggi perusahaan maupun tamu2 penting bagi perusahaan tersebut.

Didalam lift--

"Apa jadwalku hari ini?" Alex bertanya pada Leon yang berdiri di sampingnya.

Mencintai sang TOKOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang