TSD (15) : Almost

18.4K 342 9
                                    

Tinggalkan vote/komen bila sudi.
Happy reading.

~~~~~^^^~~~~~

Xavier membuka pakaian Bella dan mencium setiap bagian tubuh wanita itu. Mulutnya bermain-main di puting Bella yang sudah mengeras. Pria itu melumat, menyedot, dan mengigit kecil puting Bella. Tubuh Bella menggeliat geli. Desahannya tertahan oleh bekapan. Hingga tak lama, milik Bella mengeluarkan sedikit cairan. Xavier bisa mengetahuinya melalui ekspresi wajah dan respon tubuh wanita itu.

Bella terengah sembari menatap Xavier. Dia pikir, Xavier akan memasukinya. Ternyata, dugaannya salah. Pria itu memang memainkan miliknya. Tetapi, bukan menggunakan kejantanan. Xavier hanya memasukinya menggunakan tangan. Bella mengerang. Apakah Xavier sengaja bermain lambat? Apakah pria itu benar-benar ingin Martha melihat semuanya? Bella merasa ikut gila.

"Kenapa, Bell? Kau ingin milikku yang memasuki mu?" Xavier meledek sembari menggerakkan jarinya keluar masuk. Bella tidak menjawab. Ia malah mengadahkan wajahnya sembari membekap mulut. Tidak lama, tubuh Bella mengejang bersamaan dengan cairan orgasme yang mengalir membasahi jemari Xavier.

Xavier menarik Bella untuk turun dan membalik posisi gadis itu hingga memunggunginya. Bella berpegangan pada kabin dapur saat Xavier mulai memasukkan kejantanannya. Bella memekik saat Xavier mendorong dengan cepat dan keras. Mulutnya bahkan mengeluarkan desahan dan racauan ketika Xavier bergerak sangat agresif. Bella benar-benar kalut dalam gairah. Dia tidak memikirkan tentang suaranya yang mungkin akan terdengar. Xavier berhasil menguasainya.

"Oh My God," racau Bella. Dia tidak bisa berbohong bahwa bercinta dengan Xavier itu sangat nikmat. Xavier sangat paham tentang bagaimana cara untuk membuatnya sangat mabuk.

"I'm cumming," pekik Bella.

"Tahan dulu, sweetie. Kita keluar bersama," ucap Xavier sembari menambah tempo gerakannya. Bella menggelengkan kepala dengan mata terpejam. Tubuhnya lantas mengejang bersamaan dengan perutnya yang menghangat.

Tubuh Bella langsung terkulai lemas di lantai saat Xavier mencabut miliknya dengan cepat. Nafasnya sangat memburu. Ia mendongak untuk melihat Xavier. Belum sempat mengatakan apapun, Xavier kembali menariknya untuk berdiri. Xavier menciumnya dengan agresif. Bella membalasnya dengan kewalahan. Energinya terkuras banyak meski baru satu ronde.

"Can I take a rest for a while?" Tanya Bella dengan suara lemah. Xavier menggelengkan kepala.

Xavier mengangkat satu kaki Bella dan kembali memasukkan kejantanannya. Ia menyetubuhi Bella dalam keadaan berdiri. Bella menumpukkan satu tangannya pada kabin dapur dan satu tangannya yang lain merangkul tengkuk Xavier. Desahannya kembali terdengar saat Xavier kembali bergerak. Kali ini, Xavier sengaja melakukannya dengan tempo yang lambat. Ia ingin melihat ekspresi wajah Bella.

"Please, Xav," erang Bella dengan wajah frustasi.

"Please for what, sweetie?" Tanya Xavier dengan nada menggoda.

"Ini terlalu pelan, Xav," ucap Bella dengan susah payah. Xavier menarik sudut bibirnya sebelum menambah tempo gerakannya menjadi sedang.

"Menikmatinya, hum?" Tanya Xavier dengan nada meledek. Pipi Bella memanas.

Xavier kembali mencium Bella. Tangan Bella yang berada di kabin dapur berpindah. Kini Bella melingkarkan kedua tangannya pada leher Xavier. Dia membalas ciuman Xavier dengan agresif. Hingga tiba-tiba, Bella mengakhiri ciuman. Dia memejamkan mata sejenak dengan jantung yang berpacu cepat. Dia berusaha menahan desahan dengan mengigit bibir bawahnya. Xavier yang merasakan perubahan pada Bella mendadak berhenti bergerak.

"Kenapa, Bell?" Tanya Xavier. Bella melihat ke arah pintu dapur dengan jantung yang semakin berpacu cepat.

"Aku merasa, Nenek akan kesini," ucap Bella. Xavier sedikit kaget.

The Step-Dad ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang