TSD (05) : Terjebak

44.2K 564 15
                                    

Tinggalkan vote/komen bila sudi.
Happy reading.

•••••^^^•••••

Memasuki liburan musim panas, Xavier dan Grace mulai bekerja di rumah. Ya, mereka tetap produktif. Bella yang biasanya sibuk dengan kegiatan pedesaan saat liburan pun merasa bosan. Menurutnya, Grace dan Xavier sangat kaku. Bagaimana bisa dua manusia kaya itu tidak menghabiskan uang untuk liburan?

"Bell," panggil Xavier ketika Bella tengah mengambil sesuatu dari kulkas. Dia pun berdiri dan membalikkan badan. Dia terkejut ketika Xavier merengkuh pinggangnya serta menarik tubuhnya ke pelukan pria itu.

"Kau baru bangun?" Tanya Xavier sembari merapikan rambut Bella yang terlihat berantakan. Bella menganggukkan kepalanya. Xavier tersenyum manis sebelum mengecup bibir Bella sekilas. Tentu saja, Bella sangat kaget.

"Kau gila?! Mom ada di rumah. Bagaimana kalau dia melihat?" Lirih Bella, namun penuh penekanan. Xavier terkekeh pelan.

"Dia tidak akan bangun sepagi ini, Bell. Apalagi, aku sudah bercinta dengannya semalaman setelah selesai melakukan pekerjaan. Dia tengah tertidur pulas saat ini," ucap Xavier sebelum mengecupi leher Bella yang terekspos.

"Bercinta? Seks? Apakah keduanya berbeda?" Bella membatin.

"Maaf, Uncle. Aku harus mandi," ucap Bella sembari mendorong Xavier pelan.

"Kau belum mandi? Bagaimana kalau kita mandi bersama?"

"Itu adalah hal yang sangat gila. Aku tidak mau," ucap Bella. Dia membawa sebungkus sereal dan satu gelas susu sembari meninggalkan Xavier. Merasa dicueki, Xavier menyusul Bella. Dia menghadang gadis itu dengan tatapan mengintimidasi.

"Kenapa kau bersikap dingin setelah malam itu, Bell? Bukankah seharusnya hubungan kita semakin dekat?" Tanya Xavier. Bella menghela nafas.

"Malam itu adalah sebuah kesalahan. Kedekatan kita hanya akan membuat hubunganmu dengan Mom merenggang," ucap Bella sebelum melanjutkan langkahnya. Xavier mengepalkan tangan dan matanya menyipit. Bella kembali seperti orang asing setelah malam itu. Dia pikir, Bella akan tetap seperti hari itu.

"Kau sudah memulai sebuah permainan denganku, Bell. Jadi, aku tidak akan semudah itu melepaskanmu. Permainan itu hanya akan berakhir setelah aku tidak menginginkannya lagi," gumam Xavier sembari menampilkan senyum miringnya.

Di tempat lain, Bella tengah duduk sembari memeluk lututnya sendiri. Tubuhnya dibiarkan basah terguyur air dari shower. Dia melamun dengan pandangan mata lurus ke arah tembok. Dia kembali mengingat malam dimana Xavier mengambil keperawanannya.

"Kau sungguh gila, Bella. Bagaimana bisa kau tidak menolak? Kenapa kau juga baru menyesalinya? Apakah kau sudah tidak waras? Kau telah berhubungan dengan suami ibumu sendiri," racau Bella sembari menundukkan kepalanya. Entah mengapa, dia merasa takut. Ia takut apa yang telah terjadi akan membuat sebuah kehancuran. Entah itu kehancuran Ibunya, atau dirinya sendiri.

***

Bella duduk di salah satu kursi ruang makan. Dia memperhatikan Grace dan Xavier yang sedang memasak bersama. Mereka terlihat sangat romantis dan seperti pasangan muda yang tengah dimabuk cinta. Bella tersenyum tipis. Grace sangat bahagia meskipun masa lalunya bisa dibilang suram. Xavier seperti matahari di kehidupan ibunya.

"Cobalah masakanku, sayang," ucap Grace sembari menyodorkan sesendok makanan. Xavier meniup makanan itu sebelum melahapnya.

"Wah, enak sekali. Kau memang hebat, sayang," puji Xavier sebelum mengecup bibir Grace. Mereka terkekeh bersama.

The Step-Dad ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang