Prolog

83.5K 698 5
                                    

Sepasang suami istri yang tengah merayakan anniversary pernikahan, berdiri bersama di dermaga sembari menikmati matahari yang akan segera tenggelam. Suara deburan ombak mengisi keheningan antara mereka. Hembusan angin membuat rambut mereka berkibas. Mereka sangat menikmati kedamaian saat ini.

"Xavier, selama pernikahan kita, aku selalu dibayangi sesuatu yang selama ini menjadi rahasia besarku." Kelimat itu membuat pria bernama Xavier menoleh. Dia menatap sang istri dengan sorot mata penuh rasa penasaran.

"Rahasia besar?"

"Iya. Hari ini aku berniat untuk menceritakan semuanya padamu. Tapi, aku kembali takut saat menikmati waktu kita seharian ini."

"Hey, jangan takut. Kau akan menceritakan kejujuran, Grace. Aku justru senang. Jadi, kau tidak perlu menyimpan rahasia lagi."

"Um, tapi itu sesuatu yang rumit dan mungkin akan berdampak pada pernikahan kita."

"Aku mencintaimu. Apapun rahasiamu, aku tetap akan bersamamu. Jadi, ceritakanlah. Jangan kau pendam terus. Itu tidak baik untuk kesehatan mentalmu." Xavier menenangkan istrinya. Grace menarik nafas.

"Dulu, aku melakukan seks dengan kakak kelasku saat camping. Lalu, beberapa bulan kemudian aku dinyatakan hamil. Aku memiliki anak, Xav. Tetapi, aku menyembunyikannya saat pergi ke kota." Xavier tampak kaget mendengar penjelasan sang istri. Namun, dia segera menormalkan perasaannya lagi.

"Lantas, dimana anakmu sekarang?"

"Dia bersama ibuku di desa."

"Kenapa kau tidak pernah bercerita sejak awal menikah, Grace? Bagaimana bisa kau membiarkan dia tetap di desa saat kau sudah menikah?"

"Aku takut, Xav. Aku takut kau tidak mau menerimanya."

"Hey, aku mencintaimu dan aku sudah seharusnya menerima semua apa yang kau miliki, tak terkecuali anak. Setelah pulang liburan, cepatlah bawa anakmu. Dia harus tinggal bersama kita. Sudah sepantasnya ia menerima kasih sayang dari kita."

"Kau yakin?"

"Yakin. Bukahkah ibumu sudah tua? Untuk datang ke acara pernikahan kita saja, dia tidak bisa."

"Baiklah, aku akan membawanya kesini. Lalu, ibuku bagaimana?"

"Kau tidak usah khawatir. Aku akan mengirim orang untuk merawatnya."

"Terima kasih, Xav. Kau benar-benar baik. Aku mencintaimu."

"Aku lebih mencintaimu."

Grace dan Xavier semakin mempererat pelukan. Meski baru saja menerima fakta yang begitu mengejutkan, Xavier masih bisa bersikap tenang dan tidak ambil pusing. Baginya, tidak baik menghakimi seseorang atas kejujurannya. Tidak semua orang bisa bertindak jujur. Sekarang, yang perlu ia pikirkan hanyalah tentang pernikahannya yang akan dilengkapi oleh anak Grace. Apakah dia mampu menjadi Ayah yang baik?

~~~

Hei hei heii....
Selamat datang di lapak baru.
Gimana sama deskripsi dan prolognya?
Sudah ada gambaran?
Semoga suka yaa. Ini ide cerita dah lama banget. Baru di up sekarang karena mood-nya baru sekarang wkwkwk.
Semoga suka dan sampai jumpa di part 1🤗

The Step-Dad ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang